Liputan6.com, Jakarta - Kisah humor khas KH ABdurrahman Wahid atau Gus Dur kembali hadir, kali ini tentang caranya ‘mempengaruhi’ sekaligus memprovokasi sahabatnya, Gus Mus, untuk bolos kuliah demi menonton bioskop. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1960-an, saat keduanya masih menempuh pendidikan tinggi.
Gus Mus, atau KH Ahmad Mustofa Bisri, dikenal sebagai seorang ulama dan budayawan yang memiliki banyak pengalaman berharga bersama KH Abdurrahman Wahid, yang kemudian menjadi Presiden ke-4 Indonesia. Dalam banyak kesempatan, Gus Mus kerap membagikan kisah-kisah unik bersama sahabatnya itu.
Salah satu cerita yang paling dikenang adalah bagaimana Gus Dur mengajak Gus Mus ‘membelot’ dari kelas dan justru berakhir di sebuah bioskop. Kisah ini menjadi bukti betapa cerdas dan jenaka cara berpikir Gus Dur sejak muda.
Advertisement
Kisah ini diungkap langsung oleh Gus Mus dalam sebuah tayangan video yang dikutip dari kanal YouTube @kanalunik, di mana ia dengan santai mengenang kejadian tak terduga itu.
Dikisahkan, pada suatu hari di era 60-an, Gus Dur datang ke kamar asrama Gus Mus dan melihatnya sudah berpakaian rapi. “Mau ke mana?” tanya Gus Dur. Gus Mus pun menjawab, “Ya, ke kuliah.”
Mendengar itu, Gus Dur langsung menawarkan diri untuk ikut. “Saya juga mau nyamperin sampean kalau kuliah,” ujarnya. Tanpa curiga, Gus Mus pun setuju dan mereka berangkat bersama menggunakan bus.
Karena bus penuh, keduanya harus berdiri dan berpegangan di dalam kendaraan yang berdesakan dengan penumpang lain. Perjalanan menuju kampus berjalan seperti biasa, tanpa ada hal yang mencurigakan.
Simak Video Pilihan Ini:
Ternyata Gus Mus Kena Prank
Namun, setelah perjalanan hampir sampai ke tujuan, bangku yang semula penuh sudah mulai ada yang bisa mereka berdua duduki. Gus Dur tiba-tiba menyarankan sesuatu yang tak terduga. “Masak baru duduk, kita langsung turun? Sayang, kan?” ujarnya sambil tersenyum.
Gus Mus yang semula ingin tetap ke kampus mulai ragu. “Ya sudahlah, saya pikir mungkin sebentar saja duduk, nanti kami kembali naik bus lagi,” kenangnya.
Namun, ternyata Gus Dur sudah memiliki rencana lain. Saat bus melintasi sebuah bioskop, Gus Dur langsung mengajak turun. “Sudah, turun sini aja,” katanya sambil menunjuk gedung bioskop di pinggir jalan.
Gus Mus yang masih belum menyadari rencana ini pun bertanya, “Ada apa?” Tapi tanpa banyak penjelasan, Gus Dur sudah siap dengan dua lembar karcis bioskop di tangannya.
“Wah, kalau begini, gak usah bawa diktat-diktatan segala,” kata Gus Mus sambil tertawa. Ia pun akhirnya pasrah dan ikut menonton film bersama Gus Dur, meninggalkan kuliah mereka hari itu.
Kisah ini bukan sekadar cerita tentang bolos kuliah, tetapi juga menggambarkan bagaimana Gus Dur selalu punya cara kreatif untuk mengajak sahabatnya menikmati hidup dengan cara yang unik.
Gus Dur memang dikenal sebagai sosok yang penuh humor, bahkan dalam situasi yang serius sekalipun. Kepiawaiannya dalam merangkai strategi ‘mempersuasi’ orang lain sudah terlihat sejak muda.
Advertisement
Banyak Pelajaran dari Gus Dur
Sementara itu, Gus Mus yang lebih serius dan disiplin, pada akhirnya sering kali tertawa sendiri mengingat kejadian-kejadian seperti ini. Meski awalnya kaget, ia tak bisa memungkiri bahwa pengalaman bersama Gus Dur selalu meninggalkan kesan mendalam.
Bagi banyak orang, kisah ini adalah contoh bagaimana Gus Dur menggunakan kecerdasannya dengan cara yang jenaka. Meskipun akhirnya menjadi pemimpin bangsa, ia tetap memiliki sisi humor yang tak pernah pudar.
Gus Mus sendiri kerap menyebut bahwa pengalaman hidupnya bersama Gus Dur penuh dengan pelajaran, bukan hanya dalam hal akademik, tetapi juga bagaimana menikmati hidup dengan lebih santai.
Kisah ini pun menjadi pengingat bahwa dalam kehidupan yang serius, selalu ada ruang untuk menikmati momen-momen kecil yang bisa dikenang sepanjang hayat.
Tidak mengherankan jika banyak orang masih terus membicarakan humor dan kecerdasan Gus Dur. Bahkan hingga kini, cerita-cerita tentangnya tetap hidup di tengah masyarakat.
Apakah menonton bioskop lebih menarik daripada kuliah? Bagi Gus Dur saat itu, mungkin jawabannya iya. Namun, bagi Gus Mus, kejadian ini tetap menjadi salah satu kenangan yang paling lucu sepanjang hidupnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
