Liputan6.com, Jakarta Ada kabar gembira bagi wisatawan yang tengah berkunjung ke Cirebon karena Kota Udang menggelar Festival Budaya Sunyaragi dan Pameran Museum Bersama Sejarah Seni Budaya. Festival ini akan digelar di Taman Air Goa Sunyaragi, Jl Birgjend Dharsono, Kota Cirebon, 26 - 30 Juni 2019.
Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, menjelaskan, festival ini merupakan one stop festival. Sebuah even promosi lengkap potensi wisata Cirebon. Dari mulai budaya, kuliner, sejarah hingga kerajinan yang ada di wilayah Cirebon
"Pada FBS nanti akan menampilkan berbagai pergelaran kesenian, pameran hingga lomba yang menggambarkan kekayaan budaya yang ada di wilayah Cirebon," ujar Sultan Arief, Rabu (26/6).
Advertisement
Dipilihnya area pendopo Goa Sunyaragi sebagai lokasi pameran juga dengan pertimbangan matang. Lokasi tersebut cukup strategis, bahkan Sultan Arief memperkirakan Festival ini akan menyedot 1000 pengunjung setiap harinya.
"Nanti lokasi pendhopo akan dilengkapi tenda tambahan untuk menambah area pamer di pelataran depan. Selain itu juga dilakukan penutupan area sayap untuk digunakan sebagai area penyimpanan sementara," papar Sultan Arief.
Sementara itu menurut Kadisbudparpora Cirebon, Hartono Festival ini akan menjadi perhelatan yang baik dalam menggali sejarah bangsa. Setidaknya 11 museum dari berbagai daerah akan mengikuti perhelatan ini.
Ia mengatakan, 11 museum itu di antaranya, museum Basoeki Abdullah, museum Pusaka Kasepuhan, museum Nasional Indonesia, dan museum Benteng Vredeburg. Selain itu juga ada museum Kebangkitan Nasional, museum Perumusan Naskah Proklamasi, museum Seni Jakarta, Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, Kendi Pertula, dan Dewan Kesenian Kota Cirebonl.
"Festival ini pameran bersama sejarah, seni, dan budaya. Tapi acaranya kita kemas maksimal dengan berbagai tambahan. Dari mulai workshop, seminar, pameran, pagelaran, dan lomba," papar Hartono.
"Museum kan tempat untuk mengenal sejarah dan nilai-nilai budaya di Indonesia, FBS ini pameran bersama sejarah, seni, dan budaya," kata Arief Natadiningrat saat ditemui di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Senin (24/6/2019).
Terpisah, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung meyakini jika festival ini akan menyedot banyak wisatawan. Karena konsep festival ini sangat berbobot. Apalagi juga diikuti oleh berbagai museum kenamaan di Indonesia.
"Festival ini menjadi event yang pas untuk menelusuri kekayaan budaya dan sejarah. Bukan saja budaya dan sejarah Cirebon, lebih luas lagi budaya dan sejarah Indonesia. Silahkan datang dan nikmati Cirebon," ajak Adella.
Hal ini pun diamini Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Kemenpar, Wawan Gunawan. Bagi Wawan, Cirebon adalah kota yang memilik seni dan budaya yang unik yang dipengaruhi sejarahnya. Perpaduan dari berbagai budaya yang datang membentuk ciri khas tersendiri. Dapat dilihat dari beberapa pertunjukan yang begitu khas dari masyarakat Cirebon yaitu diantarnya tarling, Tari Topeng Cirebon, Sintren, Kesenian Gembyung dan Sandiwara Cirebonan. Belum lagi pesona alam serta peninggalan budayanya.
"Modalnya sudah sangat kuat. Apalagi akses menuju Cirebon sudah semakin terbuka. Dengan berbagai atraksi yang semakin baik, saya yakin Cirebon akan tumbuh menjadi destinasi kelas dunia," ucap Wawan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi semangat Cirebon untuk memajukan budaya dan sejarah Indonesia. Menurutnya kemajuan budaya Indonesia merupakan tanggung jawab bersama. Terlebih budaya itu merupakan salah satu komponen penting dalam kepariwisataan.
"Pariwisata kita basisnya budaya. Budaya bukan hanya maksudnya tari menari atau pertunjukan saja. Tapi juga tata nilai dasar yang menjadi falsafah hidup Indonesia. Tata nilai itu yang menjadi inti yang dibentuk oleh perjalanan sejarah bangsa. Makanya budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. Kekayaan budaya kita lah yang selalu menjadi buruan wisatawan mancanegara," ujar Menpar Arief.