7 Ribu Turis Rusia dan Ukraina Terdampar di Thailand, Tak Bisa Pulang karena Penerbangan Dihentikan

Ribuan turis dari Rusia dan Ukraina di Thailand itu menjadi korban atas peperangan yang dipicu Rusia menginvasi Ukraina.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 09 Mar 2022, 12:32 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2022, 12:32 WIB
Ilustrasi Koh Samui di Thailand
Ilustrasi Koh Samui di Thailand (dok.unsplash/ Taylor Simpson)

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 7.000 turis dari Rusia dan Ukraina terdampar di Thailand. Mereka tak bisa pulang ke negara masing-masing lantaran banyak penerbangan internasional yang dibatalkan.

Untuk itu, Thailand memutuskan bahwa mereka berhak memperpanjang visa gratis sebagai bentuk bantuan kemanusiaan bagi mereka yang terdampak invasi Rusia ke Ukraina. Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, Yuthasak Supasorn mengatakan keputusan diambil dalam rapat kabinet yang berlangsung pada Selasa, 8 Maret 2022.

Ia menyebut kebanyakan turis dari dua negara itu kini tinggal di empat kawasan wisata, mencakup Phuket, Koh Samui, Pattaya, dan Krabi. Untuk memitigasi dampak jangka pendek, para wisatawan asing tersebut berhak memperpanjang visa yang berlaku hingga 30 hari ke depan tanpa membayar sepeserpun. Dalam situasi normal, para turis biasanya dikenakan 1.900 baht (sekitar Rp823 ribu) per orang.

Otoritas Thailand juga menyiapkan bantuan penginapan bagi turis yang tak bisa pulang ke rumahnya karena masalah penerbangan yang dihentikan sementara maupun masalah politik. Hal itu berlaku bagi turis yang sudah tak mampu membayar penginapan secara mandiri.

Dikutip dari Bangkok Post, Rabu (9/3/2022), pemerintah mempertimbangkan Phuket dan Pattaya sebagai lokasi yang paling memungkinkan menjadi shelter. Namun, keputusannya tergantung pada survei yang akan dilakukan operator wisata kepada para tamu mereka di minggu ini.

Terkait transaksi kartu kredit maupun via bank-bank Rusia yang diblokir, operator wisata kini menggunakan UnionPay untuk memfasilitasi pembayaran bagi turis Rusia. Sebelumnya, AS, Inggris, Eropa, dan Kanada sepakat memblokir akses Rusia pada sistem pembayaran internasional Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).

Pemblokiran akses terhadap jaringan pembayaran terbesar yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia itu sebagai bagian dari sanksi lain yang dijatuhkan dunia internasional kepada Rusia karena melanjutkan serangan bersenjata terhadap Ukraina. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Uang Kripto

Ilustrasi bendera Thailand (AP Photo)
Ilustrasi bendera Thailand (AP Photo)

Asosiasi pariwisata juga mengusulkan agar pemerintah mempertimbangan penggunaan mata uang kripto sebagai alternatif pembayaran bagi turis asing. Hal itu juga dipandang perlu untuk memitigasi situasi darurat serupa terjadi di kemudian hari.

Yuthasak mengungkapkan hal lain yang jadi perhatian, yakni asuransi kesehatan para wisatawan dari Rusia. Ia menyebut beberapa rumah sakit swasta enggan memberikan layanan medis bagi pasien Rusia yang terkena Covid-19 karena imbas sanksi finansial dan metode pembayaran yang bermasalah.

Pemerintah saat ini sedang mencari solusi untuk memastikan bahwa para pasien menerima perawatan yang diperlukan, kata dia. 

Tidak Dideportasi

Ilustrasi Pesawat Terbang
Ilustrasi pesawat terbang. (dok. Unsplash.com/@trinitymmoss)

Bagi turis yang ingin pulang ke rumah, pemerintah Rusia akan mengupayakan penerbangan repatriasi bagi warga negaranya. Namun, Thailand memastikan tidak akan mendeportasi wisatawan pulang tanpa kehendaknya sendiri.

Bhummikitti Raktaengam, Presiden Asosiasi Wisatawan Phuket, mengatakan pembatalan penerbangan oleh dua maskapai Rusia, S7 dan Aeroflot, jelas berdampak pada sektor pariwisata mereka yang menyumbang 70 persen pendapatan dari sektor pariwisata Phuket. Dia menyebut saat ini ada sekitar 3.500-4.000 turis Rusia dan 300--400 pelancong dari Ukraina yang tinggal di Phuket.

Dari 1--6 Maret 2022, Rusia menempati ranking teratas untuk Resor Andaman dengan total 3.500 pengunjung. Rata-rata masa tinggal mereka mencapai 10 hari.

 

Pembatalan Kunjungan

Ilustrasi Phuket, Thailand
Ilustrasi Phuket, Thailand (dok.unsplash/ Deepain Jindal)

Selama dua minggu ke depan, operator wisata, pejabat pemerintah, dan konsulat Rusia akan bekerja sama memfasilitasi wisatawan yang ingin tetap tinggal di Thailand. Bhumikitti mengatakan, shelter wisatawan di Phuket kemungkinan akan mendapat pesanan lebih banyak dari wisatawan Ukraina yang mencari suaka selama mereka belum pulang ke negaranya.

Dia juga mengungkapkan para turis Rusia kemungkinan membatalkan perjalanan mereka meski sudah memesan. Sekitar 30 persen pasar Rusia terbang via Timur Tengah, tapi mereka akan batalkan perjalanan karena biaya tinggi yang diakibatkan sanksi dan nilai tukar yang merosot.

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya