Start Up E-Commerce Penguasa Jateng Bakal Ekspansi ke Luar Jawa, Ini Alasannya

Saat ini Dagangan telah memiliki lebih dari 40 hub yang tersebar di 46 kota dan kabupaten di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mei 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi Belanja Online, e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online
Ilustrasi Belanja Online, e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online

Liputan6.com, Yogyakarta - Start up Dagangan, e-commerce yang khusus melayani masyarakat di area rural atau pedesaan, berencana ekspansi ke wilayah lain di luar Jawa. Perusahaan berbasis teknologi yang berkantor pusat di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ini didirikan pada 2019 dan mendapatkan suntikan dana dari investor pada akhir 2021.

Menurut Co-founder dan COO Dagangan, Maha Willy Chandra, saat ini sebagian besar daerah operasional Dagangan berada di Jawa Tengah (Jateng) dan Yogyakarta.

“Kami menargetkan untuk berekspansi ke Jawa Timur dalam waktu dekat ini, dan segera ke daerah-daerah lainnya di luar Pulau Jawa,” ujarnya, dalam siaran pers, Kamis (26/5/2022).

Saat ini Dagangan telah memiliki lebih dari 40 hub yang tersebar di 46 kota dan kabupaten di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Produk dan layanan yang mereka tawarkan telah menjangkau hingga 30.000 pengguna di lebih dari 10.000 desa.

Angka ini akan terus meningkat seiring dengan rencana ekspansi yang akan dijalankan. Willy berharap ekspansi ini akan semakin mendekatkan Dagangan untuk mencapai misinya dalam mengembangkan potensi daerah pedesaan di Indonesia.

Ekspansi yang dilakukan bukan hanya untuk kepentingan bisnis atau perusahaan, namun juga demi mendukung usaha kami mengakselerasi pemerataan ekonomi.

“Tidak hanya memudahkan masyarakat untuk memperoleh barang kebutuhan sehari-hari dengan lebih mudah dan murah, kami juga memutar roda perekonomian dengan membuka lapangan pekerjaan bagi talenta-talenta lokal di daerah,” kata Willy.

Start up Dagangan membangun micro fulfillment center (Hub) di kota-kota tier 3 dan 4 Indonesia dan tidak banyak distributor berlokasi di daerah-daerah tersebut. Model ini memangkas inefisiensi dalam hal logistik dan meminimalkan kesenjangan terhadap akses kebutuhan bahan pokok di wilayah pedesaan.

Selain membantu produsen besar untuk menjangkau area-area yang sebelumnya tidak terjangkau akibat keterbatasan logistik, model yang dilakukan start up ini juga memberikan kemudahan bagi para pengguna sehingga ongkos kirim menjadi sangat rendah dan bahkan hilang sama sekali.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya