Gerakan Berbagi Sarapan, Bagi-Bagi Kebahagiaan Dimulai dari Pagi Hari

Gerakan Berbagi Sarapan dimulai saat pandemi Covid-19 dan berjalan di dua kota.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 01 Feb 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2021, 06:30 WIB
Gerakan Berbagi Sarapan, Bagi-Bagi Kebahagiaan Dimulai dari Pagi Hari
Persiapan berbagi sarapan pagi hari. (dok. Rifki Haifany Rakhman/Muhammad Thoifur)

Liputan6.com, Jakarta - Sarapan adalah waktu terpenting dalam rutinitas makan setiap hari. Bukan hanya mengisi perut, tetapi juga bisa meningkatkan mood. Tapi, tak semua orang punya kesempatan untuk menikmati sarapan, terutama di masa pandemi Covid-19.

Berbagi Sarapan kemudian lahir di tengah keterbatasan mobilitas orang-orang, tepatnya pada 19 Oktober 2020. Rifki Haifany Rahkman, penanggung jawab kegiatan tersebut, menjelaskan, sesuai namanya, program utama kegiatan sukarela itu adalah membagikan sarapan pagi setiap hari. 

"Perumusan konsepnya sebenarnya sudah dimulai dari bulan Mei 2020," kata Rifki saat dihubungi Liputan6.com, Minggu, 31 Januari 2021.

Ia menyebut kegiatan berbagi sarapan itu terinspirasi dari lembaga kemanusiaan Visi Maha Karya. Di samping, ia juga merujuk pada hadis yang menyinggung keutamaan sedekah pagi dan sedekah rutin.

"Sehingga muncullah ide Berbagi Sarapan yang kami jalankan setiap hari sebanyak 100 porsi," sambung Rifki.

Kegiatan dimulai dengan penggalangan dana. Awalnya, masing-masing relawan mengeluarkan donasi dari kantung masing-masing untuk menyediakan sekotak sarapan sehat untuk yang membutuhkan dan harus tetap beraktivitas di luar rumah, seperti tukang ojek, penarik becak, dan pedagang asongan.

"Harus ada empat komponen di dalamnya, protein hewani, protein nabati, sayur-sayuran, dan karbohidrat, serta air mineral yang dibuat oleh tim sukarelawan Berbagi Sarapan," jelasnya.

Kotak-kotak sarapan itu mulai dibagikan pada pukul 8 pagi sampai selesai. Pembagian sarapan dilakukan per tim yang terdiri antara dua hingga tiga orang sukarelawan. Mereka yang terlibat berasal dari beragam profesi, seperti wirausahawan dan karyawan. Total kini ada 20 orang sukarelawan aktif yang bergabung dalam tim Berbagi Sarapan.

"Total dari sukarelawan tersebut 10 orang per area, yakni 10 orang di Yogyakarta dan 10 orang di Jakarta," ucap Rifki.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Menjangkau Donatur Baru

Gerakan Berbagi Sarapan, Bagi-Bagi Kebahagiaan Dimulai dari Pagi Hari
Persiapan berbagi sarapan pagi hari. (dok. Rifki Haifany Rakhman/Muhammad Thoifur)

Mengingat masih situasi pandemi, para relawan yang turun ke jalan diwajibkan menggunakan masker medis dan mengecek suhu sebelum membagikan sarapan. "Jika suhu di atas suhu 37, kami akan mencari gantinya," ucap dia.

Mereka juga harus membawa hand sanitizer dan mencuci tangan sebelum membagikan sarapan. "Pada proses membagikan mengarahkan untuk tidak ada kerumunan," sambung Rifki.

Seiring waktu, kegiatan tersebut kini diperluas dengan menjaring donatur baru. Tim mengandalkan media sosial untuk membagikan kegiatan sekaligus mengundang masuk donasi dari luar sukarelawan.

"Kami mempublikasikan kegiatan kami lebih luas lagi, melalui iklan di FB dan Instagram melalui akun berbagisarapanofficial," ujarnya.

Ia berharap, makin banyak yang berpartisipasi, kegiatan itu juga bisa meluas di kota-kota lain. Dengan begitu, makin banyak masyarakat yang membutuhkan, merasakan dampaknya.

"Doakan juga untuk kami tim Berbagi Sarapan agar bisa selalu konsisten menjalankan gerakan ini, tidak berhenti, dan bisa terus menebar kebaikan dan kebermanfaatan untuk sesama," sambung dia. (Muhammad Thoifur)

Manfaat Tidur Cukup

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya