Peneliti ITS Temukan Bakteri Untuk Pulihkan Air Laut Yang Tercemar

Untuk bisa memulihkan air laut yang tercemar itu para peneliti di ITS Surabaya bersama tim melakukan sejumlah rangkaian kombinasi

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2022, 09:00 WIB
Peneliti ITS Temukan Bakteri Untuk Pulihkan Air Laut Yang Tercemar
Ikatan Alumni (IKA) ITS Surabaya (Foto: Dok Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Menggunakan teknologi Biodegradasi tim peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya mengklaim bisa mengembalikan ekosistem yang tercemar menjadi pulih kembali.

Para peneliti ITS sudah melewati sejumlah rangkaian penelitian yang dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa ITS. Hingga akhirnya, mereka menemukan kebermanfaatan mikroorganisme untuk pemulihan lingkungan.

Peneliti tersebut merupakan tiga dosen ITS yang terdiri dari Ipung Fitri Purwanti, Harmin Sulistyaning Titah, Herman Pratikno dan seorang mahasiswa bernama Widhowati Kesoema Wardhani.

Dalam masa percobaan pada cemaran minyak bumi yang mengkontaminasi air laut bisa dipulihkan dengan mikroorganisme.

"Biodegradasi pada penelitian ini memanfaatkan bakteri Bacillus subtilis dan Pseudomonas putida," kata Harmin salah satu peneliti ITS Surabaya, Rabu (2/3/2022).

Dari hasil percobaan yang mereka lakukan dengan cara mengambil sampel air laut yang tercemar di perairan Madura. Ditemukan jika kadar air laut tersebut sudah dalam kondisi tercemar dan bisa di pulihkan dengan sejumlah bakteri dari Biodegradasi.

"Sampel air laut tercemar yang diambil dari perairan Madura didapatkan nilai TPH sebesar 2.600-3.000 mg/L, sementara nilai TPH untuk lingkungan yang baik adalah 1.000 mg/L atau di bawah 1 persen," tegasnya.

Untuk bisa memulihkan air laut yang tercemar itu, dirinya bersama tim melakukan sejumlah rangkaian kombinasi. Kombinasi itu menggunakan bakteri Pseudomonas putida untuk bekerja menguraikan sampel terlebih dahulu, kemudian ditambahkan dengan bakteri Bacillus subtilis.

Tujuannya untuk mengetahui tingkat efektivitas bakteri dalam menguraikan senyawa kimia polutan dengan kadar yang tinggi.

Dijelaskannya keunggulan dari biodegradasi ini adalah bakteri Bacillus subtilis dan Pseudomonas putida yang masing-masing memiliki kemampuan menguraikan polutan dengan sangat baik, kemudian dalam penelitian ini dikombinasikan menjadi satu.

"Akan tetapi masih ada kekurangan pada penelitian ini yakni membutuhkan waktu yang lama pada Biodegradasi. Dalam kata singkat, untuk bisa memulihkan air polutan membutuhkan waktu tiga bulan untuk bisa mendapatkan menormalkan kondisi air laut dalam penelitiannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya