Kisah Sa'ad bin Abi Waqqash, Sahabat Nabi yang Membawa Islam ke Tiongkok

Sahabat Nabi Muhammad SAW, Sa'ad bin Abi Waqqash, dikenal karena keberaniannya dalam perang dan perannya dalam menyebarkan Islam hingga ke Tiongkok, meninggalkan warisan Masjid Huaisheng di Guangzhou.

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 23 Mar 2025, 17:15 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2025, 17:15 WIB
Ilustrasi hijrah (Istimewa)
Ilustrasi hijrah (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sahabat Nabi Muhammad SAW selalu menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam. Keteguhan iman, pengorbanan, dan dedikasi mereka dalam menyebarkan Islam patut kita teladani. Di antara para sahabat yang mulia tersebut, Sa'ad bin Abi Waqqash memiliki tempat istimewa. Bukan hanya karena keimanan dan keberaniannya dalam medan perang, tetapi juga karena perannya yang signifikan dalam memperluas dakwah Islam hingga ke negeri Tiongkok.

Kisah Sa'ad bin Abi Waqqash merupakan bukti nyata bagaimana semangat dakwah dapat menembus batas geografis dan budaya. Perjuangannya dalam menyebarkan Islam di Tiongkok, yang kala itu merupakan negeri yang jauh dan berbeda budaya, menunjukkan keteguhan iman dan kebijaksanaan yang luar biasa. Warisan yang ditinggalkannya hingga kini masih dapat disaksikan, menjadi bukti nyata dari dedikasi dan pengorbanannya.

Melalui artikel ini, kita akan mengkaji lebih dalam kehidupan Sa'ad bin Abi Waqqash, mulai dari masa mudanya hingga perannya dalam sejarah Islam. Kita akan melihat bagaimana ia menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, serta nilai-nilai luhur apa yang dapat kita petik dari kisah hidupnya yang inspiratif. Semoga kisah ini dapat menjadi motivasi bagi kita untuk senantiasa berjuang dalam jalan Allah SWT.

Dengan mempelajari kisah Sa'ad bin Abi Waqqash, kita dapat memahami lebih dalam tentang semangat dakwah Islam yang universal dan toleran. Ia menunjukkan bagaimana Islam dapat beradaptasi dengan budaya lokal tanpa mengorbankan nilai-nilai inti ajarannya. Simak kisah selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (17/3/2024).

Promosi 1

Siapa Sa'ad bin Abi Waqqash?

Sa'ad bin Abi Waqqas, nama lengkapnya Sa'ad bin Abi Waqqas bin Wuhayb al-Zuhri, lahir di Mekkah sekitar tahun 595 M. Ia berasal dari keluarga terpandang Bani Zuhrah, salah satu cabang dari suku Quraisy. Hubungan kekerabatannya dengan Nabi Muhammad SAW melalui garis ibu memperkuat ikatan dan kedekatannya dengan Rasulullah.

Pada usia yang masih sangat muda, 17 tahun, Sa'ad telah memeluk Islam. Keputusan ini menunjukkan keteguhan iman dan keberaniannya yang luar biasa, mengingat saat itu Islam masih menghadapi banyak tantangan dan penentangan di Mekkah. Ia termasuk di antara orang-orang pertama yang masuk Islam dan menjadi bagian dari generasi awal yang membangun pondasi agama ini.

Keistimewaan Sa'ad bin Abi Waqqas tidak hanya terletak pada keimanannya yang teguh. Nabi Muhammad SAW sendiri telah memberikan kabar gembira kepadanya bahwa ia akan masuk surga. Beliau termasuk dalam sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, sebuah kehormatan yang sangat tinggi dan menunjukkan kedekatannya dengan Rasulullah.

  • Latar belakang dan hubungan kekerabatan dengan Nabi Muhammad SAW
  • Masuk Islam pada usia muda (17 tahun)
  • Salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga
  • Keistimewaan dan keutamaan Sa'ad bin Abi Waqqash
  • Pemanah pertama dan terkemuka dalam Islam

Selain keimanan dan keutamaan spiritualnya, Sa'ad juga dikenal sebagai seorang pemanah ulung. Ia bahkan disebut sebagai pemanah pertama dalam Islam, keahliannya sangat membantu dalam berbagai pertempuran di masa Nabi Muhammad SAW. Keberanian dan keahliannya dalam memanah sangat membantu melindungi Nabi Muhammad SAW dan pasukan muslim.

Peran dalam Perkembangan Islam di Era Awal

Ilustrasi hijrah (Istimewa)
Ilustrasi hijrah (Istimewa)... Selengkapnya

Sa'ad bin Abi Waqqash berpartisipasi hampir dalam semua peperangan bersama Nabi Muhammad SAW. Keberanian dan keahliannya dalam memanah menjadikannya aset berharga bagi pasukan Muslim. Ia menunjukkan keteguhan iman dan kesetiaannya kepada Rasulullah dalam berbagai pertempuran penting, termasuk Perang Badar dan Perang Uhud.

Dalam Perang Badar, Sa'ad menunjukkan kehebatannya sebagai pemanah. Doanya agar anak panahnya mengenai musuh dikabulkan Allah SWT. Keberhasilannya dalam pertempuran ini menjadikannya dikenal sebagai pemanah pertama dalam Islam. Kisah kepahlawanannya dalam Perang Uhud, di mana ia melindungi Nabi Muhammad SAW yang terluka, juga menjadi bukti keteguhan dan kesetiaannya.

Keistimewaan Sa'ad bin Abi Waqqash juga terlihat dari beberapa ayat Al-Qur'an yang turun sebagai jawaban atas doa dan situasi yang dialaminya. Kisah kesabarannya menghadapi ibunya yang masih musyrik, misalnya, menjadi sebab turunnya beberapa ayat Al-Qur'an yang mengajarkan tentang berbakti kepada orang tua.

  • Partisipasi dalam hampir semua peperangan bersama Nabi Muhammad
  • Kisah keistimewaan dalam Perang Badar, Uhud, dan peperangan lainnya
  • Menjadi sebab turunnya beberapa ayat Al-Qur'an
  • Kontribusi sebagai panglima perang di era Khulafaur Rasyidin
  • Kemenangan melawan Kekaisaran Persia dalam Perang Kadisiah

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Sa'ad bin Abi Waqqash terus berperan penting dalam perkembangan Islam di era Khulafaur Rasyidin. Ia menunjukkan kepemimpinannya yang bijaksana sebagai panglima perang dan gubernur Kufah di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab. Kemenangannya yang gemilang dalam memimpin pasukan Muslim melawan Kekaisaran Persia dalam Perang Kadisiah merupakan bukti kepemimpinannya yang ulung.

Penyebaran Islam ke Tiongkok

Masjid Huaisheng di China
Masjid Huaisheng di China... Selengkapnya

Ada beberapa versi mengenai masuknya Islam ke Tiongkok yang melibatkan Sa'ad bin Abi Waqqash. Salah satu versi menyebutkan bahwa ia melakukan perjalanan ke Tiongkok sekitar tahun 616 M, sebelum menjabat sebagai utusan resmi.

Versi lain yang lebih populer menyebutkan bahwa Sa'ad bin Abi Waqqash melakukan perjalanan ke Tiongkok pada tahun 650 M sebagai utusan resmi Khalifah Utsman bin Affan. Kunjungan ini merupakan misi diplomatik sekaligus dakwah untuk memperkenalkan Islam ke negeri Tiongkok.

Kedatangan Sa'ad bin Abi Waqqash dan rombongannya disambut baik oleh Kaisar Dinasti Tang, baik Kaisar Yong Hui maupun Kao-Tsung, tergantung versi sejarah yang diacu. Kaisar menunjukkan toleransi dan menerima kehadiran mereka, bahkan mengizinkan pembangunan tempat ibadah.

  • Versi-versi masuknya Islam ke Tiongkok melalui Sa'ad bin Abi Waqqash
  • Kunjungan pertama ke Tiongkok sekitar tahun 616 M
  • Kunjungan kedua sebagai utusan Khalifah Utsman bin Affan tahun 650 M
  • Penerimaan oleh Kaisar Dinasti Tang (Kaisar Yong Hui/Kao-Tsung)
  • Pendirian Masjid Huaisheng (Masjid Guangta) di Guangzhou

Berkat kunjungan dan dakwah Sa'ad bin Abi Waqqash, sebuah masjid dibangun di Guangzhou, Tiongkok. Masjid ini, yang dikenal sebagai Masjid Huaisheng atau Masjid Guangta, menjadi masjid tertua di Tiongkok dan hingga kini masih berdiri sebagai bukti sejarah penyebaran Islam di negeri tersebut.

Warisan Sa'ad bin Abi Waqqash di Tiongkok

Masjid Huaisheng di Distrik Yuexiu, Jalan Guangta No 56, Guangdong, Guangzhou.
Masjid Huaisheng di Distrik Yuexiu, Jalan Guangta No 56, Guangdong, Guangzhou. (Liputan6.com/Winda Nelfira)... Selengkapnya

Kompleks makam dan Masjid Huaisheng di Guangzhou menjadi bukti nyata warisan Sa'ad bin Abi Waqqash di Tiongkok. Masjid ini, yang dibangun lebih dari 1300 tahun yang lalu, masih berdiri kokoh hingga saat ini dan menjadi salah satu situs bersejarah Islam tertua di Tiongkok.

Masjid Huaisheng bukan hanya bangunan bersejarah, tetapi juga pusat pengembangan komunitas Muslim di Guangzhou. Keberadaan masjid ini menjadi saksi bisu atas perkembangan Islam di Tiongkok, yang dimulai sejak masa sahabat Nabi Muhammad SAW.

Pemerintah Tiongkok sendiri menunjukkan penghormatan terhadap situs bersejarah ini dengan memberikan perawatan dan perlindungan. Hal ini menunjukkan adanya toleransi dan penghargaan terhadap warisan budaya Islam di Tiongkok.

  • Kompleks makam dan Masjid Huaisheng di Guangzhou sebagai bukti sejarah
  • Masjid tertua di Tiongkok yang masih bertahan hingga saat ini
  • Perkembangan komunitas Muslim di Tiongkok sebagai dampak dakwahnya
  • Penghormatan pemerintah Tiongkok terhadap situs bersejarah Sa'ad bin Abi Waqqash
  • Kontroversi lokasi makam: antara Guangzhou dan Baqi' di Madinah

Meskipun terdapat kontroversi mengenai lokasi makam Sa'ad bin Abi Waqqash, apakah di Guangzhou atau di Baqi' di Madinah, perannya dalam memperkenalkan Islam ke Tiongkok tidak dapat dipungkiri. Ia telah meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi umat Islam di seluruh dunia.

Kepribadian dan Nilai yang Dapat Diteladani

Ilustrasi hijrah (Istimewa)
Ilustrasi hijrah (Istimewa)... Selengkapnya

Sa'ad bin Abi Waqqash dikenal karena keberanian dan keteguhannya dalam mempertahankan keyakinan. Ia tidak gentar menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam memperjuangkan agama Islam.

Sebagai seorang panglima perang, Sa'ad menunjukkan kebijaksanaan kepemimpinannya dalam berbagai pertempuran. Ia mampu memimpin pasukannya dengan bijak dan meraih kemenangan gemilang.

Ketekunan dan kesabaran Sa'ad dalam berdakwah di tanah asing patut diacungi jempol. Ia mampu beradaptasi dengan budaya lokal tanpa kehilangan identitas keislamannya.

  • Keberanian dan keteguhan dalam mempertahankan keyakinan
  • Kebijaksanaan kepemimpinan dalam berbagai pertempuran
  • Ketekunan dan kesabaran dalam berdakwah di tanah asing
  • Kemampuan beradaptasi dengan budaya lokal tanpa kehilangan identitas keislaman
  • Sikap netral dan bijaksana dalam menghadapi konflik internal umat Islam

Sikap netral dan bijaksana Sa'ad dalam menghadapi konflik internal umat Islam juga patut diteladani. Ia menunjukkan bagaimana pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan umat.

Pelajaran dari Dakwah Sa'ad bin Abi Waqqash di Tiongkok

20160523-Muslim-di-China-AFP
Mahasiswa China Hui Muslim saat Menghadiri kelas di Institut Islam di Yinchuan Ningxia, Provinsi Ningxia utara China (22/9/2015). Kampus ini merupakan lembaga pendidikan Islam Terbesar di China. (AFP PHOTO/GOH CHAI HIN)... Selengkapnya

Dakwah Sa'ad bin Abi Waqqash di Tiongkok mengajarkan kita pentingnya pendekatan dakwah yang menghormati budaya dan tradisi lokal. Ia menunjukkan bagaimana Islam dapat diterima dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yang berbeda budaya.

Sa'ad juga menunjukkan bagaimana mengutamakan perdamaian dan diplomasi dalam penyebaran agama. Ia mampu menjalin hubungan baik dengan Kaisar Dinasti Tang dan mendapatkan izin untuk berdakwah.

Pentingnya membangun tempat ibadah sebagai pusat pengembangan komunitas juga terlihat dari kisah Sa'ad. Masjid Huaisheng menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi komunitas Muslim di Guangzhou.

  • Pendekatan dakwah yang menghormati budaya dan tradisi lokal
  • Mengutamakan perdamaian dan diplomasi dalam penyebaran agama
  • Pentingnya membangun tempat ibadah sebagai pusat pengembangan komunitas
  • Meninggalkan jejak sejarah yang bisa dikenang generasi mendatang
  • Memperkenalkan Islam sebagai agama yang universal dan toleran

Sa'ad bin Abi Waqqash telah meninggalkan jejak sejarah yang bisa dikenang generasi mendatang. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi para da'i untuk senantiasa berjuang dalam menyebarkan Islam dengan cara yang bijak dan penuh toleransi.

Kisah Sa'ad bin Abi Waqqash merupakan teladan bagi kita semua. Semangat dakwahnya yang gigih, kebijaksanaannya dalam memimpin, dan keteguhan imannya patut kita teladani.

Mari kita renungkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kisah hidupnya. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan inspirasi dari perjalanan hidupnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berkontribusi dalam menyebarkan kebaikan dan ajaran Islam di dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya