Liputan6.com, Sumba Daerah Sumba di Nusa Tenggara Timur adalah salah satu pulau paling selatan Indonesia. Wilayah ini punya musim hujan yang pendek dan musim kemarau yang panjang. Karena beriklim kering, daerah ini dulu dikenal tandus dan rawan pangan.
Meski bukan daerah subur, hampir separuh penduduk Sumba berprofesi sebagai petani. Mengandalkan pupuk untuk membuat tanah gembur. Tapi cuaca buruk di laut berarti suplai pupuk terhenti.
Beberapa pihak mulai mengubah keadaan. Di Kecamatan Lewa Sumba Timur yang merupakan lumbung pangan sejak era kolonial warga mulai cerdas bertani.
Pertanian organik dan SRI (System of Rice Intensification) mulai dikenalkan di sini. Dimulai dari satu hektare milik seorang petani bernama Katauchi Papu. Akhirnya, Lewa kini tetap menjadi Lumbung pangan di Sumba NTT.
Tak cuma pertanian yang mengubah keadaan. Di Kecamatan Kahaungu Eti Sumba Timur, warga juga giat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin Skala Mikro (PLTASM).
Â
Satu Kampung bernama Kalihi, Desa Kamanggih, Kecamatan Kahaungu Eti, Sumba Timur menjadi potret suksesnya pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Perkampungan ini berada di tengah-tengah padang savana
"Dari 20 kincir yang ada, sebenarnya bisa menerangi 50 rumah, tapi di kampung ini cuma ada 22 rumah," terang Petrus Putra Parai Marapu penanggung jawab operasional kincir angin kepada Tim Ekspedisi Indonesia Biru.
Untuk membangun kincir-kincir angin diperlukan waktu satu tahun untuk survei lokasi dan mengukur konsistensi tiupan angin sepanjang tahun. Hingga dipilihlah beberapa titik di Desa Kamanggih, Sumba Timur. Ada 100 kincir angin di beberapa lokasi yang memasok kebutuhan listrik warga sejak Juli 2013.
Satu turbin atau kincir angin ini mampu memasok hingga 500 watt. Dengan 20 kincir, ada 22 rumah yang telah mendapat listrik 110 watt selama 24 jam dengan tarif Rp 20.000 per bulan yang dikelola sebuah koperasi milik warga.
Wilayah ini juga berhasil mengembangkan biogas dari kotoran ternak. Biogas ini mampu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil menuju energi terbarukan.
Simak video drone berikut ini yang merupakan program Liputan6.com di Langit Indonesia, Jumat (8/5/2015):
Keindahan Sumba dari Atas Langit
Sumba Nusa Tenggara Timur dulu dikenal kering dan rawan pangan. Beberapa pihak mulai mengubah keadaan. Sumba jadi subur dan kaya listrik.
diperbarui 08 Mei 2015, 10:36 WIBDiterbitkan 08 Mei 2015, 10:36 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dharma-Kun Sapa Sejumlah Tokoh Masyarakat di Kalideres Sebelum Kampanye Akbar
7 Potret Ariel Noah Jadi Mekanik Motor Moge BMW, Tampil Macho
Ternyata Ini Alasan Gus Baha Sering Guyon saat Ngaji, Sitir Mbah Moen dan KH Nursalim
Kapolri Pastikan Pelaku Polisi Tembak Polisi di Polres Solok Selatan Dipecat dan Dipidana
Penulis Film Si Doel The Movie dan Si Doel Series, Hadir di Bedah Film Marbot UBSI Cengkareng
Jadwal Bola Hari Ini Liga 1, Lengkap dengan Link Live Streaming
Berbaju Putih, Pramono-Rano Hadiri Kampanye Akbar di GBK Senayan
Tips Konsisten Diet: Panduan Lengkap Mencapai Berat Badan Ideal
Ahli: Perubahan Iklim Membuat Durasi 1 Hari Terasa Lebih Panjang
Sejauhmana Orangtua Berhak Ikut Campur Saat Anaknya Dihukum Guru?
Kejutan di Piala AFF 2024, Shin Tae-yong Gaet 3 Pemain Baru untuk Timnas Indonesia
Tips Belanja Bulanan Hemat: Panduan Lengkap Mengatur Pengeluaran