6 Fakta Menarik Pinrang Sulawesi Barat, Punya Air Terjun Jodoh dan Negeri di Atas Awan

Saat berjalan di jembatan gantung di Puncak Karomba, Pinrang, pengunjung akan merasakan seperti sedang berjalan di atas awan.

oleh Henry diperbarui 22 Des 2021, 08:31 WIB
Diterbitkan 22 Des 2021, 08:30 WIB
Panorama alam air terjun kali jodoh di Kabupaten Pinrang, Sulsel dijamin bisa memanjakan para jomlo (Liputan6.com/ Eka Hakim)
Panorama alam air terjun kali jodoh di Kabupaten Pinrang, Sulsel dijamin bisa memanjakan para jomlo (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Liputan6.com, Jakarta - Pinrang adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini terletak 185 km dari Kota Makassar arah utara yang berbatasan dengan kabupaten Polewali Mandar, provinsi Sulawesi Barat.

Luas wilayahnya 1.961,77 km persegi dan terbagi ke dalam 12 kecamatan, yang meliputi 68 desa dan 36 kelurahan serta terdiri dari 86 lingkungan dan 189 dusun. Pada 2021, jumlah penduduk kabupaten Pinrang sebanyak 407.882 jiwa, dengan kepadatan 208 jiwa/km.

Secara administratif, Kabupaten Pinrang terdiri atas 12 kecamatan, 39 kelurahan dan 65 desa.  Kabupaten Pinrang punya garis pantai sepanjang 93 km yang dimanfaatkan sebagai areal tambak, pada dataran rendah didominasi oleh areal persawahan, bahkan sampai perbukitan dan pegunungan. Kondisi ini mendukung Kabupaten Pinrang sebagai daerah potensial untuk sektor pertanian dan memungkinkan berbagai komoditas pertanian

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Pinrang. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Pinrang yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Asal Nama Pinrang

Ada beberapa versi mengenai asal pemberian nama Pinrang. Versi pertama menyebut Pinrang berasal dari bahasa Bugis, yaitu kata "benrang" yang berarti "air genangan" bisa juga berarti "rawa-rawa". Hal ini mengacu pada awal pembukaan daerah Pinrang masih berupa daerah rendah yang sering tergenang dan berawa.

Versi kedua menyebutkan nama itu berasal dari momen Raja Sawitto bernama La Dorommeng La Paleteange yang terjadi saat bebas dari pengasingan dari Kerajaan Gowa. Kedatangannya disambut gembira namun mereka heran karena wajah raja berubah. Mereka pun berkata "Pinra bawangngi tappana puatta pole Gowa", yang artinya berubah saja mukanya Tuan Kita dari Gowa. Setelah itu, rakyat menyebut daerah tersebut sebagai Pinra yang artinya berubah, kemudian lambat laun menjadi Pinrang.

Sumber lain mengatakan pemukiman Pinrang yang dahulu rawa selalu tergenang air membuat masyarakat berpindah-pindah mencari pemukiman bebas genangan air, dalam bahasa Bugis disebut "Pinra-Pinra Onroang". Setelah menemukan pemukiman yang baik, tempat tersebut dinamai Pinra-pinra.

2. Sejarah Pinrang

Cikal bakal Kabupaten Pinrang berasal dari Onder Afdeling Pinrang yang berada di bawah afdeling Pare-Pare, yang merupakan gabungan empat kerajaan yang kemudian menjadi self bestuur atau swapraja, yaitu Kassa, Batulappa, Sawitto dan Suppa yang sebelumnya adalah anggota konfederasi kerajaan Massenrengpulu (Kassa dan Batulappa) dan Ajatappareng (Suppa dan Sawitto).

Selanjutnya, Onder Afdeling Pinrang pada zaman pendudukan Jepang menjadi Bunken Kanrikan Pinrang dan pada zaman kemerdekaan akhirnya menjadi Kabupaten Pinrang. Pada 1959 keluarlah undang-undang nomor 29/1959 yang berlaku pada tanggal 4 Juli 1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi, termasuk membentuk Daerah Tingkat II Pinrang.

Pada 28 Januari 1960, keluar surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: UP-7/3/5-392 yang menunjuk H.A. Makkoelaoe menjadi Kepala Daerah Tingkat II Pinrang. Karena pada saat itu unsur atau organ sebagai perangkat daerah otonomi telah terpenuhi, tanggal tersebut dianggap sebagai tanggal berdirinya Kabupaten Pinrang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

3. Puncak Karomba

Puncak Karomba, Kabupaten Pinrang (Fauzan/Liputan6.com)
Puncak Karomba, Kabupaten Pinrang (Fauzan/Liputan6.com)

Puncak Karomba yang sering juga disebut dengan Negeri di Atas Awan Pinrang. Salah satu alasannya karena letaknya yang hampir mencapai 1.200 meter dari permukaan laut (mdpl). Jadi saat pagi atau sore hari, pengunjung bakal menemukan hamparan awan yang menyelimuti Puncak Karomba.

Puncak Karomba ini terletak tepat di Desa Sali-sali, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, dan baru dibuka pada 2016 lalu, jadi bisa dibilang objek wisata yang masih baru. Banyak sekali hal menarik di tempat ini.

Salah satunya adalah mencoba fasilitas jembatan gantung yang setiap harinya diselimuti gumpalan awan, jadi pengunjung akan merasakan seperti sedang berjalan di atas awan. Di Puncak Karomba juga terdapat vila yang sangat unik bergaya asli dari Sulawesi Selatan dengan model Toraja.

4. Permandian Air Panas Sulili

Ada dua sumber air yang mendukung suplai air untuk pemandian air panas Sulili, salah satunya yaitu sumber air panas yang terletak tidak jauh dari kolam utama tempat berendam. Keunikanya adalah sumber air panas ini seolah-olah muncul dari perut bumi dan bukan berasal dari gunung berapi seperti sumber-sumber air panas lainnya.

Tempat wisata alam ini terletak di Desa Solilie, Kelurahan Mamminasae, Kecamatan Paleteang, bagian selatan Kabupaten Pinrang. Di salah satu kawasan wisata terpopuler di Pinrang ini terdapat beragam wahana hiburan seperti kolam renang, sumur air panas, seluncuran dan sejumlah arena permainan lainnya.

Merasakan kehangatan air kolam renang yang mengandung belerang tak hanya dipercaya bisa menghibur dan menghilangkan stres sejenak. Kabarnya, kolam belerang ini juga akan membuat badan kita bugar dan menyembuhkan penyakit kulit atau gatal-gatal.

5. Kuliner khas Pinrang

Kue Sikaporo khas Pinrang, Sulawesi Selatan
Kue Sikaporo khas Pinrang, Sulawesi Selatan. (dok.Instagram @eviehusain/https://www.instagram.com/p/CU9KYfRLtyG/Henry)

Kabupaten Pinrang memiliki beragam makanan khas asli daerah yang terkenal menggugah selera. Salah satunya adalah Beppa Cella atau Cucure Te’neBeppa Cella yang terbuat dari adonan tepung beras dan gula merah. Teksturnya lembut dan rasanya manis. Penganan ini enak disantap saat masih hangat.

Lalu, ada Kue Sikaporo yang terbuat dari tepung beras, telur dan santan dan gula. Kue ini memiliki tampilan yang menawan karena terdiri dari dua layer warna, yaitu kuning dan hijau. Warna yang unik ini didapat dari pewarna makanan, atau beberapa orang bahkan menggunakan pewarna alami seperti daun pandan dan daun suji.

Ada juga Kue Barongko. Kue ini terbuat dari campuran pisang kepok yang dihaluskan bersamaan dengan santan, telur dan gula, penyajiannya harus dibungkus menggunakan daun pisang. Untuk teknik memasaknya harus melalui pengukusan.

Ada juga Nasu Palekko yang banyak dijual di warung-warung yang letaknya di Jalan Landak. Nasu Palekko mempunyai cita rasa pedas. Makanan ini menggunakan bebek sebagai bahan utamanya yang dipotong kecil-kecil seperti daging cincang tetapi, bisa diganti dengan ayam jika tidak ada bebek.

6. Air Terjun Kali Jodoh Pinrang

Air terjun kali jodoh memiliki empat sumber air, berada pada kawasan yang luasnya sekitar dua hektare. Untuk mencapai tempat ini harus ditempuh melalui jalanan menanjak.

Konon, pasangan yang mengunjungi tempat ini akan sejodoh, dan bagi mereka yang belum punya pasangan akan segera menemukan pasangannya seperti yang diinginkan. Kawasan wisata ini berlokasi di Dusun Paweleang, Kelurahan Betteng, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang.

Tak hanya alam hijau dan gemercik suara air terjun yang dapat membawa suasana damai bagi pengunjungnya, keunikan batu karst yang berada di sekitar lokasi air terjun Kali Jodoh juga sangat cocok menjadi objek berswafoto bagi mereka yang ingin mengabadikan momen selama berada di sana.

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19
Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya