Kualitas Pakaian Dalam Ternyata Berdampak pada Kesehatan Mental, Kok Bisa?

Alasan di balik mengapa orang suka memakai pakaian dalam yang mewah, bahkan hanya untuk diri mereka sendiri.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2021, 06:02 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2021, 06:02 WIB
Ilustrasi pakaian dalam/underwear
Ilustrasi pakaian dalam/underwear. Photo by STIL on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Tak dapat ditampik jika pakaian dalam dapat menarik secara seksual dan memengaruhi romantisme hubungan. Namun di sisi lain, mengenakan pakaian dalam yang mewah juga jadi kebahagiaan sendiri bagi sebagian orang.

"Lingerie dan pakaian dalam seksi secara historis dipandang hanya untuk keuntungan pasangan," kata psikolog Danielle Forshee kepada HuffPost, seperti dikutip pada Kamis, 22 April 2021.

Ia melanjutkan, saat ini orang berada di masa saat perempuan memberdayakan diri sendiri dan menyebut pakaian dalam itu bagus hanya untuk dirinya seorang. "Kita bisa memakainya kapan pun kita mau untuk apa yang kita ingin rasakan di hari dan momen itu," tambahnya.

Tak semua orang menyukai pakaian dalam yang mewah dan penelitian empiris terbatas soal hubungan psikologis dengan pakaian paling intim kita. Namun temuan anekdot menunjukkan, banyak orang mendapatkan dorongan kesehatan mental dengan mengenakan pakaian dalam yang bagus dalam kehidupan sehari-hari, bahkan ketika mereka tidak aktif secara seksual.

Pakaian dalam yang bagus tidak harus terlalu berenda atau terlalu seksi untuk membuat pemakainya merasa diberdayakan. Tapi apa alasan tepatnya memakai pakaian dalam yang bagus mempengaruhi kesehatan mental kita? Para ahli lainnya menguraikan beberapa kemungkinan alasan.

"Mengenakan pakaian dalam berkualitas bagus atau set pakaian dalam meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri kita, bahkan jika tidak ada yang melihatnya," kata Carolyn Mair, seorang psikolog perilaku sekaligus penulis "The Psychology of Fashion".

"Perasaan percaya diri dapat membuat kita tampil lebih menarik secara fisik karena kita cenderung berdiri, berjalan, berbicara, dan menggerakkan tangan secara berbeda," tambahnya.

Ia mencatat, kepercayaan diri dapat membuat isi dari apa yang kita katakan tampak lebih persuasif dan dikaitkan dengan dianggap seksi, "yang, tergantung pada tujuan, mungkin juga meningkatkan harga diri dan meningkatkan kesejahteraan mental." Mengenakan pakaian dalam dapat membangkitkan perasaan feminitas, kebebasan seksual, dan kekuatan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Efek Positif untuk Emosi

Ilustrasi orang bahagia
Ilustrasi orang bahagia. Sumber foto: pexels.com/Andre Furtado.

"Ide mengenakan pakaian dalam yang bagus atau seksi untuk diri Anda sendiri sebenarnya dapat memiliki efek yang sangat positif pada keadaan emosi kita," kata psikolog konsumen dan pendiri Style Psychology, Kate Nightingale.

Ia menunjuk pada konsep "kognisi tertutup", yang menunjukkan bahwa sifat dan perasaan yang terkait dengan pakaian tertentu tidak hanya memengaruhi cara orang lain memandang Anda, tetapi juga cara Anda memandang diri sendiri dan berperilaku dalam pakaian yang berbeda.

"Jika Anda mengasosiasikan kepercayaan diri, kekuatan, daya tarik atau apa pun dengan pakaian dalam tertentu, Anda akan mulai merasa lebih seperti itu saat Anda memakainya. Ini bukan pil ajaib, tapi Anda pasti akan merasa sedikit lebih percaya diri atau seksi," ungkap Nightingale.

Sedangkan, Mair menyebut, orang memilih pakaian untuk melindungi diri dari elemen, untuk membuat aktivitas lebih aman atau untuk membuat pernyataan. Pakaian adalah kulit kedua dan tampilan luar dari identitas.

"Identitas sosial kita diarahkan ke dunia luar, sedangkan identitas pribadi kita diarahkan pada bagaimana perasaan kita tentang diri kita sendiri," kata Mair. (Muhammad Thoifur)

Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya