Cerita di Balik Perjodohan Kelas Atas oleh Mak Comblang Profesional

Apa saja yang terjadi dalam proses perjodohan para pejabat tinggi atas campur tangan mak comblang profesional?

oleh Dinny Mutiah diperbarui 18 Agu 2020, 11:05 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2020, 11:05 WIB
Perjodohan
Ilustrasi/copyright unsplash.com/Wu Jianxiong

Liputan6.com, Jakarta - Menemukan jodoh itu susah-susah gampang. Dalam perjalannya tak jarang butuh pihak ketiga, seperti Anisa Hassan, seorang mak comblang profesional selama dua dekade terakhir. Rekam jejaknya terbilang moncer. Lebih dari 500 CEO, dokter, pengacara, serta bankir menemukan jodoh mereka dan menjalani pernikahan bahagia.

Dengan klaim sebagai pencari jodoh terbaik Asia untuk para miliuner, Anisa dapat mencarikan pasangan yang pas dari buku hitamnya. Tapi, proses perjodohan kelas atas tentulah menghadapi tantangan-tantangan yang unik.

Layanan perjodohan yang Anisa tawarkan lewat Date High Flyers bukanlah sekadar dibantu untuk berkencan. Mereka yang datang harus berkomitmen untuk menikah dan mencari teman hidup.

Dikutip dari AsiaOne, Selasa (18/8/2020), ia menyatakan, keluarga biasanya terlibat dalam proses perjodohan jika sudah memasuki tahap lanjut, bukan sedari awal proses berlangsung. "Untuk beberapa klien muda Asia saya, diskusi dilakukan bersama orangtua mereka untuk membantu mengarahkan anak-anak melewati proses perjodohan," kata Anisa.

Mengenal sosok kliennya harus dilakukan Anisa, bahkan itulah bagian terpenting dari proses pencomblangan yang dilakukan. Tapi, pertemuan biasanya dilakukan di tempat umum, seperti kafe, lobi hotel, atau area publik lain.

Pertemuan itu biasanya berlangsung satu hingga dua jam. "Ini tentang memahami mereka dan kebutuhan mereka," kata Anisa. "Sangat penting bagi klien untuk sejalan dengan Anda."

Tentu saja selama pandemi, cara pendekatan juga berubah. Pertemuan digelar lewat video call.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Para Klien

keuangan dan jodoh 1
Ilustrasi./Copyright pexels.com

Selama menangani ratusan klien, Anisa bertemu dengan banyak pribadi yang unik. Ada yang sejak awal melontarkan kriteria yang diinginkan secara detail.

"Saya pernah punya klien yang secara spesifik menginginkan perjodohan dengan perempuan Filipina keturuna China yang diedukasi secara Barat dan terbuka untuk berbisnis dengannya di masa depan," tuturnya.

Tapi, ada pula klien yang terbuka dengan beragam opsi tersedia. Caranya adalah ia membangun kepercayaan dengan klien. "Mereka harus mempercayai saya agar proses bisa berjalan mulus," ucap Anisa.

Ia mendorong kliennya untuk terbuka. "Dengan lebih mengenal mereka, perjodohan lebih baik bisa saya buat," katanya.

Sementara, pendekatan bagi klien yang sudah memiliki daftar keinginan panjang, Anisa menekan kerja sama untuk memprioritaskan apa yang terpenting. Walau melibatkan kompromi dan penyesuaian, klien biasanya membuka diri untuk kemungkinan lain.

"Ketika saya bisa memahami perhatian mereka pada nilai dan kualitas itu sudah mengamankan kesepakatan, isu yang berkaitan dengan gaya hidup dan pengalaman akan berada di skala prioritas terbawah," sambungnya.

Cara Kerja

[Fimela] pernikahan
ilustrasi pernikahan | pexels.com/@pixabay

Anisa mengungkap, kebanyakan klien tahu cara menyikapi posisi mereka dalam hidup. Meski begitu, ia tak jarang juga membantu mengatasi masa lalu yang memengaruhi pandangan kliennya tentang hubungan dan cinta.

Ia juga mengungkap, alih-alih menyodorkan daftar kandidat seperti buku menu, ia hanya menyodorkan satu kandidat dalam satu waktu pada kliennya. "Bila profilnya ditolak, kami akan mendiskusikan lebih detail sebelum saya merekomendasikan kandidat lain," ujarnya.

Anisa memang punya daftar panjang profil kandidat. Bahkan, semua daftar kandidat sudah terkomputerisasi. Kalau pun tak ada yang cocok untuk kliennya, ia akan menggunakan jejaring pribadi untuk mencarikan jodoh yang sesuai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya