Mengintip Beratnya Seleksi Penerimaan Taruna Akmil di Kodam IV Diponegoro

Sebanyak 124 calon taruna menjalani seleksi masuk Akademi Militer (Akmil) pada tahun 2022 melalui seleksi panitia daerah di Resimen Induk Kodam IV/ Diponegoro

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2022, 20:00 WIB
Kagetkan Keluarga, Anak Tukang Bubur Lolos Seleksi Calon Taruna Akmil
Imron Ichwani menjalani tes calon taruna Akmil. (KRJogja.com/Totot R)

Liputan6.com, Semarang - Sebanyak 124 calon taruna menjalani seleksi masuk Akademi Militer (Akmil) pada tahun 2022 melalui seleksi panitia daerah di Resimen Induk Kodam IV/ Diponegoro.

"Hanya 18 taruna dan satu taruni yang akan diambil dari proses seleksi yang digelar panitia daerah di wilayah Kodam IV/ Diponegoro pada tahun 2022," kata Kepala Staf Kodam IV/ Diponegoro Brigjen TNI Parwito di Semarang, Rabu, dikutip Antara.

Brigjen Parwito memimpin langsung sidang parade Subpandasus penerimaan calon Taruna Akmil 2022 untuk wilayah Kodam IV/ Diponegoro.

Menurut dia, para calon taruna Akmil tersebut harus lolos kriteria kesehatan, jasmani, psikologi, mental ideologi, serta akademik.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Hindari KKN

Marching Band Taruna Akmil Pukau Warga Jakarta
Salah satu aksi Tim Marching Band Taruna Akademi Militer saat tampil memeriahkan HUT RI ke-69 di kawasan Tugu Monas, Jakarta, (31/8/2014). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebanyak 124 calon taruna menjalani seleksi masuk Akademi Militer (Akmil) pada tahun 2022 melalui seleksi panitia daerah di Resimen Induk Kodam IV/ Diponegoro.

"Hanya 18 taruna dan satu taruna yang akan diambil dari proses seleksi yang digelar panitia daerah di wilayah Kodam IV/ Diponegoro pada tahun 2022," kata Kepala Staf Kodam IV/ Diponegoro Brigjen TNI Parwito di Semarang, Rabu.

Brigjen Parwito memimpin langsung sidang parade Subpandasus penerimaan calon Taruna Akmil 2022 untuk wilayah Kodam IV/ Diponegoro.

Menurut dia, para calon taruna tersebut harus lolos kriteria kesehatan, jasmani, psikologi, mental ideologi, serta akademik.

Dalam setiap tahapan seleksi, kata dia, menerapkan sistem kode batang atau barcode untuk meminimalisasi kecurangan maupun kesalahan.

Oleh karena itu, dia meminta tim panitia seleksi memberikan penilaian yang jujur, profesional, dan objektif.

Menurut dia, masyarakat dari berbagai lapisan memiliki kesempatan sama untuk lolos masuk akademi militer.

Proses seleksi yang jujur, profesional, dan objektif, kata dia, akan menghasilkan taruna yang berkualitas.

"Cegah dan hindari tindakan maupun kebijakan yang berbau kolusi, korupsi, dan nepotisme," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya