Survei LIPI: 1 dari 5 Orang Kini Rutin Berolahraga Selama Pandemi

Sebanyak 73 persen responden memilih lari dan berolahraga di rumah selama Covid-19.

oleh Komarudin diperbarui 26 Jul 2021, 05:02 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2021, 05:02 WIB
Ilustrasi Olahraga
Ilustrasi olahraga (dok.unsplash/ sporlab)

Liputan6.com, Jakarta - Olahraga di rumah jadi salah satu pilihan yang dilakukan banyak orang selama pandemi Covid-19. Mereka bisa mengolah tubuh sekaligus meminimalkan interaksi sosial dalam upaya pencegahan Covid-19.

Dalam pelaksanaannya, olahraga di dalam rumah termasuk dalam kategori olahraga yang aman, mudah, dan murah. Program ini termasuk aerobik, misalnya berjalan di rumah atau sekitarnya, pelatihan kekuatan otot, latihan peregangan otot (stretching), dan kombinasi penguatan dan peregangan otot.

Berdasarkan survei online yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Kependudukan LIPI terhadap 321 responden, satu dari lima orang yang sebelumnya tidak berolahraga, memulai kebiasaan berolahraga selama pandemi. Dalam survei yang dilakukan awal Desember 2020 itu terungkap, separuh dari responden yang sudah berolahraga sejak sebelum pandemi, mengubah aktivitas olahraganya menjadi lebih baik.

Mereka meningkatkan durasi berolahraga dan menambah jenis olahraga yang dilakukan. Selama pandemi Covid-19, lari dan berolahraga di rumah menjadi jenis olahraga yang paling populer dilakukan responden 79 persen.

Sementara, permainan olahraga berkelompok, seperti sepakbola, bulutangkis, voli, dan lain-lain juga masih cukup populer di kalangan responden sebanyak 43 persen. Kegiatan olahraga tersebut dilakukan di area rumah dan sekitarnya sebanyak 40,2 persen, di luar rumah 31,8 persen, atau di dalam gedung lainnya yang bukan rumah 28 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Durasi Olahraga

Ilustrasi olahraga sambil mendengarkan musik
Ilustrasi olahraga sambil mendengarkan musik (dok.unsplash/ Filip Mroz)

Waktu responden berolahraga selama 30--60 menit dengan frekuensi satu hingga dua kali dalam seminggu. Dijelaskan juga olahraga dengan intensitas sedang hingga kuat selama kurang dari 60 menit seperti yang dilakukan sebagian besar responden telah sesuai dengan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Latihan dengan pola tersebut dinilai efektif dalam meningkatkan sistem kekebalan karena merangsang pertukaran subtipe sel imun yang berbeda antara sirkulasi dan jaringan," tulis akun @lipiindonesia, 22 Juli 2021.

Meski begitu, pandemi Covid-19 membuat satu dari tiga orang responden menurunkan kuantitas dan kualitas aktivitas olahraganya. Alasannya, penutupan fasilitas olahraga, berkurangnya teman olahraga, dan penurunan motivasi.

 

Gaya Hidup Sehat

Ilustrasi olahraga.
Ilustrasi olahraga. (dok. Pexels/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Marya Yenita Sitohang dan Mochammad Wahyu Ghani, peneliti yang melakukan survei itu, menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 bisa jadi momentum bagi masyarakat untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.  Memulai gaya hidup sehat dan meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi menjadi motivasi utama para responden berolahraga.

"Hal ini cukup penting, mengingat membangun kebiasaan olahraga sebelum pandemi masih menjadi tantangan bagi sebagian orang, karena terbatasnya waktu dan kurangnya motivasi," tulis akun tersebut.

Pandemi Covid-19 telah cenderung memberi efek negatif terhadap kesehatan mental seseorang. Selain itu, munculnya rasa takut tertular Covid-19 dan paparan informasi hoaks yang berlebihan dapat memberikan efek kecemasan dan depresi. Untuk mengurangi rasa bosan dan kecemasan akibat isolasi mendiri, banyak orang pun mulai berusaha membangun rutinitas sehari-hari yang menyenangkan, seperti olahraga.  

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya