Itang Yunasz Rancang Baju Untuk Semua Kalangan

Sejak awal, desainer Itang Yunasz terobsesi merancang busana untuk semua lapisan masyarakat.

oleh Bio In God Bless diperbarui 07 Mei 2015, 17:35 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2015, 17:35 WIB
Itang Yunasz 1

Liputan6.com, Jakarta Renato Balestra adalah seorang perancang busana ternama asal Italia yang telah mendandani begitu banyak klien ternama di seluruh dunia, mulai dari anggota keluarga kerajaan hingga selebriti papan atas. Rumah Mode Balestra menjadi tempat magang salah seorang desainer Indonesia. Ia adalah Itang Yunasz.

Kini, Itang dikenal sebagai perancang busana Muslim. Bagaimana cerita perjalanan Itang sebagai desainer? Apa alasannya memutuskan untuk jadi desainer busana Muslim?

Berikut ini adalah kisah karir Itang Yunasz sebagaimana dibagikannya kepada Liputan6.com, Rabu 29 April 2015 di butiknya di bilangan Permata Hijau.

Bagaimana masa kecil Anda?
Saat berumur 8 tahun, saya sangat mengagumi Ibu saya dalam hal membuat pakaian untuk anaknya. Saya melihat langsung bagaimana sehelai kain diubah menjadi sebuah baju. Dari situ tumbuh ketertarikan pada fesyen hingga membuahkan antusiasme untuk bisa pergi ke Paris.



Pada tahun 1981, saya memenangkan Lomba Perancang Mode yang diadakan oleh sebuah majalah. Dengan uang yang didapat sebagai hadiah kompetisi itu dan hasil penjualan baju-baju yang ditampilkan di sana, saya mendirikan usaha bersama 2 peragawati, yaitu Dani Dahlan dan Enny Sukamto. Kami membuat Galeri Busana.

Karena masing-masing dari kami akhirnya memiliki kesibukan masing-masing, usaha yang berjalan selama 4 tahun itu berakhir. Pada tahun 1986, saya mendirikan usaha saya sendiri, yakni PT Yunasz Astabrata dengan label utama Itang Yunasz.

Saya memiliki obsesi bahwa karya-karya saya jangan hanya dapat dinikmati oleh kalangan menegah ke atas. Saya ingin semua level dan lapisan bisa menikmati apa yang saya buat.



Sampai saat ini ada berapa lini busana yang dikelola?
Hingga saat ini, saya memiliki 5 line, yaitu Itang Yunasz, Kamila, Tatum, Preview, dan Moshaict. Kecuali first line Itang Yunasz, semua label tersebut menghadirkan busana ready-to-wear.

Di awal karir saya sebagai desainer, saya merasa kesulitan mengembangkan bisnis ini karena antara desainer, pabrik tekstil, dan yang lainnya tidak menyatu. Kini kondisinya sudah lebih baik sehingga apa yang saya butuhkan untuk mewujudkan eksplorasi desain menjadi lebih mudah dipenuhi.

Pada tahun 2000, mengapa Anda menyatakan diri sebagai perancang busana Muslim?
Saya merasa bahwa usia yang saya dapat harus diisi dengan hal-hal yang lebih baik. Dari membaca buku dan mengikuti pengajian-pengajian, saya mendapat pemahaman bahwa seorang yang baik adalah orang yang bisa memberi manfaat untuk orang banyak. Manfaat yang ingin saya berikan adalah manfaat kesopansantunan berbusana.



Merujuk ke agama yang saya anut, Islam, saya meutuskan untuk menjadi perancang busana Muslim. Pada awalnya, saya merasa ragu apakah saya bisa mengeksplorasi kemampuan desain saya seturut dengan kaidah-kaidah Islami. Ternyata Tuhan memberi saya begitu banyak kemudahan untuk hal itu dan semakin banyak rezeki yang didapat.

Bagaimana Karakter busana Muslim Itang Yunasz?
Masing-masing label yang saya miliki memiliki fokusnya sendiri. First line Itang Yunasz memiliki karakter yang romantic dan delicate. Untuk Kamilaa yang diutamakan adalah bagaimana harga yang terjangkau dapat memberikan kenyamanan dengan tema-tema keindonesiaan, seperti motif-motif tenun tradisional. Label Preview memproduksi busana pria yang lebih fashionable dan affordable. Tatum adalah label busana kerja. Sementara Moshaict diperuntukan bagi generasi muda.

Bagaimana Anda melihat dunia fesyen Muslim di Indonesia saat ini?
Sangat maju. Di sini lah saya melihat potensi yang sangat baik dimana syiar dan peluang usaha dapat bertemu. Saya bersyukur dengan kesempatan yang diberikan Allah kepada saya sehingga saya bisa turut mengembangkan dunia fesyen Muslim di Indonesia.



Apa tips yang bisa dibagikan tentang berbusana Muslim?
Yang pastinya tentunya adalah harus sesuai kaidah. Selain dari itu, tips pemakaian busana harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang.

Harapan untuk ke karir ke depan?
Saya berharap saya dapat berkontribusi lebih banyak untuk dunia fesyen Muslim Indonesia dan memiliki gerai di seluruh Indonesia untuk segala lapisan masyarakat.

(bio/ret)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya