Sejarah di Balik Kenikmatan Semangkuk Soto Betawi

Soto Betawi pertama kali dipopulerkan oleh Li Boen Po sejak 1971.

oleh Putu Elmira diperbarui 27 Jul 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2021, 06:30 WIB
Soto Betawi H Ma'ruf
Soto Betawi H Ma'ruf. (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi penikmat makanan berkuah, terkhusus soto, pastinya tidak asing dengan Soto Betawi. Kenikmatan semangkuk hangat sajian dengan daging dan jeroan sapi ini telah dikenal luas di seantero Indonesia.

Setiap makanan tentu memiliki rasa dan ceritanya masing-masing, termasuk Soto Betawi. Dikutip dari laman resmi Warisan Budaya Kemendikbud, Senin (26/7/2021), Soto Betawi pertama kali dipopulerkan oleh Lie Boen Po sejak 1971.

Ia adalah pencipta pertama kata Soto Betawi dan mulai berjualan sajian ini pada tahun tersebut. Persaingan bisnis terjadi ketika pemilik toko yang pernah disewa mengundang penjual soto lain untuk berdagang.

Maksud dari hal tersebut adalah untuk menyaingi dagangan sotonya. Sejak itu, sekitar 1978, Li Boen Po berpikir menamai soto buatannya agar memiliki identitas yang khas.

Ia lantas mengumpulkan semua nama soto, mulai dari Soto Kudus, Soto Madura, dan lainnya. Namun, untuk Soto Jakarta belum ada dan akhirnya ia menamai soto buatannya dengan sebutan Soto Betawi. Sejak itu pula, Soto Betawi pertama muncul di kuliner khas Jakarta.

Menurut Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jendral, Kemendibud, Soto Betawi adalah soto yang disajikan dengan kuah santan. Isian Soto Betawi umumnya terdiri atas daging sapi, jeroan, organ sapi, seperti mata sapi, torpedo, dan hati.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ragam Bahan

Ilustrasi daging sapi
Ilustrasi daging sapi (dok.unsplash)

Pembuatan sajian ini dimulai dengan merebus daging dan jeroan di wadah terpisah. Kaldu yang digunakan dalam kuah Soto Betawi adalah kuah kaldu dari rebusan daging sapi.

Usai direbus, bahan-bahan itu lalu dipotong kecil-kecil. Untuk kuah soto sendiri dilengkapi bumbu dengan mempersiapkan bahan-bahan, seperti bawang putih, bawang merah, cabai, jahe, cengkeh, jinten, merica, dan garam.

Bumbu tersebut dihaluskan dan ditumis bersama daun salam dan batang serai. Setelah matang, bumbu dicampur ke air kaldu daging serta isian dari soto, yakni jeroan dan organ lainnya.

Penyajian

Sejarah di Balik Kenikmatan Semangkuk Soto Betawi
Soto Betawi. (Tangkapan Layar Instagram @disbuddki/https://www.instagram.com/p/CRlkr_EsxBi/?hl=en)

Pada tahap akhir, ditambahkan santan dan susu sebagai pelengkap dari sajian Soto Betawi. Perpaduan ragam bahan dan bumbu menciptakan perpaduan rasa yang gurih dan creamy dari susu.

Penyajian Soto Betawi biasanya ditambah tomat, daun bawang, bawang goreng, seledri, dan emping. Sajian ini kian nikmat saat disantap dengan nasi hangat, sambal, jeruk nipis, dan acar segar.

Soto Betawi telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Provinsi DKI Jakarta pada 2016 dengan Nomor Registrasi 201600346. Sajian ini masuk dalam domain Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional.

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya