Liputan6.com, Jakarta - Seorang anak perempuan bernama Nabila menjadi sorotan setelah videonya yang memarahi teman-temannya viral di media sosial. Bocah kelas 6 SD itu kesal karena teman-teman sekelasnya menginjak sepatunya hingga terungkaplah bahwa ia selama ini memulung.
Dalam video berdurasi 24 detik itu ternyata direkam oleh salah seorang teman Nabila. Adu mulut Nabila dan teman-temannya karena sepatu terjadi saat mereka membersihkan kelas setelah selesai mengerjakan try out untuk ujian Senin, 15 April 2019.
Advertisement
Baca Juga
"Salah satu temannya yang merekamnya dan kemudian dimasukkan di status Whatsapp. Sebenarnya sudah dihapus, tetapi keburu di-save oleh kakak kelasnya yang SMP," kata Sonya Fatmala, istri Wakil Bupati Bandung Barat, kepada Liputan6.com, Rabu, 17 April 2019.
Sonya yang mengunjungi Nabila pada Selasa malam, 16 April 2019, mengatakan, video tersebut kemungkinan disebarkan oleh kakak kelas itu tanpa mengerti jalan ceritanya. Video tersebut akhirnya viral di media sosial dengan versi cerita tak sepenuhnya benar.
"Sebenarnya tidak di-bully, itu pure ejek-ejekan khas anak-anak. Enggak ada ditunjukkan sepatu Nabila rusak, tetapi dramatisasi netizen," ujarnya.
Sonya menegaskan sepatu Nabila tak rusak. Hanya saja, kemarahan bocah pemulung itu meluap karena sepatu yang diinjak teman-temannya itu diperolehnya dengan susah payah.
Namun, video disertai penjelasan yang mendramatisir kejadian kepalang beredar luas. Hal itu diketahui orangtua anak-anak yang disebut sebagai 'pembully' Nabila hingga mereka khawatirn.
"Orangtuanya sempat khawatir, apalagi sebelumnya kan ada kasus Audrey. Faktanya, mereka (Nabila dan teman-temannya) masih berteman baik. Kemarin (Selasa) pagi masih ke rumah Nabila, minta maaf," ujarnya.
Â
* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ponsel dari Mana?
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, Sonya menyebut ponsel yang digunakan untuk merekam kejadian tersebut, dibawa oleh salah seorang siswa. Sekolah tersebut mengizinkan anak-anak yang memiliki ponsel untuk menggunakannya apabila sistem ajarnya memang menggunakan teknologi informasi.
"Saat kejadian, sebenarnya sudah selesai belajarnya, tetapi anak-anak diminta membersihkan kelas sembari mengisi waktu," kata dia.
Ia berharap warganet tidak lagi mendramatisasi kejadian tersebut. Bagaimana pun teman-teman Nabila, kata dia, tidak ada maksud untuk merundung bocah perempuan itu.
Ia juga menyebut kejadian tersebut mendatangkan hikmah bagi Nabila dan keluarganya. Pasalnya, banyak pihak yang bersimpati dengan anak yang terkenal rajin dan menjadi tulang punggung kakek neneknya itu.
Simpati ditunjukkan lewat ucapan hingga donasi, baik berupa uang maupun barang. Lewat salah satu laman penggalangan dana, kitabisa.com, donasi yang terkumpul untuk Nabila bahkan lebih dari Rp 300 juta hingga Rabu sore. Itu belum termasuk penggalangan dana lain yang dibuka oleh pihak berbeda.
"Alhamdullah, ini rezeki untuk Nabila, jalan yang dikasih Allah untuk Nabila bisa bangkit," katanya.
Advertisement
Awal Mula Kekesalan
Masalah tersebut mencuat setelah sebuah video beredar viral. Sebelumnya, mereka diminta membersihkan kelas dengan mencopot sepatu serta menaruhnya di luar.
"Karena membersihkan kelas, sepatu ditaruh di luar kelas agar kelas yang habis dibersihkan tidak kotor lagi terinjak-injak. Nah, saat itu, sepatu Nabila terinjak-injak," kata Sonya lagi.
Nabila yang kesal bukan kepalang meluapkan kemarahannya lewat lontaran kata-kata. Hal itu dibalas oleh tiga teman lainnya yang menyebut akan mengganti sepatu itu jika benar rusak.
Bocah warga Kampung Cibodas, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat tersebut kemudian menantang pernyataan sang teman dengan memintanya membeli sepatu baru untuk Nabila dengan uang sendiri. Ia pun mengungkapkan bahwa sepatu tersebut dibelinya dari hasil memulung.
"Aku mah mulungin rongsokan, dijual langsung. Aku mah capek-capek buat beli sepatu. Aku ditinggalin sama mamah bapak aku, kalian mah enggak," kata Nabila dalam Bahasa Sunda.