Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemkab Banyuwangi baru-baru ini menggelar edukasi bencana melalui pertunjukkan seni tradisional Janger. Acara yang digelar di Ruang Terbuka Hijau Karangharjo, Kecamatan Glenmore, mendapat sambutan hangat dari ribuan warga yang hadir.
Menurut informasi yang diperoleh tim Liputan6.com, Senin (7/9/2015), Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, Indonesia adalah kawasan yang rentan bencana, termasuk rentan terjadi erupsi gunung berapi dan gempa bumi.
Di Indonesia ada 18 gunung berstatus waspada, 3 gunung berstatus siaga, dan 1 gunung berstatus awas. Gunung Raung salah satunya yang memiliki tipe letusan strombolian, yang berarti bahayanya tidak akan meluas. Hal tersebut disebabkan lontaran material pijar yang cukup berat dan sistem kawah Gunung Raung sudah terbuka sehingga tidak ada penumpukan energi yang cukup besar untuk memicu letusan besar.
Advertisement
Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, erupsi Gunung Raung berimbas pada tersendatnya aktivitas perekonomian. Di sektor pariwisata salah satunya, aktivitas vulkanik Gunung Raung sempat mengganggu beberapa jadwal penerbangan yang hendak dan akan meninggalkan Bali.
“Hingga saat ini BNPB terus memantau kondisi Gunung Raung, baik aktivitas seismik maupun pengukuran kualitas udara untuk menentukan penurunan atau peningkatan aktivitas gunung setinggi 3.332 meter tersebut," ujar Sutopo.
Selain berimbas pada sektor pariwisata, aktivitas Gunung Raung yang masih fluktuatif juga membuat masyarakat bingung tanpa tahu harus berbuat apa jika erupsi terjadi lagi. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan tentang ancaman, bahaya, dan risiko bencana dari masyarakat yang tinggal di berbagai daerah rawan bencana.
Dengan digelarnya pertunjukan Janger ini, diharapkan masyrakat mendapat pengetahuan baru tentang kebencanaan dan meningkatkan kewaspadaan akan risiko yang akan dihadapi saat terjadi bencana.
“Pertunjukan rakyat Janger yang memiliki sifat menghibur bisa menyampaikan pesan dalam suasana santai dan menyenangkan, sehingga lebih menarik perhatian masyarakat. Edukasi kebencanaan secara kreatif lewat seni budaya lokal seperti di Banyuwangi ini sangat menarik dan efektif dalam menyampaikan pesan,” ujar Sutopo melanjutkan.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, dengan adanya edukasi kebencanaan ini diharapkan bisa membuat masyarakat siaga hadapi bencana dan siap untuk dievakuasi sewaktu-waktu terjadi bencana.
Tak hanya itu, langkah penting juga telah diambil pemkab Banyuwangi terkait manajemen kebencanaan. “Di APBD Perubahan 2015 juga telah dialokasikan pembangunan infrastruktur untuk akses daerah yang rawan bencana. Beberapa ruas jalan tersebut sudah mulai dikerjakan,” ujar Anas. (Ibo/Nad)