Liputan6.com, Jakarta Liputan6.com, Pontianak - Perahu berukuran mungil itu berjejer di atas air. Jumlahnya ada ratusan perahu. Perahu ini dinamai kano. Parit Nenas adalah nama parit yang berada di Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Mungkin tempat ini bisa jadi destinasi wisata Anda berikutnya.
Baca Juga
Advertisement
Parit Nenas ini luas 15 meter dengan panjang 4 kilometer. Parit Nenas ini menghubungkan antara Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya.
“Dulunya dipenuhi tumbuhan gulma. Kondisinya kini telah berubah drastis, parit yang menjadi andalan warga sekitar ini telah bersih dari gulma dan sampah,” kata Wali Kota Pontianak, Sutarmidji setelah melepas peserta lomba kano, Sabtu (27/8/2016, di Parit Nenas, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak.
Menurut Sutarmidji, Parit Nenas nantinya akan dijadikan kawasan wisata parit atau air. Maka dari itu, sang walikota pun menggelar Lomba Kano di Parit Nenas. Peserta berjumlah 100 peserta. Dengan rincian, dari pelajar dan umum. Kegiatan ini berlangsung dua hari, 27 – 28 Agustus 2016.
“Kegiatan lomba Kano maupun sampan yang menggunakan kayuh untuk menjalankannya, diyakini bisa menjaga sungai atau parit tidak mudah dangkal. Karena semakin sering mengayuh di sungai maka akan menjaga sungai tidak mudah dangkal. Saya mendukung digelarnya lomba serupa secara periodik,” kata Sutarmidji.
“Bila perlu lomba kano atau sampan lebih sering digelar di sini. Nanti akses menuju ke lokasi ini akan kita perbaiki supaya masyarakat lebih mudah menyaksikannya,” ujar Sutarmidji, melanjutkan.
Sutarmidji berharap, Parit Nenas harus bebas dari bangunan liar. Itu bertujuan supaya nantinya parit tersebut tidak kumuh. “Parit ini harus bebas dari bangunan liar, baik dari sisi kiri maupun kanan. Sepanjang sisi sungai juga akan dilakukan penghijauan,”ujar Sutarmidji.
Sutarmidji berjanji, Parit Nenas nantinya juga akan menetapkan Garis Sempadan Sungai (GSS) cukup lebar, yakni antara 30 hingga 40 meter. Hal itu tentunya bertujuan untuk pinggiran parit yang belum diturap bisa ditanami berbagai pohon penghijauan. “Sehingga ruang terbuka hijau di kawasan ini lebih luas dan banyak. Pohon apa saja boleh ditanami di sini untuk menjaga keberlangsungan dan kebersihan sungai ini,” ucap Sutarmidji.
Namun demikian, Sutarmidji mengeluhkan terkait area Parit Nenas semakin banyak ditumbuhi gulma. Diduga, gula tersebut berasal dari pupuk organik sebuah perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut.
“Berupaya mencari solusi untuk membersihkan parit dari tumbuhan gulma. Salah satu opsinya, mengupah warga sekitar dengan honor antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per bulan. Tugasnya adalah menjaga supaya gulma-gulma itu jangan sampai berkembang dan tumbuh di parit,” kata Sutarmidji.
Sutarmidji juga menjelaskan bahwa penurapan sungai di Parit Nenas ini akan dilakukan secara bertahap. Itu dilakukan dengan cara melihat ketersediaan anggaran sebagai upaya dalam menjaga kawasan ini tetap terawat. “Mengapresiasi masyarakat Pontianak Utara karena sudah menyadari pentingnya menjaga parit dan saluran bersih supaya tetap teraliri air. Ini parit atau kanal-kanal di kawasan ini harus tersedia cukup air mengingat sebagian wilayah adalah tanah gambut”.
Sutarmidji menyebutkan, selain untuk persediaan air dalam memadamkan kebakaran lahan yang kerap terjadi di lahan gambut, dengan tersedianya air di kanal akan menjadikan lahan gambut tetap lembab sehingga tidah mudah terbakar ketika musim panas tiba.
“Saya minta warga jangan buang sampah di sungai, sampah itu ditanam, jangan dibuang di sungai. Selain itu, pasang jaring pada tempat-tempat tertentu supaya ketika ada sampah bisa dibersihkan dengan cepat,” ucap Sutarmidji, penuh harap pada masyarakat.
Sebelum bersih seperti saat ini, Parit Nenas memang dipenuhi tumbuhan gulma sehingga kawasan tersebut terkesan kumuh. “Ada satu atau dua rumah yang berdiri persis di pinggir sungai. Penghuni rumah itu bersedia pindah dari lokasi di mana rumahnya berdiri,” kata Sutarmidji.
Semenatara itu, menurut Camat Pontianak Utara, Kiswanta wilayah kecamatan di wilayahnya banyak parit. Maka dari itulah latar belakang digelarnya lomba kano di Parit Nenas. “Hanya setiap parit itu tidak dimanfaatkan secara optimal. Parit Nenas sebagai parit andalan sebab parit ini memiliki kekhasan dan berbeda dari parit lainnya, yakni di kawasan terbuka dan mempunyai luas yang cukup lebar,” ujar Kiswanta.
Kiswanta berharap, nantinya Parit Nenas merupakan ikon wisata parit di Bumi Khatulistiwa ini. “Sehingga kita jadikan ini wisata parit atau wisata air. Kita berharap ini menjadi ikon Pontianak Utara khususnya, dan Kota Pontianak umumnya. Dengan terjaganya parit ini diharapkan dapat mengangkat derajat ekonomi masyarakat di sekitarnya,” ucap Kiswanta.