Liputan6.com, Banyuwangi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi saat ini terus memacu perkembangan industri batik daerah. Salah satunya lewat lomba desain motif baru yang menjadi rangkaian Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2105.
Lomba yang sudah dilakukan secara konsisten sejak tahun 2011 ini pun berhasil memperkaya khazanah batik daerah. Jika dulu Banyuwangi hanya punya 22 motif, sekarang jumlahnya bertambah menjadi 52 motif batik.
Lomba desain motif batik ini telah digelar awal September 2015. Sebanyak 400 desain motif masuk dan telah tersaring 28 desain yang berhak dinilai lebih lanjut. Dipilih 3 pemenang terbaik yang diumumkan pada puncak BBF 2015, pada Sabtu malam, 10 Oktober 2015, di Taman Blambangan.
Advertisement
Salah satu dewan juri lomba desain motif batik 2015 dari Balai Besar Kerajinan dan Batik, Kementrian Perindustrian di Yogyakarta, Masiswo mengatakan menciptakan desain motif batik baru merupakan salah satu cara untuk memicu pasar baru ataupun memperluas pasar yang sudah ada.
"Karena pasar terus berubah. Pasar batik juga bisa jenuh apabila motif-motif yang tampil hanya motif lama. Maka harus selalu ada kreatifitas dalam industri batik, seperti lomba motif baru ini," kata Masiswo kepada wartawan di Banyuwangi, Sabtu (10/10/2015).
Masiswo menambahkan bahwa untuk menciptakan motif baru, perajin batik bisa mengembangkan ide dari motif yang sudah ada maupun menciptakan desain yang benar-benar orisinil. "Kreatifitas dalam desain motif dibolehkan asal tetap mengakomodir kekhasan daerah," imbuh Masiswo.
Masiswo menjelaskan bahwa desain motif batik Banyuwangi yang selama ini masuk penilaian cukup beragam dan kreatif. "Dari yang saya nilai ini, motif yang ditampilkan para peserta sudah bagus dan kreasinya cukup kreatif. Apalagi banyak yang menampilkan kekhasan Banyuwangi," lanjut Masiswo.
Masiswo menegaskan bahwa dari 28 motif yang tersaring, semua peserta mengangkat kekhasan Banyuwangi. Mulai dari potensi Banyuwangi seperti motif ikan, kepala kerbau sebagai simbolisasi budaya kebo-keboan, hingga motif lama yang dimodifikasi seperti beras kutah (beras jatuh).
"Satu hal yang harus diperhatikan oleh para peserta desain motif batik, yakni cara menuangkan gambar ke atas kain harus sesuai dengan pakem pembuatan batik yakni dengan menggunakan canting tulis atau canting cap dan malam sebagai pewarnaan. Sebab selain cara itu tidak bisa dikatakan sebagai kerajinan batik," pungkas Masiswo.
Â
(Dian Kurniawan)
Â