Namanya memang unik, Bakso Jando. Dinamakan demikian karena salah satu bahan campuran dari bakso itu adalah jando alias gajih yang terletak di bagian punuk atau tulang rawan sapi.
"Bukan dari janda. Nama dagingnya saja jando. Ada bagian dari sapi, punuknya yang kalau didihkan tidak hancur," kata Sutendi, pedagang Bakso Jando di rumah makan H Imu, Garut, Jawa Barat, Kamis 11 Juli.
Memang, ketika disantap Bakso Jando yang tampak serupa dengan bakso urat sebesar bola pingpong itu, menyajikan tekstur daging yang berbeda. Ada rasa kenyalnya gajih sekaligus alotnya otot sapi.
Namun, saat digigit dan dikunyah empuk gurih terasa. "Karena memang jando itu bentuknya memanjang seperti otot di antara tulang pundak sapi," ungkapnya.
Untuk meracik adonan Bakso Jando, dirinya mengaku sengaja memesan bagian serupa otot tulang itu ke pemasok khusus. Sebab, tidak mudah menjumpai jando di pasar umum.
Saat Ramadan seperti ini, serupa pedagang lainnya, Sutendi mengaku turut meraup untuk dari ramainya pemudik. Omzet penjualan baksonya meningkat hingga 3 kali lipat.
"Biasanya makin ramai dari 5 hari ke belakang (H-5) jelang Ramadan. Kalau Lebaran sehabis H+7 itu ramai. Alhamdulillah," tutur Sutendi.
Tak ada salahnya ketika Anda melintasi Garut, turut sambang ke warungnya yakni H Imu di Jalan Bharatayudha, Garut, Jawa Barat. Dalam ruko yang didominasi warna ungu ini, tersedia beragam paket bakso.
Seporsi paket lengkapnya dihargai Rp 21.000 yang terdiri dari Bakso Jando, bakso urat kecil, bakso polos, dan bakso tahu. Dalam mangkuknya tersaji bersama kuah gurih dari kaldu, garam, minyak, dan potongan seledri. Sedap!
Ingin coba variasi bakso lain di warung tersebut? Anda tentu boleh memesan Bakso Mercon yang memiliki sensasi pedas cabai rawit. (Frd/Yus)
"Bukan dari janda. Nama dagingnya saja jando. Ada bagian dari sapi, punuknya yang kalau didihkan tidak hancur," kata Sutendi, pedagang Bakso Jando di rumah makan H Imu, Garut, Jawa Barat, Kamis 11 Juli.
Memang, ketika disantap Bakso Jando yang tampak serupa dengan bakso urat sebesar bola pingpong itu, menyajikan tekstur daging yang berbeda. Ada rasa kenyalnya gajih sekaligus alotnya otot sapi.
Namun, saat digigit dan dikunyah empuk gurih terasa. "Karena memang jando itu bentuknya memanjang seperti otot di antara tulang pundak sapi," ungkapnya.
Untuk meracik adonan Bakso Jando, dirinya mengaku sengaja memesan bagian serupa otot tulang itu ke pemasok khusus. Sebab, tidak mudah menjumpai jando di pasar umum.
Saat Ramadan seperti ini, serupa pedagang lainnya, Sutendi mengaku turut meraup untuk dari ramainya pemudik. Omzet penjualan baksonya meningkat hingga 3 kali lipat.
"Biasanya makin ramai dari 5 hari ke belakang (H-5) jelang Ramadan. Kalau Lebaran sehabis H+7 itu ramai. Alhamdulillah," tutur Sutendi.
Tak ada salahnya ketika Anda melintasi Garut, turut sambang ke warungnya yakni H Imu di Jalan Bharatayudha, Garut, Jawa Barat. Dalam ruko yang didominasi warna ungu ini, tersedia beragam paket bakso.
Seporsi paket lengkapnya dihargai Rp 21.000 yang terdiri dari Bakso Jando, bakso urat kecil, bakso polos, dan bakso tahu. Dalam mangkuknya tersaji bersama kuah gurih dari kaldu, garam, minyak, dan potongan seledri. Sedap!
Ingin coba variasi bakso lain di warung tersebut? Anda tentu boleh memesan Bakso Mercon yang memiliki sensasi pedas cabai rawit. (Frd/Yus)