Kenang Kisah Ronggeng Kulawu, Penari Ronggeng Jaman Penjajahan Jepang

Lakon Ronggeng Kulawu, mengenang ronggeng di masa jaman penjajahan Jepang

oleh Vinsensia Dianawanti diperbarui 31 Agu 2018, 16:22 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2018, 16:22 WIB
Kenang Kisah Ronggeng Kulawu, Penari Ronggeng Jaman Penjajahan Jepang
Lakon Ronggeng Kulawu, mengenang ronggeng di masa jaman penjajahan Jepang (Liputan6/pool/Ronggeng Kulawu)

Liputan6.com, Jakarta Semarak kemeriahan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 73 masih begitu terasa berbarengan dengan semangat Asian Games 2018. Galeri Indonesia Kaya bersama Maudy Koesnaedi dan Andi Kanemoto memanfaatkan semangat ini untuk mempersembahkan lakon bertajuk Ronggeng Kulawu.

Naskah yang ditulis oleh Endah Dinda Jenura dan disutradasi oleh Wawan Sofwan ini mengankat kisah perjuangan seorang penari ronggeng di masa penjajahan Jepang. Ia mengorbankan mimpi dan harapannya demia menjadi wanita penghibur.

“Sosok Maesaroh dalam lakon Ronggeng Kulawu ini, merupakan salah satu gambaran kehidupan perempuan Indonesia di masa penjajahan Jepang. Dimana pada masa itu, banyak perempuan yang dibawa dan dipaksa menjadi seorang wanita penghibur dan diperlakukansecara tidak adil. Tidak hanya oleh tentara Jepang, para perempuan ini pun juga dipandang sebelah mata oleh orang-orang sebangsanya sendiri. Mereka hanya dianggap sebagai seorang perempuan yang mengkhianati bangsanya karena hidup bersama para penjajah,” ujar Wawan Sofwan selaku sutradara pementasan Ronggeng Kulawu.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cerita penari ronggeng di jaman penjajahan Jepang

Kenang Kisah Ronggeng Kulawu, Penari Ronggeng Jaman Penjajahan Jepang
Lakon Ronggeng Kulawu, mengenang ronggeng di masa jaman penjajahan Jepang (Liputan6/pool/Ronggeng Kulawu)

Ronggeng Kulawu sendiri mengisahkan tentang seorang penari ronggeng dari Durun Kulawu bernama Maesaroh. Tugas utama seorang ronggeng sebenarnya adalah membuat suasana semarak dan ceria. Bagi Maesaroh ini adalah tugas yang mudah dan orang-orang di dekatnya selalu merasa hangat. Hingga akhirnya tentara Jepang datang dengan memberikan harapan kemerdekaan dan harapan baru kepada Indonesia.

Namun nyatanya kemerdekaan tak kunjung datang. Jepang justru merebut apa saja yang dimiliki oleh Indonesia. Termasuk melakukan kekejaman pada perempuan Indonesia di jaman itu. Perempuan menjadi korban yang harus meninggalkan mimpinya karena diperlakukan tidak adil oleh Jepang. Maesaroh pun berjuang untuk melawan para penjajah sebagai penari ronggeng.

 


Cerita penari ronggeng di jaman penjajahan Jepang

Kenang Kisah Ronggeng Kulawu, Penari Ronggeng Jaman Penjajahan Jepang
Lakon Ronggeng Kulawu, mengenang ronggeng di masa jaman penjajahan Jepang (Liputan6/pool/Ronggeng Kulawu)

Maesaroh harus berpisah dari ayah dan lelaki yang berjanji menikahinya setelah Indonesia merdeka. Ia bersama rombongan ronggeng dijadikan wanita penghibur secara paksa oleh tentara Jepang. Hingga akhirnya ia bertemu Kapten Kazuo Ito dan menjadikan Maesaroh gundik. Hidup Maesaroh pun berubah menjadi lebih baik hingga akhirnya saling jatuh cinta.

Kemerdekaan yang kita rasakan saat ini merupakan perjuangan dari para pahlawan di masa lalu. Namun masih banyak orang yang tidak tahu bagaimana perjuangan para pahlawan. Banyak pejuang wanita yang juga berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Mereka menjadi korban perbudakan dan kekerasan para penjajah. Diharapkan lakon Ronggeng Kulawu ini menjadi pengingat akan perjuangan para pendahulu kita.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya