Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand meminta CCSA untuk melarang pendatang asal Inggris memasuki negara mereka setelah empat warga Inggris dinyatakan positif Covid-19. Mereka membawa virus corona strain B117, disebut pula G Strain, yang disebut lebih mudah menyebar dibandingkan strain sebelumnya.
Departemen Pengendalian Penyakit mengumumkan seluruh penumpang yang berada di penerbangan yang sama dengan keempat warga Inggris tersebut, maupun yang bersinggungan dengan mereka, telah diisolasi dan menjalani tes. Hasilnya, mereka semua dinyatakan negatif Covid-19.
Advertisement
Baca Juga
Keempat pasien asal Inggris merupakan satu keluarga yang berasal dari Kent, Inggris. Keluarga itu kini diisolasi di sebuah rumah sakit dan tidak akan diizinkan keluar hingga tes medis resmi menunjukkan mereka bebas dari risiko Covid-19. Hal itu disampaikan pihak Pusat Unggulan Virologi Klinis, Fakultas Obat-obatan Universitas Chulalongkorn.
Dikutip dari The Thaiger, Senin (4/1/2020), pimpinan pusat tersebut, Dr. Yong Poovorawan mengatakan mereka telah mengumpulkan sampel dari pasien Covid-19 untuk diteliti. Hasilnya, virus Covid-19 yang terdapat dalam sampel merupakan strain B117 yang menyebar cepat di seluruh Inggris.
Lebih dari 30 negara melaporkan kasus varian mutasi Covid-19 tersebut. Hal tersebut meningkatkan ketakutan masyarakat global meski proses vaksinasi mulai berjalan pada tahun baru di berbagai negara, termasuk Singapura dan Taiwan.Â
Negara terakhir yang mengonfirmasi temuan kasus positif Covid-19 hasil mutasi adalah Vietnam. Otoritas mendeteksi kasus itu dari seorang perempuan yang menjalani karantina setelah tiba dari bepergian dari Inggris. Vietnam kemudian melawarng hampir seluruh travel internasional, tetapi tetap membuka akses repatriasi warganya yang terdampar di Inggris.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kembali Berlakukan Lockdown
Sementara itu, Dr. Yong mengatakan meski kemampuan strain B117 menularkan 70 persen lebih tinggi dibandingkan varian virus lain, tidak menyebabkan gejala yang lebih parah dari varian Covid-19 lainnya dan tidak menurunkan efikasi vaksin yang kini dipakai. Meski begitu, ia menyarankan agar rumah sakit yang menjadi tempat karantina keluarga asal Inggris tersebut menerapkan tindakan pencegahan khusus untuk mencegah virus bocor dari fasilitas tersebut.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus pertama kali terdeteksi di Inggris pada 21 September dan segera menyebar di seluruh negeri per November. Hal itu menjadikan varian virus tersebut jamak di Inggris.
Saat ini, lebih dari 50 persen hasil positif virus yang tercatat dari Oktober hingga Desember merupakan varian baru tersebut. Menurut beberapa ilmuwan, varian baru tersebut kemungkinan muncul dari orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan setelah bermutasi.
Sementara itu, Asosiasi Peritel dan Pusat Perbelanjaan Thailand menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama penuh dengan pemerintah yang menginstruksikan seluruh pusat perbelanjaan menutup tempat usaha mereka pada pukul 21 waktu setempat untuk mencegah penyebaran virus. Mereka juga setuju untuk meningkatkan langkah keamanan dan pencegahan pada publik.
Sejauh ini, Thailand kembali memberlakukan lockdown selama 28 hari di tiga provinsi, yakni Rayong, Chon Buri, dan Chanthaburi, termasuk destinasi wisata Pattaya, setelah kawasan tersebut mengalami gelombang kedua Covid-19.
Advertisement