Liputan6.com, New York Anda mungkin berharap bisa hidup 100 tahun lagi, tapi apa Anda tak takut menjadi tua? Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, kemolekan dari tubuh yang muda perlahan memudar. Jika Anda terbeban dengan proses alamiah itu, coba saksikan sebuah film dokumenter berjudul Advanced Style yang akan tayang mulai 6 Mei 2014 di Inggris.
Dilansir dari guardian.com Selasa (6/5/2014), film ini dibuat oleh Lina Plioplyte dan fotografer Ari Seth Cohen berdasarkan sebuah blog juga bernama Advanced Style yang dibuat Cohen. Blog yang dimulai pada Agustus 2008 ini berisi foto para wanita berusia di atas 60 tahun dengan gaya-gaya yang modis.
Advertisement
Blog ini berhasil menjadi sensasi. Desainer dan mantan Creative Director Louis Vuitton, Marc Jacobs pun mengaku bahwa koleksi AW12 yang dirancangnya mengambil inspirasi dari blog tersebut.
“Pada film dokumenter ini kami ingin menunjukkan perjuangan yang dilakukan para wanita ini dalam menjalani kehidupan,” ucap Cohen yang berusia 32 tahun dan merupakan alumni University of Washington. Film dokumenter ini berisi tentang kisah 7 wanita tua dari New York yang sering tampil di blog milik Cohen.
Meski berasal dari latar belakang berbeda dan dengan selera fesyen yang berbeda, film ini menunjukkan kesamaan problem yang dialami oleh ketujuh wanita itu, mulai dari masalah hubungan keluarga, masalah keuangan, penuaan, dan kehilangan teman sebaya.
Lyn Dell Cohen (81 tahun) yang menjadi salah satu pemain film ini mengatakan “Kita semua ingin bisa diterima tapi menurut saya Anda harus bisa menerima diri Anda terlebih dahulu”. Hal senada juga disampaikan oleh bintang lainnya di film ini. “Menurut saya, banyak orang berharap terlalu banyak dari dirinya. Hal ini tak akan menciptakan kebahagiaan,” ucap IlonaRoyce Smithkin (94 tahun)
Proses pembuatan film ini dimulai sejak tahun 2008 dan sebagian besar pendanaan, yakni sebesar US$ 55.441 (sekitar Rp. 638 juta), didapat dari kampanye penghimpunan dana melalui website Kickstarter pada tahun 2012. Proyek pembuatan film dokumenter ini dimulai setelah sebuah klip pendek yang menampilkan karya-karya fotografi Cohen dibuat.
“Orang-orang sangat antusias dengan klip pendek itu. Klip itu ditonton sebanyak 50.000 kali. Saya kemudian berpikir bahwa cerita yang bisa ditampilkan dari foto-foto tersebut sesungguhnya jauh lebih besar,” ucap Plioplyte.