Liputan6.com, Banyuwangi Fasilitas penunjang pariwisata di Kabupaten Banyuwangi terus bertumbuh. Salah satunya, fasilitas penginapan. Daerah berjuluk The Sunrise of Java yang baru saja ditetapkan sebagai kawasan taman bumi (geological park/geopark) nasional itu kini mempunyai beragam homestay, hotel, hingga resor yang unik.
“Pilihan menginap di Banyuwangi juga semakin beragam. Dari view pantai, sawah, sampai gunung. Seiring tumbuh dan berbenahnya berbagai hotel, resor, homestay sebagai bagian dari fasilitas penunjang pariwisata,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (25/12).
Baca Juga
Kemenpar Edarkan Surat Jelang Libur Nataru 2024/2025, Minta Pemda Bersiap Hadapi Skenario Terburuk di Musim Liburan
Target Kunjungan Wisman 2025 Naik Jadi 17--19 Juta Orang, Pariwisata Berkualitas Tetap Jadi Fokus Utama
Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 10 Persen di Masa Libur Nataru Selama 16 Hari, Berlaku Mulai Kapan?
Anas mengatakan, liburan akhir tahun ini Banyuwangi terus berbenah untuk menyambut lonjakan wisatawan. Berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, saat libur akhir tahun, lonjakan wisatawan mencapai ratusan persen. Kenaikan jumlah wisatawan sudah terdeteksi sejak akhir pekan lalu berbarengan dengan dimulainya libur Natal.
Advertisement
“Dengan jumlah homestay hingga hotel yang bertambah dibanding tahun lalu, kebutuhan wisatawan bisa terpenuhi, karena libur akhir tahun lalu banyak yang kehabisan penginapan,” papar Anas.
Dia mengatakan, untuk wisatawan yang menginginkan suasana pantai, homestay hingga hotel berkonsep resor tepi pantai tersedia, mulai dari kawasan Pantai Pulau Merah yang banyak homestay hingga kawasan utara Banyuwangi dengan banyak hotel di tepi pantai, termasuk sejumlah hotel bintang empat.
Untuk wisatawan yang menyukai suasana pegunungan, banyak homestay, hotel, dan resor tersedia di kawasan menuju kaki Gunung Ijen yang mempunyai fenomena api biru (blue flame) yang mendunia.
“Di arah kaki Gunung Ijen juga banyak homestay unik dengan suasana khas perdesaan dan persawahan yang menjanjikan experience berbeda kepada wisatawan,” ujar Anas.
Demikian pula untuk wilayah perkebunan, tersedia fasilitas homestay hingga hotel yang berbatasan langsung dengan perkebunan kopi dan kakao, seperti di kawasan selatan Banyuwangi.
“Dengan aksesabilitas yang semakin mudah karena makin banyak pesawat ke Banyuwangi, dengan atraksi wisata yang berkelanjutan, dan amenitas yang semakin lengkap termasuk hotel, Banyuwangi terus berbenah menyambut wisatawan,” pungkas Anas.
Menteri Pariwisata Arie Yahya mengatakan, amenitas di destinasi wisata penting.
“Pastikan ketersediaan amenitas di destinasi wisata. Sebab, amenitas sangat penting bagi wisatawan. Berbagi pilihan penginapan yang disediakan Banyuwangi, jelas menjadj kabar baik bagi wisatawan. Dan tentu saja bagi Banyuwangi sendiri. Karena perekonomian akan naik,” terang Arief Yahya.
(*)