Seruan Burger King untuk Memesan dari McDonald's Sampai ke Indonesia

Anjuran untuk memesan dari gerai makanan seperti McDonald's diakui tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh pihak Burger King.

oleh Asnida Riani diperbarui 05 Nov 2020, 17:01 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2020, 17:01 WIB
Burger King
Ilustrasi gerai Burger King. (dok. unsplash @sizzzikova)

Liputan6.com, Jakarta - "Tidak pernah sebelumnya terpikirkan oleh kami untuk meminta Anda melakukan ini," begitulah keterangan foto yang dituliskan Burger King Indonesia dalam unggahan Instagram mereka, baru-baru ini.

Narasi tersebut datang bersama seruan untuk memesan makanan dari jejaring restoran lain, termasuk McDonald's. Ini sebenarnya bukanlah anjuran baru. Beberapa waktu lalu, ajakan tersebut juga disuarakan Burger King Inggris.

Hanya saja, daftar nama tempat makannya dimodifikasi. "Sama halnya tidak pernah terpikir bahwa kami akan menganjurkan Anda untuk memesan dari Flip Burger, Carl's Jr, Wendy's, Klenger Burger, KFC, CFC, Domino's Pizza, Pizza Hut, Bakso Boedjangan, Sate Khas Senayan, HokBen, J.Co, Ta Wan, Sederhana, Warteg," sambung pihaknya.

Anjuran untuk memesan makanan juga ditujukan pada gerai independen lain. "Terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu, dari restoran cepat saji ataupun tidak," imbuhnya.

Permintaan tak terduga ini dilakukan karena banyak pengusaha makanan dengan ribuan karyawan membutuhkan pertolongan publik. Apalagi, pandemi masih belum diketahui akan berlangsung sampai kapan.

"Jika Anda ingin membantu, tetap manjakan diri Anda dengan makanan lezat melalui pesan antar, takeaway, drive-thru. Menikmati Whopper (menu di Burger King) merupakan pilihan terbaik, namun memesan Big Mac (menu makanan McDonald's) juga tak ada salahnya," tutup anjuran tersebut.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kata Pelaku Usaha Kuliner

Warteg
Deretan makanan di salah satu warteg yang berada di kawasan Kali Pasir, Cikini, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Menurut Hendra Yuniarto, General Manager Marketing KFC Indonesia, pihaknya sangat terkesan dan gembira menanggapi inisiasi ajakan Burger King Indonesia. Hal senada juga disuarakan Sayudi, pengusaha warteg di bawah tiga merek, yakni Kharisma Bahari, Mamoka Bahari, dan Subsidi Bahari.

"Penting karena memang kami bisa dibilang satu kesamaan bisnis di bidang kuliner yang sangat kena dampak. Dengan adanya gandeng tangan pengusaha makanan ini bisa kasih solusi-solusi menghadapi masa pandemi," katanya lewat pesan pada Liputan6.com, Kamis (11/5/2020).

Hendra menambahkan, saat ini semua perusahaan memang mengalami hal yang sama. "Saling mendukung dengan memberi pelayanan, juga produk yang baik dan ujungnya pilihan ada di tangan customer," tuturnya melalui pesan.

Sebagai stimulus, KFC Indonesia memberi menu dengan harga terjangkau dan terus melakukan inovasi produk. Pihaknya juga berkomitmen memberi pelayanan yang ramah dan menyediakan produk sesuai standar.

Sedangkan, promosi masih jadi roda penggerak menurut Sayudi. "Gratis es teh manis bagi (pengemudi) ojol. Ada juga program-program jumat berkah yang makan sekenyangnya Rp10 ribu dari (pukul) 11 sampai 14," tandasnya.

Babak Belur karena Pandemi

Ilustrasi
Ilustrasi restoran cepat saji. (dok. pexels.com/@davideibiza)

Tak hanya gerai makanan kecil, para 'pemain besar', termasuk jaringan restoran cepat saji dunia, seperti Burger King dan McDonald's, pun harus jatuh-bangun menambal dampak pandemi. Mengutip laman People, Kamis (5/11/2020), McDonald's memutuskan menutup ratusan gerai di seluruh Amerika Serikat.

Penutupan permanen per akhir Juli 2020 tersebut diambil ketika McDonald's melaporkan laba kuartal terendah dalam 13 tahun, menurut Financial Times. Sedangkan, laba bersih McDonald's turun 68 persen jadi 483,8 juta dolar Amerika.

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) sebagai pemegang lisensi restoran cepat saji KFC di Indonesia pun mengambil langkah serupa. Pandemi membuat pihaknya terpaksa menutup 115 gerai yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), 21 Mei 2020.

Sementara, yang lain harus beradaptasi demi mendapat pemasukan. Beberapa gerai, seperti Pizza Hut dan Ta Wan, beberapa waktu lalu kedapatan turun ke jalan untuk menawarkan produk mereka pada pelanggan.

Menurut peneliti INDEF, Bhima Yudhistira, fenomena waralaba besar turun kelas mengindikasi tekanan penjualan yang begitu besar. Tanpa langkah ekstrem, perusahaan bisa terancam pailit alias tutup permanen.

Infografis Seluk-beluk Tes Medis Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Seluk-beluk Tes Medis Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya