Liputan6.com, Jakarta Anda baru saja diangkat menjadi manajer. Muncul tuntutan untuk menjaga kewibawaan. Benarkah ketika karier menanjak naik, kita jadi harus siap soliter? Sebelumnya, sewaktu masih di level bawahan, mungkin Anda satu ruangan beramai-ramai dengan rekan satu divisi. Makan siang bareng, nongkrong bersama di kafe, atau bahkan main kemana-mana di luar jam-jam kerja bersama mereka.
Akan tetapi, semakin naik posisi Anda, dunianya makin terasa berbeda. Anda menempati ruangan sendiri, tanggung jawab dan beban kerja yang makin bertambah membuat waktu bersosialisasi dengan rekan-rekan kantor makin terbatas. Mungkin hubungan dengan teman-teman kantor yang kini menjadi bawahan menjadi berjarak karena konsekuensi posisi Anda.
Meski nyatanya tidak semua orang sepakat dengan anggapan tersebut. Hal ini juga tergantung dari karakter individu masing-masing dan kultur lingkungan kerja juga yang bersangkutan. Berikut adalah lima hal yang perlu dilakukan menyangkut pertemanan di kantor, saat karier Anda kian menanjak.
Advertisement
Baca Juga
1. Lingkungan kerja sangat menentukan karakter seorang pimpinan
Di beberapa tempat yang kulturnya formalistik dan kaku, biasanya pimpinan cenderung mengambil jarak yang tegas dengan bawahan. Sementara di lingkungan yang biasa cair, hubungan antara atasan dan bawahan pun lebih cair. Di kantor dengan tipe seperti ini, jangankan menempatkan diri sebagai atasan, mencoba untuk berteman saja susahnya bukan main. Berhadapan dengan kondisi ini, Anda perlu untuk lebih sabar.
2. Di lingkungan kerja yang terbuka dan cair, kedekatan dengan teman kerja juga tetap ada batasnya
Di kantor manapun pasti ada pihak-pihak yang memanfaatkan politik kantor untuk kepentingan pribadi. Tidak menutup kemungkinan ada pihak yang memanfaatkan problem pribadi Anda sebagai senjata untuk menjatuhkan Anda. Karena itu, Anda perlu pintar-pintar memilah mana yang perlu dibagi dengan rekan kerja, dan mana yang sebaiknya tidak.
Advertisement
3. Membuka diri dengan persahabatan di luar kantor
Di satu sisi, mungkin hubungan ke dalam, dengan bawahan menjadi berkurang, tetapi Anda tidak perlu berkecil hati. Sebab, di sisi lain, hubungan Anda dengan pihak luar akan menjadi lebih luas. Anda akan banyak berhubungan dengan stake holder, broker, vendor, dan klien-klien ataupun pihak-pihak dari luar kantor.
4. Mulai dari diri kita terlebih dulu
Kalau kita menutup diri dan bersikap arogan, otomatis bawahan juga akan enggan bersikap ramah pada kita. Kalau tidak sempat menyapa, ya minimal tersenyumlah ketika berpapasan.
5. Menjaga komunikasi tetap terbuka
Interior kantor juga berpengaruh dalam membangun alur komunikasi. Umpamanya kalau ruangan pimpinan dinding dan pintunya kaca terbuka, hal itu menunjukkan keterbukaan komunikasi.
Ficky Yusrini