Dicari, Ide Anak Muda untuk Wujudkan Perekonomian Berkelanjutan di 3 Sektor Krusial

Ekonomi berkelanjutan bisa mendukung perbaikan ekosistem hutan dan laut akibat perubahan iklim.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mei 2021, 22:01 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2021, 22:01 WIB
Ilustrasi bisnis
Ilustrasi bisnis kreatif (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada perekonomian di Indonesia dari berbagai sektor. Di sisi hulu misalnya, pandemi ini berdampak pada penurunan daya serap hasil panen dan menumpuknya stok bahan pangan termasuk ikan, yang kemudian mempengaruhi penurunan harga di sisi hilir.

Di sektor pendidikan, para pelajar maupun pendidik juga harus beradaptasi dengan penerapan pembelajaran jarak jauh. Mereka banyak terkendala dalam menyediakan peralatan yang dibutuhkan serta jaringan internet yang terbatas.

Sektor kesehatan pun terdampak cukup besar. Selain mengalami kesulitan dalam hal perlengkapan medis, sektor kesehatan juga membutuhkan solusi penanganan dan pencegahan bagi pasien hingga masyarakat.

Ketiga sektor itulah yang menjadi perhatian Yayasan Ekosistem Nusantara Berkelanjutan (Yayasan EcoNusa) bersama mitra, yang kemudian menginisiasi Econovation 2021. Econovation menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia untuk mengembangkan inovasi bisnisnya di tiga kategori, yaitu Ketahanan Pangan, Kesehatan Berbasis Komunitas, dan Solusi Edukasi.

[bacajuga:Baca Juga]4540102 4546294 4545906)

Program Econovation menjadi wadah bagi para entrepreneur muda Indonesia untuk dapat berkontribusi dalam menciptakan ekonomi berkelanjutan yang mendukung perbaikan ekosistem hutan dan laut akibat perubahan iklim.

Yayasan EcoNusa mengajak para entrepreneur muda Indonesia untuk mendaftarkan inovasi bisnisnya melalui www.econusa.id/econovation sampai 31 Mei 2021. Nantinya, 15 inovasi bisnis yang terpilih akan berkesempatan mengikuti mentoring serta business matching untuk mengembangkan bisnis.

Latar belakang program Econovation ini dibahas dalam webinar “Menjadi Pengusaha Solutif di Era New Normal” pada Kamis, 29 April 2021. Webinar ini menghadirkan Bustar Maitar, CEO Yayasan EcoNusa, Reyza Ramadhan, selaku Programme Officer FAO Indonesia & Co-Founder of Parti Gastronomi, Dr. dr. I. G. N. Darmaputra, Dewan Pembina HIPMI Bali & Founder DNY Skincare dan Auradermatology, dan Riri Muktamar, Founder RM Synergy & Tulus Company.

"Sektor pangan, pendidikan, dan kesehatan menjadi hal dasar dan fundamental yang harus ada saat menghadapi situasi seperti sekarang... Econovation diharapkan bisa menjadi platform yang bagus untuk anak muda berkompetisi mengembangkan ide-ide yang bagus untuk ke depannya," tutur CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, 30 April 2021.

Sementara Reyza Ramadhan menyatakan, pangan adalah keharusan dan food safety menjadi hal yang perlu diperhatikan lebih untuk mengetahui sumber pangan berasal dan pengolahannya. Dia menambahkan, orang bisa menahan diri untuk berlibur atau belanja kebutuhan lain, tapi orang tidak bisa menahan diri untuk beli makan.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Pentingnya Ide dan Inovasi

3 Sektor Usaha yang Bisa Mendorong Terwujudnya Ekonomi Berkelanjutan
3 Sektor Usaha yang Bisa Mendorong Terwujudnya Ekonomi Berkelanjutan. foto: dok.Econusa

"Ke depannya seperti apa, kita harus menyadari hal yang penting seperti food safety, digitalisasi, dan sebagainya, yang masih bisa dilakukan di masa new normal. Inovasi menjadi hal penting, terutama inovasi pada implementasi ketahanan pangan yang harus sangat bisa terkoneksi antara satu dengan yang lain," terangnya.

Sektor Pendidikan di masa pandemi ini juga harus beradaptasi dengan penerapan pembelajaran jarak jauh. Riri Muktamar mengatakan bahwa ide kreatif dan inovasi juga diperlukan dalam menunjang sektor pendidikan saat ini karena adanya keterbatasan akses baik dari guru ke murid maupun sebaliknya.

"Inovasi dan ide di pendidikan menjadi sangat penting. Yang juga penting adalah mengimplementasikan ide tersebut, dengan kolaborasi dan memperkuat inner circle agar inovasi dan ide bisa berkelanjutan," ucap Riri.

Sedangkan, Dr. dr. I. G. N. Darmaputra menyatakan bahwa selain sektor pangan dan pendidikan, sektor kesehatan adalah sektor yang berhadapan langsung dengan pandemi Covid-19. Sektor ini bukan hanya membutuhkan solusi pemenuhan tenaga medis tapi juga pemenuhan distribusi obat dan alat-alat medis ke seluruh wilayah dan pelosok.

Bagi Darmaputra, ide dan inovasi di bidang kesehatan sangat dibutuhkan. Ide dan inovasi yang diikutsertakan dalam Econovation diharapkan dapat menjadi solusi nyata dari berbagai tantangan di sektor pangan, pendidikan, dan kesehatan yang sedang dihadapi oleh masyarakat, termasuk petani, nelayan dan masyarakat adat.

Infografis Ketimpangan Ekonomi Global
Hampir 99 persen kekayaan dunia dimiliki, hanya oleh 1 persen kelompok tertentu (Liputan6.com/Abdillah)

Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona

Infografis Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada perekonomian di Indonesia dari berbagai sektor.  Di sisi hulu misalnya, pandemi ini berdampak pada penurunan daya serap hasil panen dan menumpuknya stok bahan pangan termasuk ikan, yang kemudian mempengaruhi penurunan harga di sisi hilir.   Di sektor pendidikan, para pelajar maupun pendidik juga harus beradaptasi dengan penerapan pembelajaran jarak jauh. Mereka banyak mengalami kendala dalam menyediakan peralatan yang dibutuhkan serta jaringan internet yang terbatas. Sektor kesehatan pun mengalami dampak cukup besar. Selain mengalami kesulitan dalam hal perlengkapan medis, sektor kesehatan juga membutuhkan solusi penanganan dan pencegahan bagi pasien hingga masyarakat.  Ketiga sektor itulah yang menjadi perhatian Yayasan Ekosistem Nusantara Berkelanjutan (Yayasan EcoNusa) bersama mitra, yang kemudian menginisiasi Econovation 2021. Econovation menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia untuk mengembang inovasi bisnisnya di tiga kategori yaitu Ketahanan Pangan, Kesehatan Berbasis Komunitas dan Solusi Edukasi.   Program Econovation menjadi wadah bagi para entrepreneur muda Indonesia untuk dapat berkontribusi dalam menciptakan ekonomi berkelanjutan yang mendukung perbaikan ekosistem hutan dan laut akibat perubahan iklim.   Yayasan EcoNusa mengajak para entrepreneur muda Indonesia untuk mendaftarkan inovasi bisnisnya melalui www.econusa.id/econovation sampai 31 Mei 2021. Nantinya, 15 inovasi bisnis yang terpilih akan berkesempatan mengikuti mentoring serta business matching untuk mengembangkan bisnis.    Latar belakang program Econovation ini dibahas dalam webinar “Menjadi Pengusaha Solutif di Era New Normal” pada Kamis, 29 April 2021. Webinar ini menghadirkan Bustar Maitar, CEO Yayasan EcoNusa, Reyza Ramadhan, selaku Programme Officer FAO Indonesia & Co-Founder of Parti Gastronomi, Dr. dr. I. G. N. Darmaputra, Dewan Pembina HIPMI Bali & Founder DNY Skincare dan Auradermatology, dan Riri Muktamar, Founder RM Synergy & Tulus Company.    “Sektor pangan, pendidikan dan kesehatan menjadi hal dasar dan fundamental yang harus ada saat menghadapi situasi seperti sekarang. Kita berhadap makin banyak anak muda dengan inovasi cemerlang dan akan ada banyak orang yang bisa bantu untuk mengembangkannya. Econovation diharapkan bisa menjadi platform yang bagus untuk anak muda berkompetisi mengembangkan ide-ide yang bagus untuk kedepannya,” tutur CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, 30 April 2021.   Sementara Reyza Ramadhan menyatakan, pangan adalah keharusan dan food safety menjadi hal yang perlu diperhatikan lebih untuk mengetahui sumber pangan berasal dan pengolahannya.    Reza menambahkan, orang bisa menahan diri untuk berlibur, untuk belanja kebutuhan lain, tapi orang tidak bisa menahan diri untuk beli makan.   “Kedepannya seperti apa, kita harus menyadari hal yang penting seperti food safety, digitalisasi, dan sebagainya, yang masih bisa dilakukan di masa new normal. Inovasi menjadi hal penting, terutama inovasi pada implementasi ketahanan pangan yang harus sangat bisa terkoneksi antara satu dengan yang lain,” terangnya.  Sektor Pendidikan di masa pandemi ini juga harus beradaptasi dengan penerapan pembelajaran jarak jauh. Riri Muktamar mengatakan bahwa ide kreatif dan inovasi juga diperlukan dalam menunjang sektor pendidikan saat ini karena adanya keterbatasan akses baik dari guru ke murid maupun sebaliknya.    “Inovasi dan ide di pendidikan menjadi sangat penting. Yang juga penting adalah mengimplementasikan ide tersebut, dengan kolaborasi dan memperkuat inner circle agar inovasi dan ide bisa berkelanjutan,” ucap Riri. Dr. dr. I. G. N. Darmaputra menyatakan bahwa selain sektor pangan dan pendidikan, sektor Kesehatan adalah sektor yang berhadapan langsung dengan pandemi Covid-19. Sektor Kesehatan bukan hanya membutuhkan solusi pemenuhan tenaga medis tapi juga pemenuhan distribusi obat dan alat-alat medis ke seluruh wilayah dan pelosok.   Bagi Darmaputra, ide dan inovasi di bidang kesehatan memang sangat dibutuhkan.  Ide dan inovasi yang diikutsertakan dalam Econovation diharapkan dapat menjadi solusi nyata dari berbagai tantangan di sektor pangan, pendidikan dan kesehatan yang sedang dihadapi oleh masyarakat termasuk petani, nelayan dan masyarakat adat.
Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya