Cara Baru Nikmati Keindahan Kain Batik Secara Digital

Berikut kolaborasi Google dan Museum Tekstil Indonesia yang menghasilkan teknologi terbaru melihat batik secara digital.

oleh Meita Fajriana diperbarui 28 Okt 2016, 09:30 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2016, 09:30 WIB
Cara Baru Nikmati Keindahan Kain Batik Secara Digital
Cara Baru Nikmati Keindahan Kain Batik Secara Digital (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan nilai-nilai budaya dan sejarah. Salah satunya yaitu Batik yang sudah diakui dunia. Keindahan dan filosofi pada kain batik yang biasanya hanya dapat dilihat secara fisik di rumah batik atau museum, kini hadir dalam bentuk digital.

"Ada begitu banyak kekayaan dan material penting dari kultur Indonesia salah satunya batik. Namun hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang cukup beruntung mengunjungi tempat-tempat pengrajin batik atau museum. Aplikasi ini dibuat untuk dapat melihat material budaya dapat diakses siapa saja, melestarikannya secara digital untuk kepentingan edukasi dan menginspirasi generasi mendatang,' ungkap Dennis Dizon, Program Manager, Google Cultural Institute di Museum Nasional usai meluncurkan aplikasi Google Art & Culture, Kamis (27/10/2016).

Pengalaman menikmati keindahan batik secara digital ini merupakan wujud kolaborasi Google dengan museum tekstil Indonesia. Teknologi terbaru ini memungkinkan Anda yang berada jauh dari pusat pelestarian batik atau museum untuk tetap bisa melihat kekayaan batik Indonesia sembari belajar lebih banyak tentang filosofi batik.

Sementara itu, Esty Utami Kepala Unit Pengelola Museum Seni mengatakan, "Kami tentu sangat senang menyambut teknologi baru ini. Sejauh ini sudah ada 150 batik yang sudah dapat diakses melalui teknologi ini." 

Anak-anak menikmati Google Cardboard saat peluncuran Art Camera dan Google Cardboard di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (27/10). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Google berencana akan menampilkan sebanyak 1.000 jenis batik melalui aplikasi Google Art & Culture yang bekerja sama dengan Museum Tekstil. Sementara ini batik yang bisa diakses masih berkisar 150 ribu dan akan segera ditambah.

Hadirnya teknologi batik secara digital ini disambut positif oleh Esty dan unit pengelola Museum lainnya. Menurutnya dengan teknologi melihat batik lebih dekat secara digital ini akan membuat masyarakat semakin penasaran dengan kain batik yang asli dan mengunjungi Museum. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola museum. 

"Teknologi ini hadir karena memang sudah saatnya, melihat apapun serba modern. Kami menyambut baik dan akan menyiapkan lebih banyak lagi untuk menambah koleksi batik di aplikasi Google," tambahnya.

Sementara ini, batik yang sudah dapat dilihat melalui teknologi Google Art & Culture ini antara lain batik Batik Madura, batik Pesisir, batik Keraton, dan batik Pagi Sore.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya