Yuk, Saksikan Kemegahan Pulau Dewata di Jatiluwih Festival

Jatiluwih Festival 2018 menyajikan beragam kekayaan yang dimiliki Tabanan. Ada parade live musik, seni pertunjukan, seni rupa, kuliner, hingga display beragam produk dan komoditas.

oleh nofie tessar diperbarui 11 Sep 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2018, 11:00 WIB
Yuk, Saksikan Kemegahan Pulau Dewata di Jatiluwih Festival
Jatiluwih Festival 2018 menyajikan beragam kekayaan yang dimiliki Tabanan. Ada parade live musik, seni pertunjukan, seni rupa, kuliner, hingga display beragam produk dan komoditas.

Liputan6.com, Jakarta Selalu ada yang istimewa dari Bali. Banyak event yang digelar di sana. Semuanya keren-keren. Kalau tidak percaya, ikuti saja Jatiluwih Festival 2018. Dalam event ini, kemegahan Pulau Dewata bisa dinikmati secara utuh. Jatiluwih Festival 2018 digelar 14-15 September. Lokasinya di Jatiluwih, Tabanan, Bali.

Menurut Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Ricky Fauzi, Jatiluwih Festival 2018 menyajikan beragam kekayaan yang dimiliki Tabanan. Ada parade live musik, seni pertunjukan, seni rupa, kuliner, hingga display beragam produk dan komoditas.

“Jatiluwih Festival sudah mendunia. Sebab, wilayah Jatiluwih ini sangat terkenal. Pengakuan tersebut bahkan telah diberikan UNESCO. Konten- konten terbaik juga sudah disiapkan Jatiluwih Festival untuk memberi sensasi berbeda,” ungkap Ricky Fauzi, Jumat (7/9) malam.

Dijelaskan Ricky, ada inspirasi yang akan dihembuskan dari festival ini.

“Pengembangan nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh Jatiluwih Festival ini luar biasa. Ada banyak dimensi di sana. Kesemuanya mengatur keseimbangan manusia dan alam, lalu vertikal ke atas. Harmoni inilah yang terus diterapkan dan dilestarikan oleh masyarakat Jatiluwih,” terang Ricky.

Mengangkat tema besar ‘maTha: Subak’, konsep ini memiliki makna harmoni manusia, alam, dan Tuhan. Konsep ini mengatur nilai-nilai dari 7 dimensi. Ada pengembangan identitas dengan output pelestarian budaya, lalu dikuatkan dengan dimensi ekonomi dalam konsep pariwisata. Terdapat juga dimensi sosial budaya, kualitas hidup, hingga lingkungan. Kesemuanya lalu dikuatkan dengan nilai spiritual.

“Ada banyak esensi dari Jatiluwih Festival. Sebab, festival ini menawarkan berbagai kreativitas. Ada seni budaya tradisional, kontemporer, hingga kombinasi keduanya. Yang jelas, ada banyak pengalaman baru yang akan diberikan bagi pengunjungnya,” katanya lagi.

Festival yang disupport penuh oleh Kemenpar ini memang menyajikan beragam hiburan. Total ada lima sub event yang sudah disiapkan. Ada musik, pertunjukan, seni rupa, kuliner, hingga display beragam produk dan komoditas. Panggung besar bahkan sudah disiapkan Jatiluwih Festival.

Ada beragam genre dan musisi besar yang ditebar di sana. Panggung ini pun menyajikan musik tradisional, world music, jazz, hingga folkSurya Sewana. Khusus folkSurya Sewana, agenda ini akan menampilkan musisi top seperti Indra Lesmana dan Dewa Budjana.

Ada juga Koko Harsoe, Ito Kurdhi+Abad 21, Yuri Mahatma, juga Gustu Brahmantya. Tak ketinggalan ada Balawan, Kevin, Sandy Winarta, Robi Navicula, dan masih banyak lagi. Untuk seni pertunjukan, slotnya juga besar. Akan ditampilkan tari tradisional dan kontemporer Tebo Aumbara. Ada juga Mepantigan Art, Jasmine Okubo, Okokan, Tebuk Lesung, Gong+Tari, Arja, Joged Bumbung, dan Rindik.

Komposisi seni rupa memajang lukisan, patung, dan seni instalasi. Seni instalasi terdiri dari bambu dan materi lokal lainnya. Karya Eko Prawoto dan Bagus Bagonk.

“Konsep hiburan disajikan secara masif. Para pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai hal unik dan menarik. Fasilitas festival ini semakin lengkap dengan sajian kuliner dan beragam kerajinannya,” ujar Ricky.

Seni kuliner tidak ketinggalan disajikan. Aneka pangan dan jajanan tradisional Gede Kresna dan Pengalaman Rasa ditampilkan. Dihadirkan juga karya kolaborasi Chef Danang dengan masyarakat Jatiluwih. Lalu, ada display produk Jatiluwih. Yaitu berupa hasil pertanian, produk olahan, dan kerajinan.

Jatiluwih berada di kaki Gunung Watukaru. Salah satu keunggulan Jatiluwih, adalah sistem tata kelola air Subak. Diterapkan secara komunal dan berkeadilan, sistem ini ditetapkan UNESCO sebagai world cultural heritage sejak 2012. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, optimistis, festival ini akan menarik banyak kunjungan wisatawan.

“Konten yang diberikan Jatiluwih Festival 2018 ini sangat spektakuler. Beragam nilai dipadukan hingga memunculkan harmoni. Dengan kompleksitas dan kreativitas tinggi, festival ini akan banyak menarik kunjungan wisatawan,” terang Menpar.

Kawasan Jatiluwih ini memang destinasi menjanjikan. Sepanjang 2018, destinasi ini dikunjungi 239.707 wisatawan. Rinciannya, 228.165 orang merupakan wisman lalu 11.542 nama berstatus wisnus. Padahal, pada 2017 wilayah ini dikunjungi 150.751 wisatawan. Porsi wisman mencapai 127.850 orang dan sisanya 22.901 nama adalah wisnus.

“Wilayah Bali ini sangat fantastis, baik alam dan budayanya. Selain atraksinya, aksesibilitas dan amenitas di Bali adalah yang terbaik. Aspek 3A di Bali banyak mendapatkan award dan sangat diakui di dunia. Karena Jatiluwih Festival sudah di depan mata, segera saja atur perjalanan menuju ke sana. Jalur udara dan lautnya sama-sama bagus,” tutup Menteri asal Banyuwangi tersebut.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya