Ganjar Sebut Ada Anak Saling Ejek di Sekolah Terkait Wadas, Minta Dinas Terkait Menangani

Ganjar mendapat keluhan masyarakat Desa Wadas atas adanya ejekan atau hinaan pada masyarakat yang setuju penambangan.

oleh Tito Isna Utama diperbarui 13 Feb 2022, 10:26 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2022, 10:21 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Orang nomor satu Di Jawa Tengah usai menghadiri Upacara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan di gedung Grahadhika Bhakti

Liputan6.com, Purworejo - Peristiwa terkait proses pembangunan Waduk Bener yang terjadi di Desa Wadas Purworejo, menimbulkan trauma kepada masyarakat setempat. Terutama kepada anak-anak dan perempuan.

Melihat hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Prawono meminta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Tengan untuk bisa berpartisipasi menangani permasalahan rasa trauma masyarakat Desa Wadas Purworejo.

Orang nomor satu di Jawa Tengah mengatakan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Tengah, untuk ikut berpartisipasi memulihkan rasa trauma yang terjadi kepada anak-anak ataupun wanita yang berada disana.

"Untuk desa juga bekerja sama dengan Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak untuk bisa membantu isu-isu perempuan anak trauma healing, yang selama ini terjadi, ya mungkin suasana yang bisa jadi harmoni, agar mereka bisa terbantu," kata Gubernur Jateng yang memiliki hobi bersepeda pagi-pagi.

 


Adanya Anak Saling Ejek di Sekolah

Mantan Anggota DPR RI tersebut, minta DP3AKB untuk berpartisipasi mengantisipasi kasus tersebut bukan tanpa sebab. Ganjar sempat mendapatkan keluhan masyarakat Desa Wadas atas adanya ejekan atau hinaan kepada masyarakat yang setuju atas proses penambangan terkait Bendungan Bener. Hal itu pun tidak hanya dirasakan oleh orang tua, akan tetapi juga anak anak saat belajar di sekolah.

"Sudah tadi dari temen-temen yang di Wadas terutama ternyata ada yang saling ejek bahkan di sekolah, ini tidak bagus," tutur Ganjar.

Melihat itu, Gubernur yang dikenal dengan rambut khas putihnya pun langsung mengintruksikan dinas terkait untuk bisa menangani permasalahan yang terjadi.

Sehingga Ganjar tegas akan memedulikan sisi kemanusiaan ataupun kenyamanan masyarakat yang tinggal di sana. Ia juga meminta pihaknya untuk bisa berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk segera menyelesaikan apa yang terjadi di sana.

"Kemudian kita langsung sampaikan koordinasi Dinas Pendidikan, (Dinas) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, ayo dong ngobrol mereka. Kalau perlu dengan KPAI atau dengan para ahli, kita bisa komunikasi dengan anak-anak yang di sana mereka nyaman sehingga tidak saling sindir. Sehingga kita merespons persoalan-persoalan, tepatnya sisi kemanusiannya kepada anak-anak di sana," ujar Gubernur yang aktif di media sosial (medsos) tersebut.

 


Tanggapan DP3AKB Jawa Tengah

Sementara, Kepala Dinas DP3AKB Provinsi Jawa Tengah, Retno Sudewi mengatakan akan melakukan pengecekan terlebih dahulu. Untuk membenarkan anak-anak dan perempuan perlu mendapatkan pemulihan trauma.

"Kita akan melihat dulu langsung kondisi di lapangan apakah membutuhkan trauma healing bagi anak-anak maupun perempuan," terangnya.

Dia mengakui, pemulihan rasa trauma yang terjadi kepada anak-anak dan perempuan. Sudah menjadi kewajiban bagi pihaknya untuk bisa menyembuhkan trauma yang dirasakan warga Wadas.

Untuk pemantauan langsung di lapang sendiri, Retno belum bisa memastikan akan dilakukan mulai kapan. Akan tetapi Retno berjanji akan melakukan secepatnya.

"Karena itu tugas dari dinas kami untuk melakukan trauma healing sehingga anak-anak dan perempuan tidak trauma. Jadi kita melihat kondisi mereka sejauh mana, kita akan melakukan secepatnya," pungkas Retno.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya