Haru Biru Pengembalian Barang Pasien Meninggal Corona COVID-19 ke Pihak Keluarga

Karena kondisi yang memburuk dengan cepat, banyak pasien corona COVID-19 tak sempat menitipkan pesan kepada keluarga mereka.

oleh Asnida Riani diperbarui 17 Apr 2020, 22:02 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2020, 22:02 WIB
Perjuangan Ini Belum Usai
Petugas medis yang bekerja di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan,, China pada 28 Februari 2020. Virus Corona yang bermula di China tengah pada Desember 2019 kini menyebar secara global di mana lima negara terdampak paling besar, yakni Cina daratan, Korea Selatan, Iran, Italia dan Jepang (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Dengan kepergian orang-orang terkasih karena corona COVID-19, anggota keluarga mereka ditinggalkan bersama penyesalan, air mata, dan barang-barang kenangan.

Melansir laman video South China Morning Post, Kamis (16/4/2020), tenaga kesehatan di Wuhan, Tiongkok, tempat pertama kali infeksi virus SARS-CoV-2 terdeteksi, tengah menghubungi pihak keluarga dari pasien meninggal akibat corona COVID-19.

Tindakan ini bermaksud mengembalikan barang-barang yang ditinggalkan para mendiang. Kebanyakan merupakan ponsel, tapi tak jarang juga ada gelang atau barang pribadi lain yang membuat anggota keluarga tak bisa menahan tangis saat menerimanya.

"Tolong terima, ini adalah barang milik ayah Anda," ucap salah seorang tenaga kesehatan bertemu anggota keluarga mantan pasiennya terhalang pembatas dan keduanya tampak memakai masker.

"Saya sempat menghubunginya, tapi tak dijawab. Apakah ia berkata sesuatu?" tanya anak dari pasien meninggal akibat corona COVID-19 tersebut. "Tidak. Saya ikut berduka atas kehilangan Anda. Tolong jaga diri baik-baik," jawab si petugas kesehatan.

Tak Kuat Tahan Tangis

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Han Yi, petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Saat bertemu anggota keluarga dari pasien berbeda dan si petugas kesehatan memberi gelang mendiang pasien, anak perempuan itu tampak tak bisa menahan tangis sembari melihat barang ibunya yang baru saja diberikan.

Dijelaskan bahwa keadaan beberapa pasien yang menurun sangat cepat membuat mereka tak sempat menyampaikan pesan pada anggota keluarga. Berdasarkan laporan pemerintah setempat, lebih dari 2.500 orang meninggal di Wuhan akibat COVID-19.

Peringatan berduka atas kehilangan tersebut telah terselenggara secara nasional pada Sabtu, 4 April 2020. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya