Yogyakarta Masih Membutuhkan Banyak Pemandu Wisata

Tingginya minat wisatawan yang datang untuk berlibur ke Yogyakarta tidak diiringi dengan ketersediaan pemandu wisata yang cukup.

oleh Yanuar H diperbarui 17 Jan 2017, 09:18 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2017, 09:18 WIB

Liputan6.com, Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih menjadi tujuan wisata idaman, terbukti jutaan wisatawan datang ke Yogyakarta setiap tahunnya. Bahkan di kala musim liburan tiba, Yogyakarta akan dipadati oleh wisatawan. Namun, tingginya minat wisatawan yang datang untuk berlibur ke Yogyakarta ini tidak diiringi dengan ketersediaan pemandu wisata yang cukup.

Kepala Bidang pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Yogyakarta, Aria Nugrahadi mengaku jika Yogyakarta masih kekurangan jumlah pemandu wisata. Terlebih saat musim liburan tiba, di mana kunjungan turis domestik dan mancanegara begitu tinggi. Untuk itu Yogyakarta membutuhkan pemandu wisata yang lebih banyak lagi. Tidak hanya secara kuantitas, tapi juga kualitas.

"Dari masalah kuantitasnya masih kurang belum mencungkupi, apalagi terkait kompetensi perlu tambahan pelaku wisata jumlahnya dan kompetensi kecakapannya. Trend data wista mancanegara ini jumlahnya luar biasa dan butuh dipandu pelaku wista yang punya kompetensi dari masalah bahasa misalnya. Dari masalah bahasa saja khususnya yang community base kita perlu banyak untuk mencetak sumber daya yang bisa melayani turis mancanegara," katanya Senin (16/1/2017).

Aria mengaku saat ini tren wisata di Yogyakarta banyak yang langsung datang ke destinasi wisata. Ia mengaku tidak mempermasalahkan jika ada wisatawan yang datang ke Yogyakarta melalui agen travel karena pasti akan ada pemandu wisata. Sementara wisatawan yang dipandu oleh media sosial ini langsung menyasar langsung ke destinasi wisata yang dituju. Sehingga hal ini juga mempengaruhi kesiapan pengelola wisata yang kebanyakan dari community base atau kelompok masyarakat. Kebanyakan dari mereka belum siap menerima secara langsung kedatangan para wisatawan tersebut.

"Kalau sekarang tren wisata digaet media sosial yang backpaker ini langsung ke desa on the spot. Makanya kita perlu pengayaan di titik itu, belum lagi pemandu wista adventure karena Yogyakarta marak sekali tubing rafting treking yang menarik wisatawan mancanegara. Ada kejadian lucu, wisatawan mancanegara ini datang langsung ke on the spot jadi saya tahu mereka tergopoh-gopoh menerima wistawan mancanegara makanya kita terus memberikan bekal kepada mereka," katanya.

Aria mengatakan pengambangan destinasi wisata selalu dilakukan dinas pariwisata Yogyakarta. Namun, pihaknya juga ingin agar adanya kelanjutan sehingga tercipta kualitas pariwisata yang lebih profesional. 

"Community base akan kita kembalikan kepada pertumbuhan peran masyarakat. Sekarang booming, tapi dia tidak berkelanjutan, tidak sustain. Kenapa? Mungkin karena kurangnya kreatifitas daya tarik. Itu harus dikembangkan melalui event, diversifikasi daya tarik, dan ketiga sumber daya manusia. Obyek semua sudah masksimal apalagi kepariwisataan menjanjikan. Ini yang menjadi standartnya," pungkasnya.

Sementara itu founder Rumah guide Indonesia Josh Handani mengatakan Yogyakarta perlu pemandu wisata yang banyak. Sebab dari data tahun 2008 lalu jumlah pemandu wisata di Yogyakarta masih kurang 300 guide. Terlebih di saat peak season, jumlah tersebut dapat bertambah. Oleh karena itu pemandu wisata di Yogyakarta masih merupakan pekerjaan yang menjanjikan.

"Itu tahun 2008, kalau sekarang saya kira lebih dari itu. Karena tiap tahun jumlah wisatawan selalu meningkat di Yogya," katanya.

(Yanuar H)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya