Liputan6.com, Dublin- Bagaimana cara kreatif untuk mendaur ulang minyak goreng bekas memasak? Maskapai penerbangan asal Irlandia ini tahu benar jawabannya.Â
Â
Finn Air, maskapai penerbangan terbesar si Finlandia mengumumkan bahwa mereka kini menggunakan minyak goreng bekas sebagai campuran bahan bakar pesawat mereka. Tak tanggung-tanggung, campuran ini diklaim bagus untuk daya penerbangan jarak jauh selama sembilan jam dari Helsinki ke New York.
Â
Penggunaan campuran minyak goreng bekas ini, yang lazim disebut Biofuel yang digunakan oleh Finn Air akan menjadi penerbangan transatlantik perdana maskapai ini. Uji coba telah dilakukan pada hari Selasa (23/9/2014) bertepatan dengan pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) mengenai Perubahan Iklim di New York.
Â
Dalam siaran persnya, Finn Air menyatakan bahwa penggunaan biofuel akan dapat mengurangi emisi karbon dioksida bersih sebesar 50 sampai 80 persen dengan beralih ke sumber bahan bakar yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sayangnya, harga biofuel dua kali lebih mahal dari harga bahan bakar jet yang diproduksi secara konvensional. Oleh karena itu, penggunaan biofuel masih terlalu mahal untuk setiap maskapai penerbangan yang beroperasi secara eksklusif.Â
Â
Kati Ihamaki, Wakil Presiden Finnair mengatakan melalui keterangan medianya, "Kami mengambil kesempatan ini untuk menyoroti manfaat iklim adopsi yang lebih luas yakni dengan menggunakan biofuel ramah lingkungan dalam penerbangan."
Â
Campuran biofuel yang digunakan oleh Finn Air hinggga saat ini masih disediakan oleh SkyNRG Nordic, perusahaan patungan antara SkyNRG dan Statoil Aviation, dan sebagian diproduksi sari minyak goreng bekas restoran.
Â
Sejak tahun 2011, biofuel telah digunakan sebagai campuran bahan bakar untuk penerbangan. KLM Royal Dutch Airlines adalah maskapai pertama yang melakukannya.