Paris Usung Konsep Kota 15 Menit, Apa Itu?

Konsep-konsep kota berkaca pada jangka waktu ini tak hanya dilakukan Paris, tapi juga Melbourne dan Milan.

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Sep 2020, 22:04 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2020, 22:04 WIB
Paris Wajibkan Pemakaian Masker di Tempat Keramaian Terbuka
Turis mengunjungi distrik Montmartre di Paris pada Senin (10/8/2020). Pemerintah Kota Paris mengumumkan masker wajib dipakai di area luar ruangan yang ramai di ibu kota Prancis itu mulai Senin (10/8) untuk mengendalikan peningkatan tingkat infeksi virus corona. (AP Photo/Michel Euler)

Liputan6.com, Jakarta - Paris berencana jadi kota 15 menit. Berdasarkan laporan media lokal yang dilansir dari World Economic Forum, Kamis (10/9/2020), sesuai namanya, pemerintah kota bermaksud membangun fasilitas supaya publik bisa mendapat semua kebutuhan berjarak hanya 15 menit.

Rentang waktu ini diperkirakan dengan jalan kaki maupun bersepeda. Konsep ini digagas bukan tanpa alasan. 'Pendekatan' jarak bagi publik ini bermaksud memangkas penggunaan kendaraan yang secara otomatis mengurangi emisi karbon.

Juga, konsep ini bertujuan membuat publik mendapatkan udara lebih bersih, selaras dengan kehidupan perkotaan yang lebih menyenangkan. Gubernur Paris, Anne Hidalgo, ingin setiap jalan di Paris punya jalur sepeda pada 2024.

Bersamaan dengan pencanangan itu, pihaknya juga berencana menghapus area parkir di tepi jalan di seantero kota. Kawasan dalam kategori ini kemudian bakal diganti jadi ruang hijau dan taman bermain.

Sekarang, Paris pun sudah memberlakukan hari bebas kendaraan bermotor setiap satu hari Minggu per bulan dan jalanan di tepian Sungai Seine. Selama pembatasan wilayah akibat COVID-19, pemerintah kota juga sudah membangun 50 kilometer (km) jalur sepeda baru.

Dalam konsep kota 15 menit yang tengah diusung Paris, pihaknya akan menempatkan gedung multifungsi. Misal, digunakan sebagai gedung sekolah di hari biasa dan punya fungsi untuk aktivitas lain saat akhir pekan. Konsep 15 menit kota gagasan Paris pun dijelaskan bakal memelihara landmark kebanggaan kota.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Hanya Paris

Saat Dunia Terperangkap Sunyi
Seorang pria mengendarai sepedanya melewati Arc de Triumph selama kebijakan lockdown berlangsung untuk menghentikan penyebaran pandemi virus corona Covid-19 di Paris pada 23 Maret 2020. (Photo by PHILIPPE LOPEZ / AFP)

Pandemi mengarahkan banyak kota di dunia mendesain ulang tata kota. Pasal, kebiasaan untuk hanya beraktivitas di sekitar tempat tinggal diprediksi masih akan dilakukan pascapandemi.

Selain Paris, Melbourne pun tengah menguji coba kawasan 20 menit. Desain ini dianggap cukup efektif untuk menghindari munculnya klaster baru karena perpindahan publik dalam jarak lebih jauh.

Lingkungan-lingkungan kecil ini juga dikatakan bisa mempercepat ragam inovasi karena lebih fokus dan tepat sasaran pada kebutuhan masyarakat sekitar.

Sementara, Milan juga tengah menguji coba area 15 menit di Lazzaretto. Di samping pengunaan gedung, konsep lingkungan lebih kecil ini juga bakal mempertimbangkan jaringan sosial.

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati
Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya