Jam Kerja Lebih Pendek di Restoran Hong Kong, Jaga Kesehatan Fisik dan Mental Stafnya

Jam kerja lebih pendek di restoran Hong Kong ini sedikit banyak disebabkan pandemi COVID-19.

oleh Asnida Riani diperbarui 17 Nov 2021, 17:03 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2021, 17:03 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi restoran. (dok. pexels.com/Emre Kuzu)

Liputan6.com, Jakarta - Demo anti-pemerintah sejak 2019 dan pandemi COVID-19 berdampak besar pada operasional restoran fine dining di Hong Kong. Perubahan pun bukan sesuatu yang bisa dihindari, alih-alih dibutuhkan untuk bertahan dan memotivasi staf mereka.

Tidak dapat melancong selama pandemi, pelanggan kaya Hong Kong bersedia berbelanja secara royal untuk santapan mewah. Itu memberi kesempatan pada restoran dengan dua bintang Michelin, Écriture, untuk buka hanya lima hari seminggu dan mempekerjakan lebih banyak staf.

Dalam implementasinya, melansir SCMP, Rabu (17/11/2021), mereka memberlakukan perubahan, dengan memastikan dua hari libur berturut-turut. Ini merupakan inisiatif yang diterapkan executive chef, sekaligus general manager-nya, Maxime Gilbert untuk memastikan staf restoran mendapatkan istirahat yang layak setelah lima hari yang panjang.

"Saya telah memimpikan hal ini selama lebih dari setahun," kata pria Prancis itu. "Lebih baik memiliki semua tim manajemen di restoran. Di restoran lain, karena jadwal yang bergilir, jarang ada koki dan manajer bekerja pada hari yang sama, namun para tamu membayar harga yang sama setiap hari."

Ia menyebut, industri restoran adalah salah satu yang paling melelahkan. Bekerja berjam-jam, berdiri sepanjang hari, menyiapkan hidangan dengan standar tertinggi untuk tamu, kemudian tetap tinggal untuk membersihkan dapur dan melakukannya lagi keesokan harinya.

Sebagai salah satu ibu kota kuliner dunia, dengan 69 restoran berbintang Michelin, Hong Kong selalu jadi tujuan "orang makan malam tujuh hari dalam seminggu." Tapi ketika pandemi melanda, jam restoran terbatas dan langkah-langkah jarak sosial mulai berlaku. Pengunjung jadi terbiasa makan lebih awal, dan banyak yang memilih untuk makan di restoran top.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ubah Jam Buka

Solusi Tambahan Pemasukan bagi Pemilik Restoran yang Sepi Pengunjung
Ilustrasi dapur. (dok. Louis Hansel/Unsplash)

Terlepas dari permintaan yang mengakibatkan reservasi dibuat berbulan-bulan sebelumnya, beberapa restoran mengambil kesempatan untuk mengubah jam buka mereka jadi hanya lima hari seminggu. Ini dilakukan guna memastikan staf memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri secara fisik dan mental dengan lebih baik.

Agustin Balbi, chef sekaligus pemilik Ando di Wellington Street, juga mengadopsi gagasan serupa. Sebelumnya restoran tutup pada hari Minggu dan buka pada hari Senin untuk makan malam. Tapi, setelah Ando dianugerahi bintang Michelin pertamanya pada Desember 2020, Balbi memutuskan sudah waktunya pindah ke fase buka dalam lima hari.

"Kami merasa bahwa meski Senin hanya (bekerja) setengah hari, sejak bangun, Anda tahu bahwa ini adalah hari kerja," katanya. "29 Maret adalah hari Senin pertama kami tutup, menambah total jadi dua hari libur per minggu, karena kami merasa bertanggung jawab atas kesehatan fisik dan mental tim kami."

"Kami percaya kami jadi tim yang lebih konsisten, lebih efisien, bahkan lebih fokus untuk memberikan yang terbaik dari Selasa hingga Sabtu melalui semangat dan nilai omotenashi," ucapnya, mengacu pada gaya keramahan Jepang yang memperhatikan detail dan mengantisipasi kebutuhan tamu.

Bangun Hubungan Tim

Ilustrasi
Ilustrasi restoran. (dok. pexels.com/Robin Stickel)

Manajer restoran dan kepala sommelier Ando, Carlito Chiu Chun-long, menyambut baik lima hari kerja dalam seminggu. Tim biasanya libur pada hari Minggu, tapi akan datang sekitar pukul 2 siang untuk layanan makan malam pada hari Senin.

"Beberapa orang akan tidur sampai pukul 3 sore pada hari Minggu dan merasa hari mereka hampir habis dan tidak dapat merencanakan banyak kegiatan," katanya.

Sekarang, kata Chiu, mereka bisa merencanakan hari libur dengan lebih baik. Tim bahkan berkumpul secara berkala pada hari libur untuk merayakan ulang tahun. "Ini membantu membangun hubungan dalam tim, karena ini adalah setengah dari keluarga kami," tuturnya.

Saat ini, ia merasa tidak sebegitu lelah dan lebih sigap dalam bekerja. "Kami tidak memiliki banyak meja di restoran, tapi kami perlu memperhatikan detail, terutama preferensi tamu," tambah Chiu.

Infografis Titik Lengah Makan Bersama

Infografis Titik Lengah Makan Bersama
Infografis Titik Lengah Makan Bersama (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya