Bijak Pilih Snack Sehat di Tengah Meningkatnya Kebiasaan Ngemil di Masa Pandemi COVID-19

Snack dari olahan buah asli bisa jadi salah satu pilihan camilan yang menarik.

oleh Asnida Riani diperbarui 28 Mar 2022, 05:03 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2022, 05:03 WIB
Ilustrasi keripik
Ilustrasi keripik pisang sebagai snack sehat. (Photo on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19telah mengubah kebiasaan manusia menjalani kesehariannya secara dramatis. Salah satu yang tercatat di masa krisis kesehatan global ini adalah bagaimana kebiasaan ngemil meningkat.

Seala Septiani, Health and Nutrition Consultant, mengatakan bahwa teknologi pangan di Indonesia berkembang dengan pesat. Faktor itu mendukung banyaknya penawaran snack dengan berbagai citra rasa unik.

"Dari berbagai pilihan itu, masyarakat harus lebih bijak memilih snack sehat. Snack yang sehat itu mengandung rendah gula, garam, lemak maupun minyak, serta tanpa bahan pengawet," katanya saat konferensi pers virtual Kamis, 24 Maret 2022.

Ia menambahkan, produsen snack juga harus mulai memberi pilihan-pilihan camilan yang bermanfaat bagi tubuh konsumen, seperti yang terbuat dari buah asli. Merujuk pada hasil riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2018, 95,4 persen masyarakat Indonesia masih belum memenuhi asupan buah dan sayur harian mereka.

"Walau saya hidup sehat, saya bersama keluarga tetap mengonsumsi snack sebagai balancing dalam hidup kami. Nah, saya sebagai orangtua tetap memilih snack yang berkualitas, aman, tidak ada MSG, tidak ada pengawet, dan ada asupan gizi," Andrew White selaku pegiat hidup sehat mengatakan. 

Ia juga menggarisbawahi pentingnya kesadaran memilih snack yang bermanfaat bagi kesehatan. Ini terutama bagi orangtua yang harus menuntun anaknya dalam mengonsumsi snack sehat.

Melihat masalah itu, Great Giant Foods (GGF) meluncurkan produk Snack Pisang Cavendish "Sunpride LYFE" dengan bahan dasar pisang cavendish, tanpa MSG, dan tanpa zat pengawet lainnya. Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan, yakni integrated sustainable farming dan menghasilkan produk-produk inovatif untuk masyarakat.

“Awalnya, kita berinovasi bagaimana menciptakan snack yang balance antara enak dan sehat agar tetap bisa dikonsumsi. Kita harus melebarkan akses pisang cavendish ini dengan format baru, yaitu snack agar tidak bosan,” tutur Bernando Pardamean, Head of Marketing FMCG Great Giant Foods (GGF).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Melibatkan Petani Lokal

Snack Sehat
Konferensi pers virtual peluncuran produk Snack Pisang Cavendish "Sunpride LYFE,” 24 Maret 2022. (dok. tangkapan layar Zoom)

Lebih lanjut Bernando mengatakan, camilan ini menggunakan pisang cavendish yang ditanam, lalu dipanen dari perkebunan sendiri, yang bekerja sama dengan petani lokal. Sunpride LYFE sendiri mengusung tema "SURPRISE" dalam peluncurannya. 

Produk ini juga hadir dengan klaim berbeda dari snack sehat lainnya. Pasalnya, mereka menawarkan rasa yang belum pernah ada, seperti chili lemon, beef BBQ, dan cokelat.

Berapa Harganya?

Ilustrasi Keripik Pisang
Ilustrasi keripik pisang. (dok. Pixabay.com/nastya_gepp)

Tekstur renyah camilan ini, katanya, didapat dari proses pemotongan tipis-tipis, membuatnya lebih renyah daripada keripik pisang biasa. Sunpride LYFE bisa didapatkan di beberapa store di Jabodetabek, Bandung, Medan, Surabaya, dan Bali.

Selain itu, camilan ini juga tersedia di e-commerce platform. Untuk harga, produk ini dibanderol Rp10 ribu-–Rp11 ribu per pcs. (Natalia Adinda)

Ngemil Lebih Banyak Jika

Ilustrasi nonton sambil ngemil (pixabay)
Ilustrasi ngemil (pixabay)

Sementara, menurut studi oleh Ohio State University menunjukkan bahwa mereka yang melewatkan sarapan cenderung akan ngemil lebih banyak. Melansir laman Healthline, tim peneliti mengambil data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES).

Itu merupakan survei tahunan yang berupaya menangkap gambaran tentang status kesehatan dan gizi orang Amerika Serikat. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 30.889 orang dewasa, berusia 19 tahun ke atas, yang telah berpartisipasi dalam NHANES antara 2005--2016.

Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional

Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional
Infografis tampilan kekinian camilan tradisional. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya