Liputan6.com, Jakarta - Burger King baru-baru ini meluncurkan varian baru Whopper, yakni lini burger yang terkenal dengan potongan dagingnya yang tebal. Burger tersebut diklaim varian pertama yang terbuat dari seratus persen bahan asli, tidak mengandung pewarna sintetis, dan penyedap rasa.Â
Setangkup roti bun berwijen yang tebal dan empuk mengapit patty yang terbuat dari daging sapi merah kecokelatan karena dipanggang. Ukurannya relatif besar, diameternya sekitar 15 centimeter. Dilengkapi dengan saus mayonaise dan selada air yang renyah serta irisan tomat, Anda tak akan terlalu enek menyantapnya. Lebih baik lagi disesuaikan dengan kapasitas perut.
Soal rasa bisa dibilang imbang antara asin, gurih, dan asam. Tak ada after taste pahit seperti yang biasa terasa bila diberi penyedap rasa berlebihan.
Advertisement
Baca Juga
Head of Burger King Indonesia, Vaibhav Punj mengakui bahwa makanan yang autentik terasa lebih baik. Untuk itu, selama beberapa tahun terakhir, restoran cepat saji asal Amerika Serikat tersebut terus mencari cara meningkatkan kualitas bahan makanan yang disajikan.
Khusus di Indonesia, ia menyatakan Burger King telah menghilangkan MSG dan sirup jagung tinggi fruktosa. Pihaknya menargetkan bisa menyediakan menu makanan 100 persen bersih pada tahun depan.
"Kami melakukan banyak upaya pada Whopper® yang ikonik untukmembuatnya terasa lezat dan Whopper® terbaru tidak mengandung pewarna sintetis dan penyedap rasa, namun tetap memiliki rasa daging sapi panggang yang ikonik seperti yang diketahui dan disukai para konsumen," ujar Vaibhav, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin, 21 September 2020,Â
Menu baru burger Whopper tersedia di setiap restoran mulai 17 September 2020. Indonesia menjadi negara pertama di Asia Pasifik yang meluncurkan varian tersebut bersama dengan Amerika Serikat dan Kanada.Â
"Pengumuman ini menunjukkan komitmen kami untuk menyajikan makanan lezat dan terjangkau yang dapat membuat konsumen kami merasa nyaman," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Studi Konsumen
Vaibhav mengatakan terdapat perubahan minat konsumen terhadap menu yang disajikan di restoran cepat saji. Mereka semakin sadar yang dikonsumsi dan ingin mengetahui jenis bahan makanan yang dikonsumsi.
Hal itu juga merujuk pada studi penggunaan dan sikap konsumen yang dilakukan Burger King pada 2019 yang melibatkan 1.000 responden. Hasilnya, konsumen benar-benar mencari produk yang tidak mengandung pewarna sintetis atau penambah rasa.
Beberapa klaim utama yang menonjol adalah 100 persen daging ayam sesungguhnya, 58 persen terbuat dari bahan makanan autentik, dan 50 persen tanpa pewarna, penambah rasa, dan pengawet buatan. Temuan itu sejalan dengan kebijakan perusahaan.
Natalia Purwati, Head of Innovation and Supply Chain Burger King Indonesia, mengatakan, sejak 2017, pihaknya bekerja sama dengan para pemasok untuk hanya menggunakan bahan autentik. "Kami menggunakan bahan-bahan pengawet yang orisinil seperti ekstrak rosemary, ekstrak teh hijau, dan jus lemon untuk menggantikan pengawet buatan. Lalu akar bit, klorofil, danarang untuk menggantikan pewarna sintetis," kata dia.
Advertisement