Makan Bergizi Gratis Disarankan Tidak Boleh Dibawa Pulang, Ini Alasannya

Pakar kesehatan sarankan makanan MBG tidak dibawa pulang demi keamanan pangan dan mencegah risiko kesehatan.

oleh Rizka Nur Laily Muallifa Diperbarui 21 Feb 2025, 16:32 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 16:31 WIB
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno bersama Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi
Makan Bergizi Gratis atau MBG di Sekolah Luar Biasa (SLB) Cahaya Jaya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (13/1/2024). (Liputan6.com/Winda Nelfira)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah bertujuan untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup setiap hari. 

Menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama, seorang pakar kesehatan, makanan dalam program MBG sebaiknya langsung dihabiskan dan tidak dibawa pulang. Jika makanan tidak ditangani dengan baik setelah dibawa pulang, ada potensi terjadinya kontaminasi dan penurunan kualitas pangan, yang pada akhirnya bisa berisiko menyebabkan keracunan. 

Konsep ini sebenarnya sudah diterapkan di beberapa negara, salah satunya Jepang, di mana sisa makanan yang tidak habis dikonsumsi tidak boleh dibawa pulang. 

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Jumat (21/2/2025), berikut penjelasan lengkapnya.

Mengapa Makanan MBG Tidak Boleh Dibawa Pulang?

Salah satu alasan utama larangan membawa pulang makanan MBG adalah untuk menghindari risiko kesehatan akibat makanan yang tidak dikonsumsi dalam kondisi optimal. Menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama, makanan yang dibiarkan terlalu lama atau tidak disimpan dengan benar bisa mengalami perubahan kualitas, termasuk tumbuhnya bakteri berbahaya.

Selain itu, jika makanan dikonsumsi dalam kondisi yang sudah tidak higienis, ada risiko keracunan makanan. Hal ini menjadi perhatian serius, terutama karena program MBG ditujukan untuk anak-anak yang lebih rentan terhadap penyakit akibat makanan yang tidak layak konsumsi.

Selain faktor kesehatan, ada juga pertimbangan efisiensi distribusi. Jika makanan dibawa pulang, ada kemungkinan penerima tidak benar-benar mengonsumsinya atau bahkan membagikannya kepada orang lain yang mungkin tidak termasuk dalam sasaran program MBG. Hal ini bisa mengurangi efektivitas program dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang menjadi target utama.

Sistem Pengawasan di Sekolah Diperlukan untuk Menjaga Keamanan Pangan

Agar program MBG berjalan sesuai dengan tujuannya, diperlukan pengawasan ketat dari pihak sekolah. Pengawasan ini mencakup pemberian makanan kepada siswa, cara konsumsi, hingga memastikan makanan tidak dibawa pulang.

"Ingat, ini program makanan bergizi, perlu antisipasi agar jangan jadi masalah kemungkinan yang tidak diinginkan dan malah jadi kontraproduktif," ujar Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020, Prof. Tjandra Yoga Aditama, Jumat (21/2/2025), dikutip dari Antara.

Menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama, konsep food security harus diterapkan dalam seluruh proses penyediaan makanan MBG. Ini mencakup langkah from farm to plate, yang berarti keamanan pangan harus dijaga mulai dari penyediaan bahan baku, proses memasak, hingga makanan siap dikonsumsi oleh siswa.

Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga ikut terlibat dalam pengawasan ini. BPOM memastikan bahwa makanan MBG telah melewati uji keamanan pangan, serta menerapkan strategi mitigasi risiko agar makanan yang diberikan benar-benar aman dikonsumsi oleh anak-anak.

Pelajaran dari Jepang: Mengapa Makanan Sekolah Tidak Boleh Dibawa Pulang?

Jepang merupakan salah satu negara yang telah menerapkan aturan ketat terkait konsumsi makanan di sekolah. Di sana, sisa makanan yang tidak habis dikonsumsi dikelola oleh sekolah dan tidak diperbolehkan untuk dibawa pulang.

Tujuan utama kebijakan ini adalah untuk menjaga standar kebersihan dan keamanan pangan, serta memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi anak-anak selalu dalam kondisi terbaik. Jika makanan dibawa pulang tanpa penyimpanan yang tepat, kualitasnya bisa menurun dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan.

Selain itu, kebijakan ini juga membantu dalam mengajarkan anak-anak tentang pentingnya tidak membuang-buang makanan. Di banyak sekolah Jepang, siswa diajarkan untuk menghabiskan makanan mereka agar tidak ada yang terbuang sia-sia. 

BPOM dan Pengawasan Keamanan Pangan dalam Program MBG

Melihat Kesibukan Dapur Penyedia dan Penyuplai Makan Bergizi Gratis
Untuk diketahui, menu yang dihadirkan dan diolah di dapur untuk Makan Bergizi Gratis dikelola langsung oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk Badan Gizi Nasional (BGN). (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Sebagai bagian dari pengawasan program MBG, BPOM memiliki peran penting dalam memastikan keamanan makanan yang diberikan kepada siswa. BPOM menerapkan mitigasi risiko dan komunikasi risiko keamanan pangan untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi benar-benar aman.

Pengawasan ini mencakup seluruh proses produksi makanan, mulai dari pemilihan bahan baku hingga penyajian makanan di sekolah. Dengan adanya standar ketat ini, risiko kontaminasi makanan dapat diminimalkan, sehingga anak-anak bisa mendapatkan manfaat gizi secara optimal tanpa risiko kesehatan yang tidak diinginkan.

Pemerintah juga terus melakukan evaluasi terhadap program MBG untuk memastikan bahwa setiap aspek, mulai dari distribusi hingga konsumsi makanan, berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan pendekatan yang lebih ketat terhadap keamanan pangan, program MBG diharapkan bisa memberikan manfaat yang lebih besar bagi anak-anak Indonesia.

Pertanyaan Seputar Topik

1. Mengapa makanan MBG tidak boleh dibawa pulang?

Karena makanan yang tidak dikonsumsi langsung bisa mengalami kontaminasi, menurunkan kualitas gizi, dan berisiko menyebabkan keracunan.

2. Siapa yang mengawasi keamanan pangan dalam program MBG?

BPOM bertanggung jawab mengawasi keamanan pangan dari bahan baku hingga proses produksi dan distribusi ke sekolah.

3. Apakah aturan ini juga diterapkan di negara lain?

Ya, di Jepang, makanan sekolah tidak boleh dibawa pulang untuk menjaga kebersihan dan keamanan pangan bagi siswa.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya