Ajak Masyarakat Rawat Keberagaman, Tak Yasin: Tidak Lagi Kita Bicara Kamu Agamanya Apa

Hal itu disampaikan, Taj Yasin, saat memberi sambutan "Forum Dialog Pelestarian Bhinneka Tunggal Ika dalam Rangka Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Provinsi Jateng", di Hotel Horison Ultima Semarang, Kamis (31/3/2022)

oleh Tito Isna Utama diperbarui 31 Mar 2022, 20:18 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2022, 20:18 WIB
Foto Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri "Forum Dialog Pelestarian Bhinneka Tunggal Ika dalam Rangka Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Provinsi Jateng", di Hotel Horison Ultima Semarang, (Foto : Humas Pemprov Jateng)

Liputan6.com, Semarang Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengajak seluruh masyarakat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa melalui hidup rukun tanpa membedakan suku, agama, ras, maupun antar golongan, merawat semangat gotong royong, serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Ia mengatakan, masyarakat Indonesia patut bersyukur atas keberagaman agama, ras, etnis, suku, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Kebhinekaan Indonesia merupakan anugerah yang harus dijaga dan dilestarikan. Termasuk budaya gotong-royong rakyat dalam membangun Indonesia, sekaligus dalam kemerdekaan dan keberhasilan rakyat Indonesia mengusir penjajah.

Hal itu disampaikan, Taj Yasin, saat memberi sambutan "Forum Dialog Pelestarian Bhinneka Tunggal Ika dalam Rangka Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Provinsi Jateng", di Hotel Horison Ultima Semarang, Kamis (31/3/2022).

"Tidak lagi kita bicara kamu agamanya apa, dari daerah mana, dan sebagainya. Tetapi yang ada adalah bagaimana rakyat Indonesia dapat mengusir penjajah yang sudah ratusan tahun menguasai bumi nusantara," kata Taj Yasin.

Sebagai fitrah manusia, kata dia, maka seseorang mempunyai hubungan dengan Tuhan juga sesama manusia. Ketika agama mensyaratkan dan menganjurkan bahwa manusia memiliki keterikatan dengan Tuhan dan sesama manusia, maka di situlah bapak pendiri bangsa Indonesia mencetuskan Pancasila.

 

Belajar dari Nabi Muhammad SAW

Ia menjelaskan, apabila mendengar atau membaca buku-buku sejarah, ada satu manusia yang menjadi tolok ukur dalam kepemimpinan dalam menyatukan bangsa dan umat, yaitu Nabi Muhammad. Beliau menyatukan semua perbedaan sehingga pertama kali mendirikan negara, Nabi Muhammad mencetuskan Piagam Madinah

"Pasal di dalam Piagam Madina ketika menyebutkan agama, semua agama disebutkan dan saling dihormati. Yang pertama ditempatkan adalah Yahudi, Nasrani baru Muslim dan semua harus dilindungi dan harus saling mengikat. Tidak hanya mengikat dalam hal agama, tetapi juga bidang-bidang lainnya," paparnya.

Gus Yasin mengatakan, apa yang diajarkan Nabi Muhammad sejak awal sebelum diangkat nabi, sudah melakukan hubungan perniagaan atau perdagangan, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan masyarakat di Mekkah yang semuanya tidak berasal dari satu agama, melainkan juga berlatar belakang suku dan ras yang beragam.

"Maka mari jaga kebhinekaan kita dengan saling mempercayai. Kita telah memproklamirkan bahwa tumpah darah, bangsa, dan bahasa kita satu, yaitu Indonesia. Dengan sejarah yang ada di Indonesia, keberagaman dapat menyatukan seluruh provinsi, kabupaten, dan kota yang ada di Indonesia," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya