Liputan6.com, Jakarta - Bahkan tanpa pandemi COVID-19, topik kesehatan mental sudah lekat dengan lingkungan kerja. Masalah ini makin mencuat di tengah kondisi serba tak pasti seperti sekarang, terlebih pola bekerja bisa berubah sewaktu-waktu menyesuaikan keadaan.
Identifikasi kesehatan mental yang cukup sulit, mengingat tak setiap orang bisa secara terbuka menyadari kondisi psikisnya. Karenanya, mempromosikan lingkungan kerja yang sehat secara konsisten masih dihadapkan dengan sederet tantangan.
Advertisement
Baca Juga
Walau sulit, perlahan tapi pasti, para pekerja diharapkan akan terpicu untuk lebih memerhatikan kesehatan mental mereka. Di samping itu, dukungan aktif pihak perusahaan makin dibutuhkan.
Berdasarkan keterangan resmi pada Liputan6.com, Senin, 15 Februari 2021, penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), baru-baru ini, memperkirakan bahwa setiap satu dolar Amerika yang diinvestasikan untuk pengobatan kesehatan mental secara umum, dapat mengembalikan nilai sebesar empat dolar Amerika dalam pengembangan kesehatan dan produktivitas.
Jadi, apa yang bisa sama-sama dilakukan, baik oleh karyawan atau perusahaan?
1. Mulai Berani Bicara tentang Kesehatan Mental
Jangan takut untuk membicarakan kesehatan mental, terutama saat berada di kondisi yang belum pernah dialami, seperti pandemi. Tak masalah bila awalnya canggung, lantaran ini merupakan pembelajaran awal menghadapi fenomena yang sudah memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Hal penting harus yang diingat bahwa Anda tak sendiri dan semakin besar keberanian untuk membuka diri, Anda akan menemukan orang lain yang mengalami hal serupa. Penting juga untuk mengedukasi diri atas isu kesehatan mental, sehingga bisa memberi pertolongan pertama pada diri sendiri maupun orang lain.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
2. Transparan Bicara tentang Kondisi Kesehatan Mental
Selain memiliki sistem pendukung yang solid di rumah, hal yang perlu dilakukan adalah transparan dengan atasan dan rekan kerja. Di 3M, perusahaan multinasional di bidang industri, keselamatan pekerja, perawatan kesehatan, dan barang konsumen, karyawan didorong untuk secara teratur mengomunikasikan preferensi mereka.
Termasuk tentang bagaimana cara kerja lebih nyaman melalui program FlexAbility yang mendorong atasan untuk mendukung dan membantu dalam menghadapi hambatan. Program ini disesuaikan dengan peran serta kondisi pribadi karyawan.
Advertisement
3. Ubah Strategi
Dapatkan inspirasi dan cobalah strategi baru, baik melalui aktivitas kebugaran maupun mengembangkan kebiasaan untuk melatih mindfullness. Memanfaatkan komunitas di sekitar Anda bisa jadi salah satu cara mendapat inspirasi untuk mengubah strategi dalam menjaga kualitas kesehatan mental.
Misalnya, untuk membantu karyawan menavigasi periode pascapandemi di dunia, 3M mengadakan pameran Global Virtual Well-being supaya karyawan mendapat akses informasi yang akan membantu kesehatan dan kesejahteraan secara fisik, mental, dan emosional.
4. Terbuka pada Informasi
Memahami dan mengetahui setiap informasi yang tersedia juga tak kalah penting. Beberapa perusahaan, termasuk 3M, menawarkan Employee Assistance Program (EAP) yang memberi kesempatan pada karyawan untuk mendapat dukungan yang tepat sepanjang karier mereka.
EAP menawarkan berbagai layanan, baik itu tele counseling atau hanya meminta nasihat tentang bagaimana menangani kehidupan sebagai orangtua yang bekerja. Tujuan dari program ini, yakni memungkinkan karyawan menerima bantuan dalam semua aspek kehidupan saat membutuhkan.
Advertisement