Kampanye Aksi Toilet Bersih Dorong Keberadaan Sanitasi Layak

Faktanya sanitasi dan air bersih masih jadi permasalahan besar di Indonesia.

oleh Putu Elmira diperbarui 02 Feb 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2020, 11:30 WIB
Narasumber dalam acara Harfic Aksi Toilet Bersih.
Konferensi pers Harfic Aksi Toilet Bersih. (dok. Liputan6.com/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Sanitasi dan air bersih masih jadi permasalahan besar di Indonesia. Padahal, keduanya merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Karenanya, Harpic menggalakkan kampanye Aksi Toilet Besih.

Movement ini telah dimulai sejak peringatan Hari Toilet Sedunia 2019 pada 19 November 2019. Harfic mengajak masyarakat berkontribusi dengan cara membeli dua botol Harfic pembersih toilet dan menyumbangkan satu botol bagi mereka yang membutuhkan akses terhadap toilet bersih.

“Kampanye ini tak sekadar membeli dan mendonasikan produk, namun juga sebagai gerakan peningkatan kesadaran akan pentingnya akses sanitasi layak bagi kesehatan masyarakat,” kata Marketing Director Reckitt Benckiser Hygiene Luis Ramirez, 31 Januari 2020.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF), pada 2012 Indonesia menempati posisi kedua terbesar di dunia, di mana para penduduknya masih melakukan buang air sembarangan.

Data terkini dimuat di situs monitor Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pada laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan, masih ada 8.6 juta rumah tangga yang anggota keluarganya masih buang air besar sembarangan per Januari 2020.

Dari 8.6 juta, sebanyak 4.5 juta di antaranya berada di Pulau Jawa. Hal ini mendorong Harfic untuk berkomitmen mengatasi permasalahan sanitasi dan buang air sembarangan di Jawa hingga 0 persen pada 2025. Untuk mewujudkan hal tersebut, Harfic bekerja sama dengan Koperasi Simpan Pinjam Mitra Dhuafa (Komida), SATO, dan Water.org.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Pinjaman untuk Membangun Sanitasi Layak

Marketing Director Reckitt Benckiser Hygiene, Luis Ramirez
Marketing Director Reckitt Benckiser Hygiene, Luis Ramirez dalam acara Harfic Aksi Toilet 10X LebiH Bersih, Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (31/01/2020). (dok. Liputan6.com/Tri Ayu Lutfiani)

Sebagai negara terpadat keempat di dunia, sebanyak 28 juta orang di Indonesia kekurangan air bersih dan 71 juta orang tak memiliki akses ke fasilitas sanitasi lebih layak.

Beberapa hal yang menyebabkan masyarakat masih melakukan buang air sembarangan ialah kemampuan ekonomi tak mencukupi dan tak terjangkaunya lokasi toilet lebih baik.

Melalui kampanye yang telah berlangsung sejak 27 November--30 Desember 2019 di seluruh Indonesia, Harfic telah mengumpulkan sebanyak 3.545 botol produk mereka dan nantinya akan disumbangkan pada Komida. 

Komida merupakan lembaga simpan pinjam bagi kaum duafa. Dalam menangani permasalahan sanitasi, Komida memberi kesempatan pada masyarakat untuk meminjam biaya sebagai modal membangun sanitasi layak.

Pinjaman tersebut dapat dicicil dalam kurun waktu dua tahun dan bisa dibayarkan secara rutin tiap minggu. 

Berdasarkan data internal Komida, ternyata masih ada anggotanya yang juga belum memiliki akses terhadap sanitasi baik. Dari 735.957 anggota yang tersebar di 287 kabupaten dan daerah di Indonesia, hanya 551.435 anggotanya yang memiliki toilet lengkap dengan septic tank

Sisanya sebanyak 105.821 anggota memiliki toilet, namun tak tersambung ke septic tank dan 78.701 anggota bahkan sama sekali belum memiliki toilet.

"Kami sangat bersyukur Harfic turut ambil bagian dalam upaya menyediakan toilet lebih bersih bagi masyarakat melalui kampanye Aksi Toilet Bersih," ucap Direktur Operasional Komida Sugeng Priyono.

Sanitasi yang buruk menurut World Bank's Water and Sanitation Program (WSP) merupakan penyumbang bagi meningkatnya penyakit diare, di mana korban terbanyak ialah anak-anak. Oleh sebab itu, sudah saatnya masyarakat turut serta dalam memberi edukasi mengenai pentingnya sanitasi yang layak demi kesehatan masyarakat. (Tri Ayu Lutfiani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya