Terungkap, 6 Kebiasaan yang Tidak Disadari Dapat Menambah Berat Badan

Salah satu kebiasaan yang bisa memicu berat badan adalah mengonsumsi makanan rendah lemak. Apa alasannya?

oleh Asnida Riani diperbarui 22 Mar 2019, 06:45 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 06:45 WIB
Ilustrasi Badan Gemuk atau Obesitas (iStockphoto)
Ilustrasi Badan Gemuk atau Obesitas (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Anda tidak akan kaget mendengar bahwa terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dan gula akan menyebabkan obesitas. Pola makan") yang buruk ditambah gaya hidup yang tidak menentu membuat berat badan naik.

Anda mungkin benar-benar menambah berat badan melalui perilaku yang bahkan tidak Anda sadari secara sadar. Melansir dari fitnessengage.com, Kamis, 21 Maret 2019, ternyata, ada banyak kebiasaan yang tampaknya baik-baik, tetapi sebenarnya diam-diam menambah berat badan Anda.

Konsumsi Makanan Berlabel Rendah Lemak

Penelitian baru menunjukkan gula sebagai pendorong obesitas yang jauh lebih kuat. Selama ini, kita membeli makanan rendah lemak karena dipasarkan sebagai makanan sehat, tetapi kenyataannya justru sebaliknya.

Makanan yang telah menghilangkan lemak alami memiliki lebih sedikit kalori. Tetapi, lemak itu diganti dengan gula dan bahan tambahan kimia lainnya yang sebenarnya jauh lebih buruk.

Semua gula itu disimpan oleh tubuh dengan cepat, membuat Anda lapar lagi dalam waktu singkat. Namun jika makan dengan jumlah lemak sehat dan tak jenuh dalam jumlah yang baik, Anda akan makan lebih sedikit kalori total sepanjang hari karena Anda akan tetap kenyang lebih lama.

Makan Terlalu Cepat

Tentunya tidak masalah seberapa cepat Anda makan, jika ternyata jumlah makanannya sama secara keseluruhan. Tetapi, perut faktanya membutuhkan sekitar 20 menit untuk memberi sinyal ke otak bahwa kita kenyang.

Sebuah studi dari University of Rhode Island menemukan bahwa, orang yang makan dengan lambat dan menikmati makanannya  sebenarnya memasukan kurang dari sepertiga makan ke dalam mulut. Salah satu strategi yang baik untuk memperlambat adalah memotong makanan Anda menjadi gigitan yang lebih kecil. 

Maka itu, luangkan waktu 20 menit untuk menyelesaikan setiap porsi makan.

Melewatkan Jadwal Makan

Jika Anda melewatkan satu atau dua kali makan, berarti lebih sedikit kalori yang dikonsumsi dalam sehari. Dengan begitu, berat badan ideal akan tercipta. Faktanya, kebiasaan itu bukan mengurangi tetapi menambah asupan makanan hingga dua kali lipat.

Pertama, metabolisme Anda melambat ketika Anda melewatkan waktu makan, yang berarti dibutuhkan waktu lebih lama untuk membakar kalori saat Anda makan. Dan kedua, Anda lebih mungkin makan berlebihan ketika sampai di meja kelaparan.

Makan Bersama Teman dengan Berat Badan Berlebih

Ilustrasi Badan Gemuk atau Obesitas (iStockphoto)
Ilustrasi Badan Gemuk atau Obesitas (iStockphoto)

Ketika kita berada dalam kelompok sosial yang mendukung perilaku tertentu, kita lebih cenderung terlibat dalam perilaku itu. Jadi, jika mereka makan berlebihan, Anda sekitar 57 persen lebih mungkin melakukan hal yang sama.

Menariknya, penelitian juga menunjukkan bahwa makan di hadapan orang yang kelebihan berat badan bisa membuat Anda makan berlebihan meskipun orang lain tidak. Ini bukan untuk mengatakan bahwa Anda harus menghindari teman yang kelebihan berat badan. Alih-alih, rencanakan berbagai aktivitas yang membakar kalori dengan cara yang menyenangkan.

Tidak Cukup Tidur

Tidur dan penambahan berat badan sepertinya tidak mungkin dikaitkan, tetapi memang demikian. Secara kimiawi, kehilangan terlalu banyak tidur akan meningkatkan kadar hormon stres kortisol Anda. Hal itu akan mengacaukan kemampuan tubuh untuk memproses gula melalui insulin. Semua kelebihan gula itu berubah menjadi lemak.

Namun, jangan biarkan diri Anda kelelahan dan ingin selalu tidur karena hanya akan membuat malas. Hal itu membuat Anda akan lebih banyak makanan cepat saji dan melewatkan olahraga. Lakukan pola hidup yang sehat dengan tidur yang cukup dan perbanyak makanan yang bergizi.

Makan dari Piring Besar

Sekali lagi, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana ini bisa membuat perbedaan. Faktanya adalah bahwa kita secara tidak sadar menggunakan rasio makanan dengan diameter piring untuk menilai apakah porsi kita cukup. Ketika Anda memiliki piring besar, jumlah makanan yang tepat tidak akan tampak seperti sisa-sisa meja.

Di piring yang lebih kecil, porsi yang wajar mengisinya, membuat kita merasa puas karena kita makan sepiring penuh. Dan memang, Anda akan merasa kenyang - tidak terlalu berlebihan. Sebuah penelitian di Spanyol menetapkan bahwa orang cenderung makan lebih sedikit dari piring merah, jadi ingatlah itu ketika Anda pergi berbelanja untuk alat makan baru. (Adinda Kurnia Islami)

Saksikan video pilihan di bawah:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya