Agus Noor Kaget Indonesia Kita Sudah yang ke-30

Pertama kali digelar pentas Indonesia Kita menampilkan lakon Laskar Dagelan pada 2011.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 06 Okt 2018, 08:31 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2018, 08:31 WIB
Indonesia Kita, Orang-orang Berduit
Penampilan Yuningsih (tengah) dalam pentas Indonesia Kita lakon Orang-orang Berduit di Graha Bakti Budaya, TIM, Jumat (5/10/2018). (Kayan Production/Anggoro Tri Wicaksono)

Liputan6.com, Jakarta Pertama kali digelar pentas Indonesia Kita menampilkan lakon Laskar Dagelan pada 2011. Artinya, hingga kini, program yang didanai oleh Bakti Budaya Djarum Foundation telah menampilkan 30 pertunjukan. Lakon 'Orang-orang Berduit' yang tampil pada Jumat dan Sabtu pekan ini pun merupakan yang terakhir di tahun ini.

"Terus terang, kami sendiri kaget, bahwa kami bisa menjalani waktu sepanjang itu dengan riang gembira. Tentu saja, pada tiap proses kerap terjadi pergesekan dan pertengkaran. Itu biasa dalam proses kreatif,"ujar sang Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor.

Setelah direnungkan, Agus meyadari napas panjang itu terutama karena tanggapan yang menggembirakan dari para penonton. Para penonton, menurut Agus membuat tim makin bersemangat untuk meyakini 'jalan keseniah sebagai ibdah kebudayaa.'

"Ibadah kebudayaan dengan cara menyajikan lakon-lakon yang mencoba merefleksikan kegelisahan bersama,"ujar Agus.

Jadi, tak heran, penta Indonesia Kita sebenarna merupakan 'laboratorium kreatif' sekaligus laboratorium sosial yang memberi ruang bagi para seniman untuk berkolaborasi dan eksplorasi.

Laboratorium sosial karena ide-ide kreatif itu bertumbuh di lingkungan penonton. "Artinya, pentas-pentas kami tidak berada di ruang kosong, tapi tumbuh sebagai ruang bersama untuk merefleksikan dan mengekspresikan persoalan sosial politik secara artistik. Ada habitus kebaikan yang tumbuh bersama,"tegas Agus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya