Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan ke Banyuwangi

Garuda Tambah Penerbangan, Pariwisata Banyuwangi Kian Menjanjikan

oleh Cahyu diperbarui 07 Sep 2017, 13:40 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2017, 13:40 WIB
Tiga Menteri Pastikan Ikut Inaugural Flight GA Jakarta-Banyuwangi
Garuda Tambah Penerbangan, Pariwisata Banyuwangi Kian Menjanjikan

Liputan6.com, Banyuwangi Arus wisatawan ke Banyuwangi, Jawa Timur, dipastikan bakal terus melonjak. Lonjakan ini berkat semakin terbuka luasnya akses penerbangan menuju daerah yang dikenal dengan sebutan "Sunrise of Java" itu.

Garuda Indonesia misalnya. Maskapai pelat merah itu bakal resmi membuka rute penerbangan langsung (direct flight) Jakarta-Banyuwangi mulai 8 September 2017. Garuda Indonesia dijadwalkan melayani penerbangan langsung dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 14.10 WIB dan mendarat di Bandara Blimbingsari pada pukul 15.55 WIB.

Dari Banyuwangi, pesawat akan kembali terbang pukul 17.10 WIB dan tiba di Jakarta pada 18.50 WIB. Rute ini akan dilayani Garuda Indonesia pada hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu.

Bupati Banyuwangi, Azwar Anas, merasa senang dengan semakin meningkatnya akses menuju Banyuwangi. Dengan pembukaan rute penerbangan ini, menurutnya, pertumbuhan di berbagai sektor di Banyuwangi akan semakin meningkat, termasuk pariwisata yang menjadi salah satu andalan Banyuwangi.

Para wisatawan akan memiliki semakin banyak pilihan menuju daerah yang terkenal dengan Blue Fire di Kawah Ijen itu. Sebab, sekarang ini ada enam penerbangan per hari menuju Banyuwangi.

"Saya sendiri tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa perkembangan penerbangan di Banyuwangi akan sepesat ini," ujar Azwar.

Namun, jika ditanya salah satu penunjangnya, ia dengan percaya diri menyebutkan pariwisata. Minat wisatawan yang semakin tinggi ke Banyuwangi membuat banyak perusahaan penerbangan merasa perlu menerbangi langit Banyuwangi.

"Dengan arus wisatawan maka kemudian dunia usaha, kalangan pendidikan, dan masyarakat semakin luas ke Banyuwangi. Tentu ini berdampak positif ke ekonomi. Pariwisata bisa men-drive sektor lain untuk meningkatkan pendapatan per kapita warga dan penurunan angka kemiskinan," ucap Azwar.

Lebih lanjut, dia mengatakan, dengan tambahan rute tersebut, kini Banyuwangi didatangi enam penerbangan setiap hari. Tiga rute Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya dilayani Nam Air dan Garuda Indonesia. Lainnya, rute Surabaya-Banyuwangi sebanyak tiga kali sehari oleh Wings Air dan Garuda Indonesia.

"Jakarta merupakan jantung ekonomi Indonesia. Termasuk wisatawan domestik terbesar dan mancanegara. Jadi, tambahan rute dari Garuda Indonesia ini juga menjadi peluang tidak hanya di Banyuwangi, tapi juga daerah sekitar," kata Azwar.

"Rute ini akan memudahkan mobilitas daerah sekitar Banyuwangi, seperti Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Bali Barat," ujarnya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, juga menjadi orang yang paling bersemangat atas pembukaan rute penerbangan ini. Bahkan, rencananya ia akan ikut langsung mengikuti seremoni penerbangan Jakarta-Banyuwangi oleh Garuda dengan nomor penerbangan GA 264 pada 8 September 2017.

"Unsur 3A di Banyuwangi, atraksi, amenitas, dan aksesibilitas semakin kuat. Ini akan menjadikan Banyuwangi senagai destinasi wisata kelas dunia. Apalagi, Bupatinya sangat commited dengan pariwisata. Maka, kami akan terus mendorong Banyuwangi menjadi tujuan utama wisata dunia," ucap Arief.

Ke depannya, ia mendorong agar Banyuwangi memliki bandara internasional untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

"Banyuwangi letaknya strategis karena dekat dengan Bali. Banyuwangi itu indah dan jika ingin menjadi destinasi wisata unggulan, Banyuwangi harus punya bandara internasional," kata Arief.

Jika bandara internasional bisa dibangun, maka jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ditargetkan bisa mencapai 100 ribu orang pada 2019.

"Jika dihitung-hitung, devisa bisa mencapai Rp 1,5 triliun dengan estimasi satu wisman menghabiskan Rp 10 juta hingga Rp 12 juta per kunjungan. Ini angka yang cukup besar. Belum lagi dari wisatawan nusantara. Anggap satu wisnus menghabiskan Rp 1 juta sudah ada tambahan Rp 1 triliun," ujar Arief.

Ia mengatakan, jika ada pergerakan orang, maka akan ada pergerakan uang. Apalagi, pariwisata adalah industri yang paling mudah dan paling murah untuk meningkatkan pendapatan per kapita, menaikkan devisa, dan menciptakan lapangan kerja.

"Apalagi saat ini Banyuwangi sudah dinobatkan sebagai kota festival pariwisata tewrbaik di Indonesia," ucap Arief.


(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya