Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia diberikan kebebasan untuk memilih jalan hidupnya. Ada yang mengikuti petunjuk Allah dan ada pula yang justru menjauh dari-Nya. Dalam Al-Qur'an, banyak peringatan keras bagi orang-orang yang mengingkari kebenaran, termasuk mengenai tempat kembalinya di akhirat.
Neraka bukan sekadar tempat siksaan, tetapi juga pengingat betapa besarnya kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah memperingatkan manusia agar tidak terjerumus ke dalam kebinasaan, sebagaimana orang tua yang melarang anaknya melakukan sesuatu yang membahayakan.
Ulama muda Ustadz Adi Hidayat atau UAH menjelaskan bahwa peringatan dalam Al-Qur'an tentang neraka bukan karena kebencian, tetapi sebagai bentuk kasih sayang dari Allah. Manusia diberi kesempatan untuk bertobat sebelum ajal menjemput.
Advertisement
"Peringatan dari Allah itu bukan karena kebencian, tetapi karena kasih sayang. Allah tidak ingin ada hamba-Nya yang masuk ke dalam kebinasaan," ujar Ustadz Adi Hidayat, dikutip dari tayangan di kanal YouTube @Adi Hidayat Official.
Dalam video tersebut, ia membahas bahaya kemunafikan dan bagaimana orang-orang seperti itu bisa menjerumuskan orang lain.
"Ada orang yang ketika berbicara, kata-katanya menarik, retorikanya cantik, logikanya seolah benar, padahal menjauhkan dari Allah," jelasnya.
Menurutnya, kunci utama keselamatan di akhirat bukan hanya amal ibadah, tetapi juga keimanan yang benar.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Hati-Hati dengan Orang Ini
"Orang bisa saja sholat, puasa, zakat, tetapi kalau tidak ada iman, tetap celaka di akhirat," katanya.
Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menyinggung pertanyaan Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha kepada Nabi Muhammad tentang seseorang yang dikenal baik di dunia.
"Ada orang non-Muslim yang baik, suka membantu, suka berdonasi. Bagaimana nasibnya di akhirat?" tuturnya.
Jawaban dari Nabi berdasarkan firman Allah dalam Surah Al-Furqan ayat 23 menjelaskan bahwa perbuatan baik tanpa iman hanya akan dibalas di dunia.
"Kalau amalnya untuk dunia, maka dibalas di dunia. Tapi di akhirat, semua itu menjadi debu yang berterbangan," jelasnya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan agar tidak mudah terpengaruh oleh orang-orang yang memiliki pemikiran menyimpang.
"Jangan coba-coba ikut orang yang nyeleneh. Jangan penasaran dengan ajaran yang menyesatkan," pesannya.
Ada tipe orang yang sering membawa ayat Al-Qur'an, tetapi dengan pemahaman yang keliru. Mereka memotong ayat-ayat dan menggunakannya untuk membenarkan pendapatnya sendiri.
"Dalam Surah Al-Baqarah ayat 204, disebutkan ada orang yang kata-katanya menarik, bahkan membawa ayat Al-Qur'an, tetapi justru berbahaya," ujarnya.
Advertisement
Ilmu yang Benar Itu Begini
Menurutnya, ilmu yang benar adalah yang mendekatkan seseorang kepada Allah.
"Belajar tinggi-tinggi sampai S3, tapi kalau tidak mengenal Allah, itu belum pintar," katanya.
Segala hal yang dimiliki manusia, baik ilmu, jabatan, maupun harta, seharusnya digunakan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.
"Kalau punya jabatan tinggi tapi tidak mengenal Allah, maka jabatan itu tidak ada nilainya," ungkapnya.
Begitu juga dengan harta. Jika harta tidak digunakan untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah, maka akan menjadi sesuatu yang sia-sia.
"Berapa banyak harta yang bisa mendekatkan kita kepada Allah? Kalau sudah miliaran tapi masih jauh dari Allah, mau berapa banyak lagi?" tanyanya.
Dalam Surah An-Nisa ayat 145, Allah menyebut bahwa tempat paling istimewa di neraka adalah bagi orang-orang munafik.
"Tempat paling istimewa di neraka disebut dalam Al-Qur'an sebagai darkil asfal minan naar, yaitu bagian paling bawah dari neraka," jelasnya.
Menurutnya, orang-orang yang menolak kebenaran dan terus mempertahankan kemunafikannya akan ditempatkan di sana.
"Mereka akan dikumpulkan bersama orang-orang kafir, dan itu bahaya," katanya.
Oleh sebab itu, ia mengingatkan agar berhati-hati dalam memilih lingkungan dan sumber ilmu.
"Kalau ada ajaran yang meragukan, tinggalkan. Jangan coba-coba, karena bisa membahayakan iman," pesannya.
Selain itu, ia juga mengajak umat Islam untuk selalu mendoakan orang yang tersesat agar mendapatkan hidayah.
"Doakan mereka agar bisa kembali ke jalan yang benar, karena setiap orang punya kesempatan untuk berubah," ujarnya.
Dengan memahami peringatan ini, umat Islam diharapkan semakin berhati-hati dalam menjaga keimanan agar tidak terjerumus ke dalam kesesatan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
