Liputan6.com, Jakarta Sebagai negara empat musim, Korea Selatan memiliki banyak variasi makanan yang disesuaikan dengan cuaca serta ketersediaan pangan. Saat musim dingin, musim semi atau musim gugur, ketika angin dingin berhembus, rasanya nikmat sekali jika menyantap makanan berkuah yang panas.
Di Korea sendiri, klasifikasi makanan berkuah dibagi menjadi tiga yaitu guk, tang dan jjigae. Guk dan tang sama-sama bisa diartikan sebagai sup. Sementara jjigae memiliki kuah yang lebih kental dibandingkan sup dan biasanya disajikan di wadah batu yang mendidih (hot pot).
Berikut ini ada lima rekomendasi makanan berkuah khas Korea Selatan yang patut Anda coba, rekomendasi tim reservasi.com, Rabu (8/11/2017).
Advertisement
1. Seollongtang (sup tulang sapi)
Seollongtang adalah makanan khas Seoul yang terbuat dari rebusan tulang sapi. Rebusan tulang yang dimasak berjam-jam dengan api rendah menghasilkan kuah kaldu berwarna putih susu. Rasanya lembut di lidah dan tenggorokan. Dalam setiap porsi seollongtang juga sudah termasuk beberapa potong daging sapi rebus yang diiris tipis.
Biasanya seollongtang disajikan tanpa bumbu tambahan. Anda bisa menambahkan garam, merica, bawang putih tumbuk atau daun bawang. Seollongtang ini nikmat disantap bersama nasi putih panas dan aneka kimchi. Salah satu restoran yang paling terkenal dengan menu seollongtang-nya adalah Sinseon Seollongtang.
Cabang Sinseon Seollongtang ada di mana-mana, seperti di Myeongdong, Insadong, dsb. Beberapa outlet bahkan buka 24 jam! Ketika menginap di Seoul, pastikan Anda mencoba seollongtang.
Sayangnya restoran ini belum ada di Indonesia. Namun Anda dapat mencoba seollongtang di berbagai restoran Korea otentik yang ada di Indonesia. Meski tidak semua restoran menjual menu ini.
2. Sundubu jjigae (sup tahu sutra pedas)
Bahan baku utama sundubu jjigae adalah tahu sutra, daging babi cincang, kerang. telur dan kimchi. Semuanya disajikan dalam kuah berwarna merah yang pedas, gurih dan kental.Di Indonesia, daging babi cincang dalam sundubu jjigae kerap diganti dengan daging sapi atau daging ayam. Ada juga yang tidak menggunakan daging sama sekali dan divariasikan menjadi seafood sundubu jjigae.
3. Kimchi jjigae (sup kimchi pedas)
Bagi penggemar makanan bercitarasa pedas dan asam, pasti suka dengan kimchi jjigae. Makanan ini dibuat dari kimchi sawi putih yang sudah tua. Meski bisa juga dibuat dari kimchi yang masih segar, namun kimchi tua akan memberikan rasa yang lebih kuat. Selain itu biasanya juga ditambahkan daging babi cincang, tuna atau makerel. Rasanya gurih, pedas, asam, mantap!
4. Doenjang jjigae
Bagi yang tidak suka pedas, Anda bisa mencoba doenjang jjigae. Kuah sup ini terbuat dari doenjang atau pasta kedelai Korea. Warnanya kuning kecoklatan, rasanya gurih dan memiliki aroma yang khas. Bisa dibilang hampir mirip dengan miso-nya Jepang. Ke dalam doenjang jjigae biasanya dimasukkan rebusan zucchini, tahu putih yang dipotong kotak-kotak, daging sapi, bawang bombay dan irisan daun bawang. Rasanya yang gurih dan netral, cocok untuk dimakan kapan saja. Baik untuk sarapan, makan siang maupun makan malam.
5. Dweji gukbap (sup daging babi dan nasi)
Hidangan yang satu ini merupakan menu khas kota Busan. Hampir mirip dengan seollongtang, kuah dweji gukbap berwarna putih susu namun tidak terlalu pekat. Di dalamnya sudah termasuk potongan daging babi rebus tanpa lemak.
Kuahnya disajikan tawar, tanpa bumbu perasa. Supaya lebih asin, Anda dapat menambahkan sejumput ebi (se-woo-jeot) ke dalam kuahnya. Supaya rasanya lebih nikmat, Anda juga boleh memasukkan daun kucai iris yang sudah dibumbui cabai.
Seperti soto di Indonesia, Anda bisa memakan supnya terpisah dari nasi atau memasukkan nasi ke dalam kuah sup. Tergantung selera. Namun yang pasti, dweji gukbap dengan kuahnya yang panas sangat cocok untuk menghangatkan diri ketika musim dingin. Sayangnya di Indonesia belum ada restoran dweji gukbap.
Bagaimana jika musim dingin ini Anda terbang ke Korea Selatan dan langsung mencicipi kelima makanan yang disebutkan di atas? Mulailah petualangan kuliner Anda dan temukan cita rasa asli Korea yang mungkin tidak dapat ditemukan di Indonesia.