Influencer Inggris Ramai-Ramai Promosi Kegiatan Berbahaya, dari Suntik Filler Tak Aman hingga Perjudian

Para influencer Inggris itu disinyalir mendapat bayaran Rp60 juta untuk unggahan yang mempromosikan kompetisi menjurus kegiatan berbahaya tersebut. Salah satunya suntik filler bibir di klinik tak terakreditasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jun 2021, 12:01 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2021, 12:01 WIB
Ilustrasi Lip Filler
Ilustrasi lip filler. (dok. Unsplash.com/Sam Moqadam @itssammoqadam)

Liputan6.com, Jakarta - Influencer memiliki pedang mata dua. Bila dimanfaatkan dengan benar, mereka mampu mengajak para pengikutnya ke arah yang lebih baik. Sebaliknya, mereka yang mempromosikan hal berbahaya, bisa menjerumuskan pengikutnya. Hal itu pula yang jadi sorotan sejumlah pengamat atas aktivitas promosi para influencer di Inggris.

Baru-baru ini, sejumlah influencer dikecam karena mempromosikan situs yang mengarah tindak ilegal dan membahayakan. Belle Hassan dan Kendall Rae Knight diketahui mempromosikan akun yang menjajakan prosedur kecantikan berbahaya, seperti suntik filler bibir dan operasi pembesaran payudara di klinik yang tidak berakreditasi. Mereka juga disinyalir mengarahkan pengikutnya ke perjudian.

Dilansir dari The Sun, Selasa, 1 Juni 2021, kedua influencer itu membagikan unggahan tentang kompetisi yang diadakan oleh Play Social, sebuah perusahaan pemasaran media sosial. Mereka meminta kepada para pengikutnya untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang nantinya diiming-imingi hadiah berupa tas Louis Vuitton, iPhone 12, atau konsol PS5 dan Xbox 5.

Peserta yang turut serta dalam kompetisi ini diwajibakan mengikuti akun Instagram Play Social @playsocialuk serta beberapa akun yang diikuti oleh Play Social. Setelah mengikuti akun-akun tersebut, setiap peserta diwajibkan untuk mengajak orang lain melakukan hal yang sama dan membagikan kegiatan mereka di unggahan cerita Instagram.

Ternyata, laman yang dipromosikan oleh Hassan dan Knight mengarahkan para pengikutnya pada akun perjudian pacuan kuda, klinik filler bibir yang tidak terakreditasi, perdagangan pasar valuta asing, penjualan hewan, produk pemutih gigi, mainan seks, serta ahli bedah plastik yang mempromosikan pembesaran payudara.

Diperkiraan Hassan mendapatkan bayaran sebesar 3.000 pound sterling atau sekitar Rp60 juta karena telah mempromosikan kompetisi tersebut di akun Instagramnya. Selain Hassan dan Knight, influencer lain yang mempromosikan kompetisi ini adalah Callum Jones, mantan kontestan Love Island, dan artis TikTok Katie Franklin.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kecaman dan Pembelaan Diri

Influencer Inggris Ramai-Ramai Promosi Kegiatan Berbahaya, dari Suntik Filler Tak Aman hingga Perjudian
Unggahan Belle Hassan yang mengajak pengikutnya untuk berpartisipasi dalam kompetisi tersebut dan memenangkan berbagai hadiah (dok. Instagram @belehassan/ https://www.instagram.com/p/CO8P9eQhq8F/?utm_source=ig_web_copy_link/ Dinda Rizky)

Ashton Collin, pengawas industri perawatan kosmetik non-bedah dari Save Face, mengecam kompetisi ini sebagai hal yang tidak bertanggung jawab. Itu lantaran dua juta pengikut Hassan dan Knight, mayoritasnya merupakan remaja yang sangat mudah terpengaruhi. Collin juga menjelaskan bahwa unggahan tersebut terkesan bahwa para influencer mengetahui dan memverifikasi, serta memberikan rekomendasi agar orang-orang mengikuti akun tersebut.

Jim Orford, pendiri Gambling Watch UK dan seorang profesor psikologi di Universitas Birmingham, menambahkan bahwa kontes tersebut memberikan kesempatan pada perusahaan perjudian untuk mengeksploitasi kaum muda yang rentan dan belum banyak mengerti tentang dampak kegiatan judi.

Play Social menagih biaya sebesar 750--2.500 pound sterling atau sekitar Rp15juta--50 juta kepada 75 akun untuk berada di daftar yang mereka ikuti selama kompetisi berlangsung. Kreator Play Social, Renee Karr mengatakan para influencer tidak mengetahui akun mana yang akan mereka promosikan.

"Niat kami murni dan kami hanya mencoba berbisnis. Semua pihak yang berpartisipasi dalam kompetisi ini memilih terlibat karena mereka merasa memiliki kesempatan untuk terlibat dengan pengikut dan penggemar mereka," kata Karr. (Dinda Rizky Amalia Siregar)

Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial

Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya