Tuntut Keadilan Korban Kanjuruhan, Ini 5 Fakta Midun Gowes Malang-Jakarta

Midun menghabiskan waktu sekitar 9 hari mengayuh sepeda dari Malang ke Jakarta guna menuntut keadilan seluruh korban Tragedi Kanjuruhan pada medio Oktober tahun 2022 lalu.

oleh Dewi Divianta diperbarui 17 Agu 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2023, 19:00 WIB
Menolak Lupa untuk Keadilan Korban Kanjuruhan, Pria Ini Gowes Malang ke Jakarta
Menuntut keadilan korban Tragedi Kanjuruhan, Midun mengayuh sepeda dari Malang ke Jakarta (Liputan6.com/ist)

Liputan6.com, Malang - Miftahudin Ramli atau yang akrab disapa Midun (53) melakukan aksi bersepeda atau gowes dari Malang ke Jakarta guna menuntut keadilan bagi para korban tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu.

Aksinya itu mendapat respons dan simpati masyarakat, terlebih lagi Midun selalu menyinggahi stadion-stadion yang dilintasinya dalam perjalanan menuju Jakarta.

Ada fakta-fakta menarik dari perjalanan Midun yang memulai gowes dari Malang pukul 10.30 WIB, 5 Agustus 2023 dan tiba di Stadion GBK Jakarta pukul 22.00 WIB,13 Agustus 2023.

Berikut adalah 5 fakta menarik tentang perjalanan Midun gowes Malang-Jakarta dalam waktu 9 hari tersebut, berikut ulasannya: 

1. Menuntut Keadilan

Bukan tanpa alasan Midun menggenjot sepeda yang dirakitnya membawa sebuah keranda mayat bertulikan justice for Kanjuruhan. Aksi tersebut sengaja dilakukannya untuk menuntut keadilan dan bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo dan Ketum PSSI Erick Thohir. Dia berharap agar para yang menyebabkan Tragedi Kanjuruhan sehingga menewaskan 135 nyawa di Stadion kanjuruhan benar-benar diadili.

Nazar Gowes 800 KM

Menolak Lupa untuk Keadilan Korban Kanjuruhan, Pria Ini Gowes Malang ke Jakarta
Menolak Lupa untuk Keadilan Korban Kanjuruhan, Pria Ini Gowes Malang ke Jakarta (Dewi Divianta/Liputan6.com)

2. Solidaritas Suporter

Aksinya Midun tak hanya membuat banyak pihak terharu, tetapi banyak pihak yang memberikan dukungan kepadanya saat melintas di beberapa wilayah yang ia lalui mulai dari Sidoarjo, Lamongan, wilayah Jawa Tengah, hingga tiba di Jakarta. Midun selalu disambut berbagai macam komunitas suporter, bahkan komunitas yang selama ini menjadi rival bisa saling mendukung perjuangan Midun.

Mulai dari meberikan tempat untuk beristirahat, makanan, minuman, dan dukungan mental kepada Pak Midun, bahkan mereka juga membantu mengawal dan melakukan estafet pengawalan di tiap perbatasan wilayah.

3. Nazar

Gowes Malang-Jakarta menjadi nazar Midun saat proses hukum Tragedi Stadion Kanjuruhan hingga inkrah tidak sesuai dengan harapan keluarga para korban. Midun berharap bisa dengan menghadap Presiden Joko Widodo dan menuntut keadilan di Jakarta.

 

Diterima di Semua Stadion Ditolak di GBK

Pak Midun
Pak Midun (kanan) berbincang dengan suporter Persebaya, Tulus, dalam perhentiannya di Surabaya sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarrta demi keadlian Tragedi Kanjuruhan. (Bola.com/Aditya Wany)

4. Sosok ASN

Siapa sangka Midun adalah seorang ASN di Pemerintahan Kota Batu Malang, dia merasa trenyuh dengan penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 korban jiwa. Menurut Midun, Stadion Kanjuruhan seperti menjadi kuburan massal sepak bola Indonesia yang berakhir dengan penanganan hukum tidak adil.

5. Ditolak di Stadion GBK

Setelah berhari-hari menempuh jarak yang panjang serta merasa lelah dan emosional yang membuatnya harus kembai menangis ketika dirinya tiba di Jakarta (13/8/2023) pukul 22.00 WIB lantaran ia tak diperbolehkan memasuki area Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Hal itu membuat Stadion GBK menjadi satu-satunya stadion yang tidak menerimanya selama Midun menjalani gowes 800 km Malang-Jakarta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya