Inspirasi Baju Lebaran dari Koleksi Desainer Indonesia yang Tampil di Riyadh Arab Saudi, Ada Abaya Berbahan Songket Silungkang

Sejumlah desainer memamerkan deretan koleksinya yang memanfaatkan beragam wastra nusantara yang kaya, memadukannya dengan desain yang familiar bagi pasar. Ini bisa jadi ide untuk tampilan baju lebaran nanti.

oleh Dinny Mutiah Diperbarui 12 Mar 2025, 16:05 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2025, 16:01 WIB
Inspirasi Baju Lebaran dari Koleksi Desainer yang Tampil di Riyadh Arab Saudi, Ada Abaya Berbahan Songket Silungkang
Salah satu koleksi busana rancangan desainer Nina M. Nata. (dok. Algit)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu tradisi yang mungkin masih mendarah daging di mayoritas masyarakat Indonesia dalam menyambut Hari Raya Idulfitri adalah berburu baju lebaran. Masing-masing ingin tampil seistimewa mungkin, terutama saat berkumpul bersama keluarga besar.

Busana rancangan berbagai desainer Indonesia yang tampil di Riyadh, Arab Saudi, pada akhir Januari 2025 lalu bisa jadi sumber inspirasi. Salah satunya koleksi bertema Splendor of Abaya yang diusung desainer Nina M. Nata.

Desainnya terinspirasi abaya yang merupakan pakaian luar bagi wanita Timur Tengah untuk keluar rumah. Lewat koleksi yang terdiri dari enam look dibawanya, warna hitam pekat yang menjadi ciri khas abaya, hadir dipadukan dengan budaya Indonesia lewat wastra songket silungkang.

Dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu, songket silungkang merupakan wastra dari Sumatera Barat. Berbeda dengan abaya yang didominasi warna hitam, songket itu menggunakan merah, hijau, dan emas sebagai warna utamanya.

Menambah kesan mewah dan elegan, sang desainer juga menambah manik-manik sebagai detail pada rancangan busana muslimnya. Ia juga menghadirkan motif pucuk rebung pada kain yang digunakan. 

"Motif pucuk rebung, atau tunas bambu, menjadi salah satu ciri khas dari tenun silungkang. Untaian benang emas yang membentuk motif pucuk rebung tampil selaras di atas warna-warna tegas, merah dan hijau," katanya dalam rilis.

Tak sekadar permanis penampilan, motif tersebut juga mengandung filosofi mendalam. "Pucuk Rebung dalam motif ini mewakili awal dari segala sesuatu, simbol dari pertumbuhan, kemajuan dan harapan. Ini mengingatkan tentang pentingnya semangat untuk terus berkembang dan tumbuh, bahkan di tengah tantangan dan kesulitan," ia menguraikan.

 

Promosi 1

Berkreasi dengan Batik Sukapura

Inspirasi Baju Lebaran dari Koleksi Desainer yang Tampil di Riyadh Arab Saudi, Ada Abaya Berbahan Songket Silungkang
Salah satu koleksi busana rancangan Deden Siswanto. (dok. Algit)... Selengkapnya

Sementara, desainer Deden Siswanto membawakan koleksi bertajuk Rachana Abra ke hadapan penonton di Gedung Cultural Palace, Diplomatic Quarter, Riyadh, Arab Saudi. Rachana Abra diartikan sebagai komposisi menawan yang memancarkan kilauan yang memukau.

Ia memamerkan enam looks busana siap pakai premium yang seluruhnya menggunakan Batik Sukapura asal Tasikmalaya. Keunikan terletak pada potongan trapesium di setiap rancangan, mulai dari mantel, rompi, jaket, blus, celana, hingga gaun.

"Tampil dengan Batik Sukapura sebagai upaya memperkenalkan budaya Indonesia yang patut dibanggakan di negeri ini," kata Deden.

Seluruh batik yang digunakan merupakan hasil buatan tangan dengan warna khas merah marun, biru tua, dan hitam - warna-warna yang biasanya disukai pasar Timur Tengah karena tak terlalu mencolok. Potongan yang longgar sangat pas untuk dipakai di hari lebaran nanti.

Masih dalam rangkaian koleksi desainer Indonesia yang tampil di Riyadh, Yani Halim membawakan enam looks yang mengusung tema Cordial Bellis. Warnanya juga cenderung lebih terang dari rancangan dua desainer sebelumnya, yakni cokelat terang dan hijau rumput.

 

 

 

Hadirkan Kerancang dan Tenun Bulu Garut

Inspirasi Baju Lebaran dari Koleksi Desainer yang Tampil di Riyadh Arab Saudi, Ada Abaya Berbahan Songket Silungkang
Salah satu koleksi busana muslim rancangan desainer Yani Halim. (dok. Algit)... Selengkapnya

Koleksi busana Yani Halim terinspirasi oleh siluet berbentuk X. Material utama yang dipakai memanfaatkan wastra yang kaya dari nusantara, yakni tenun bulu garut. Material itu kemudian dikombinasikan dengan renda katun brokat dan linen. Bahkan, ia menambahkan renda dari kerancang dan mutiara untuk menghasilkan desain mewah dan anggun.

Hadir dalam koleksi yang bertumpuk, Anda mungkin tak harus menirunya plek plek. Bisa memanfaatkan salah satu koleksi untuk dipadukan dengan pakaian lain yang lebih ringan agar lebih simpel untuk tampilan di pagi hari, atau sedikit lebih banyak lapisan untuk pertemuan di malam hari.

Tiga koleksi desainer itu menjadi bagian dari rombongan sembilan desainer yang diajak tampil di fashion show bertema besar Noesa Birama. Enam desainer lainnya adalah Opie Ovie, Irmasari Joedawinata, Shaza by Adelina, Althafunissa by Karina, Rinnasuri, dan Nura Boutique by Oewi Wahyono. 

Penyelenggaranya adalah Fungsi Ekonomi dan Perdagangan KBRI Riyadh, Kerajaan Arab Saudi, yang bekerja sama dengan sejumlah desainer Indonesia, instansi swasta dan pemerintah Indonesia, serta Kerajaan Arab Saudi, yakni Kementerian Kebudayaan, khususnya Komisi Fashion dan Komisi Seni Kuliner.

 

Industri Fesyen Mendapat Perhatian Khusus di Arab Saudi

Inspirasi Baju Lebaran dari Koleksi Desainer yang Tampil di Riyadh Arab Saudi, Ada Abaya Berbahan Songket Silungkang
Para desainer Indonesia yang tampil di fesyen show Noesa Birama di Riyadh, Arab Saudi. (dok. Algit)... Selengkapnya

Sementara itu, sektor industri semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Arab Saudi dengan khusus membentuk Komisi Fashion/Mode. Bahkan, industri fesyen menjadi elemen penting dari Visi 2030, sebuah strategi komprehensif yang bertujuan untuk mendiversifikasi perekonomian negara Arab Saudi dan mengurangi ketergantungannya pada minyak.

Seiring dengan semakin matangnya sektor fashion, diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap Visi 2030 dengan memposisikan Arab Saudi sebagai pemain mode global. Berbagai kebijakan diambil untuk mencapai tujuan tersebut, di antaranya giat membangun pondasi untuk masa depan mode di Arab Saudi dan mengembangkan rantai nilai fesyen mandiri yang mencakup desain, manufaktur, logistik, dan ritel.

Indonesia melihatnya sebagai peluang mengingat industri fesyen dalam negeri yang berkembang. Kegiatan promosi digencarkan, salah satunya dengan penyelenggaraan acara 'Fashion Show dan Promosi Kuliner Indonesia 2025'. Kegiatan ini merupakan program promosi bidang ekonomi perdagangan, investasi, pariwisata, dan meliputi sektor ekonomi kreatif bidang fashion dan kuliner Indonesia yang dinilai potensial untuk dikembangkan di Arab Saudi.

Infografis Brand Modest Fashion Lokal
Infografis Brand Modest Fashion Lokal. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya