Desainer Prancis Philippe Venet Meninggal Dunia

Philippe Venet merupakan rekan mendiang desainer Hubert de Givenchy yang dikenal mengusung konsep busana minimalis di tengah popularitas couture tahun 1950-an.

oleh Asnida Riani diperbarui 27 Feb 2021, 11:52 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2021, 11:52 WIB
Philippe Venet
Gaun krep marah dari koleksi Musim Panas 1988 rancangan desainer asal Prancis, Philippe Venet, dipamerkan pada 5 Mei 2010 di Château d'Haroué, Haroué, Prancis. (JEAN-CHRISTOPHE VERHAEGEN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Desainer asal Prancis, sekaligus partner  mendiang Hubert de Givenchy, Philippe Venetmeninggal dunia di Paris, Prancis. Melansir laman Vogue US, Sabtu (27/2/2021), Venet menghembuskan napas terakhirnya di usia 91 tahun.

Semasa hidup, sang desainer telah menorehkan segudang karya ikonis yang memberi ide-ide segar di industri fesyen. Lahir di Lyon, pada usia 14 tahun, Venet magang pada pembuat pakaian lokal, Pierre Court, yang diberi wewenang untuk mereproduksi desain Balenciaga.

Venet pindah ke Paris pada tahun 1951 dan dipekerjakan sebagai pemotong di Schiaparelli. Di sana, ia bertemu Givenchy. Ia ikut Givenchy ketika desainer aristokrat itu mendirikan maison sendiri dua tahun kemudian.

Venet adalah kepala pemotong chez Givenchy sampai tahun 1962, ketika akhirnya ia memutuskan bersolo karier. Seorang penulis untuk Newspaper Enterprise Association mendeskripsikan Venet, yang saat itu berusia 32 tahun, sebagai "tampan, juara lomba ski, dan pendaki Alpen."

Meski jadi saksi masa kejayaan couture tahun 1950-an, Venet lebih menyukai desain minimal daripada mewah, dan Vogue sempat memuji "hasil karyanya yang rapi." Unggahan Instagram Musée des Arts Décoratifs, baru-baru ini, menunjukkan bahwa estetika Venet cukup pribadi.

"Kurang terkenal daripada Givenchy, desainnya minimalis, tersembunyi, tapi tetap dengan pernyataan tegas, karya Philippe Venet sama seperti couture dan kreasi siap pakai," begitu keterangan yang tertulis mendeskripsikan karya desainer Prancis tersebut.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pakaian Konservatif dengan Semangat Modern

Philippe Venet
Seorang model mempersembahkan gaun koktail merah pada koleksi Philippe Venet 1993 Spring/Summer High Fashion di Paris, 26 Januari 1993. (PIERRE VERDY / AFP)

Philippe Venet menjalani "sekolah yang ketat" di Cristóbal Balenciaga, lawan Christian Dior yang lebih dekoratif, dan akrab dengan couturier melalui pekerjaan pertamanya. Juga, dari pengalaman bekerja dengan Givenchy, yang merupakan mentee pilihan couturier Spanyol.

Tapi, keterikatan itu bersifat "sekali putus." Potongan geometris karya Venet sebenarnya dibuat mirip dengan inspirasi kontemporer, perancang alumni Balenciaga, André Courrèges.

Venet, yang mendandani set sosial dan "semua wanita Kennedy," cenderung menanamkan pakaian konservatif dengan semangat modern. "Tenang, tapi gay (bahagia),” adalah deskripsi pakar mode Eleanor Lambert tentang koleksi tertentu.

Sang desainer juga cukup terbuka terhadap sentuhan baru, secara efektif menggunakan plastik dan bahan baru untuk hiasan rancangannya. Merek Venet diperluas untuk menyertakan pret-a-porter dan pakaian pria. Ia paling dikenang karena desain couture awal yang muncul pada saat mode berada dalam masa transisi.

Pakai Masker Boleh Gaya, Biar COVID-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya